Part 24 ~• Yugo Rakhsa Perdana • ~

41 6 0
                                    

I couldn't fall asleep peacefully for a single night

How painful must it have been?

- Bolbbalgan4 [To my Youth] -

- Bolbbalgan4 [To my Youth] -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 18 April 2019.

Pagi ini Aksa tidak berniat niat untuk masuk sekolah, laki-laki itu juga tidak berinisiatif mengabari siapa saja yang sedari tadi menanyakan di mana dirinya sekarang. Bahkan Genta, Gilang, dan Jay sekalipun. Aksa hanya menghubungi Jay untuk mengambil motornya yang keduanya sepakati bertemu di depan Warung Emak.

Sebenarnya setelah mengembalikan motor Aksa, Jay sempat menawarkan diri untuk menemani Aksa nongkrong di Warung Emak, sekadar minum kopi atau menghabiskan sepiring sukun tepung goreng beserta pisang goreng. Tetapi tawaran Jay ditolak mentah-mentah, katanya Aksa sedang ingin sendiri.

Hawa dingin menyelimuti Aksa kala hujan turun mengguyur kota. Cowok itu sudah duduk di bangku panjang milik Warung Emak sedari pagi, bahkan menjelang malam begini Aksa tidak berniat untuk beranjak, padahal dirinya tidak berkegiatan apapun kecuali memperhatikan Emak yang sedang melayani pembeli dari pagi sampai malam begini.

"Nggak sekolah, tong? Dari pagi nongkrong mulu, pantat lo nempel di bangku?"

Aksa menggeleng kemudian tersenyum, dirinya sempat terkejut karena Emak menyadari kehadirannya di sini.

"Tumben nggak sama yang lain, lagi berantem ya?"

"Enggak Mak, pagi tadi aja baru ketemu Jay."

Sebagai jawaban Emak hanya manggut-manggut, kemudian kembali menangani indomie pesanan yang hampir matang.

Ponsel Aksa berdering, panggilan dari Genta. Entah sudah keberapa kalinya laki-laki itu menghubungi Aksa. Walaupun sudah berulang diabaikan, Genta tetap menghubunginya.

Hingga pada panggilan yang kesekian, Aksa menyerah.  Cowok itu dengan berat hati mengangkat panggilan dari Genta yang entah sudah keberapa kali.

"Heh! Kemana aja?!"

Aksa memilih diam saja, dirinya benar-benar tidak bernafsu untuk meladeni Genta kali ini.

"Di mana?"

"Kenapa?"

"Orang nanya di mana malah nanya balik. Dicariin Dara dari pagi, kebangetan banget nggak minta ma"

Sambungan telepon dari Genta secara sepihak Aksa putus, matanya menatap awas saat sebuah Toyota Camry hitam baru saja keluar dari halaman sekolah. Di sana, di bangku penumpang, ada siluet seorang anak laki-laki yang Aksa kenali.

Mobil hitam itu milih ayah Yugo. Tentu saja kedatangan Om Firman bukan bertujuan untuk menjemput Yugo, karena setahu Aksa, Yugo masih menjalani pertandingan basket malam ini.

Dear Aksara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang