Part 9 ~• Ingatan Manis •~

88 29 20
                                    

Kenangan manis sehari ini
Jadi alasan untuk kembali.

- Pamungkas [Kenangan Manis] - 

Jakarta, SMA Putra Bangsa, 13 April 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, SMA Putra Bangsa, 13 April 2019.

Sesaat sebelum Yugo memilih ke Warung Emak dan menemui Aksa di sana. Laki-laki itu sempat berdebat kecil dengan papanya. Sepeninggalan Om Dimas, Yugo menarik papanya untuk menuju area gelap yang jauh dari pengawasan CCTV.

"Papa yang kasih amplop itu ke Om Dimas?" tanya Yugo sembari menahan emosi, laki-laki itu sesekali tampak menahan napas sambil meremas tangannya keras-keras.

"Itu bukan berkas apa-apa yang penting."

"Papa tahu nggak? Itu bukan aku yang ambil, itu punya Aksa. Aksa bisa aja butuh berkas di dalam amplop itu."

"Bisa kamu tidak egois sebentar saja?"

"Kapan aku egois, Pa?" tanya laki-laki itu, "Aksa mungkin butuh berkasnya," tekan Yugo pada setiap kalimatnya. Di bawah remang-remang lampu yang dipasang menghadap ke area belakang sekolah, Yugo masih bisa meneliti setiap jengkal wajah papanya dengan seksama.

"Ada sesuatu yang disembunyikan Dimas, itu bersangkutan dengan Prima." Firman menjelaskan, kedua netranya yang sedari tadi memanas kontan berkaca-kaca setelah menyebutkan sebuah nama yang sampai saat ini masih sangat ia rindukan.

"Kamu kangen juga, kan, sama Mama kamu?"

Pertanyaan itu seolah-olah menggema di dalam otak Yugo. Laki-laki itu mengerjap, seketika memegang bahu papanya lalu mendorongnya hingga menyentuh tembok. Ditatapnya kedua indra penglihatan milik papanya, ia tidak menemukan sebuah kebohongan di sana.

"Kalau saja kamu ceroboh, nyawa Mama kamu yang jadi taruhannya, Yugo."

Yugo kalut, laki-laki itu mendadak lemas lalu mundur beberapa langkah, setelahnya ia terduduk pasrah di atas tanah.

Firman menarik kerah kaos milik anaknya, tanpa berlama-lama, sebuah tinju melayang mengenai pipi kanan Yugo. "Jangan lagi bertindak cerboh. Kamu tidak tahu siapa yang sedang kamu hadapi, Yugo.

Satu lagi, kehadiran teman baru kamu itu bukan sesuatu tanpa maksud, Yugo." Firman merapikan jas miliknya, kemudian berlalu meninggalkan Yugo yang masih terduduk seolah tidak memiliki tenaga sama sekali.

Pipi kanan Yugo berdenyut ngilu. Yugo tidak bodoh, ia masih bisa dengan baik mencerna ucapan papanya barusan.

Laki-laki itu lantas mengerang, lalu menendang beberapa kerikil tak berdosa yang ada di sekitarnya. Yugo tidak tahu harus ke mana, sepertinya bermain basket sampai benar-benar kehilangan tenaga merupakan ide yang bagus.

 Yugo tidak tahu harus ke mana, sepertinya bermain basket sampai benar-benar kehilangan tenaga merupakan ide yang bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear Aksara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang