Setelah rapi bersiap untuk pergi bekerja , Yena memandangi dua tongkat baseball yang ia pegang. Sebenarnya sudah lama Yena membelikan tongkat baseball untuk Woojin, namun ia belum memberikannya karena ingin memberikannya sebagai kejutan.
Sekarang ia bingung mana yang harus ia berikan , memberikan apa yang ia beli atau memberikan pemberian Yujin. Ia ingin sekali memberikan yang sudah ia beli, walau tak semahal pemberian Yujin. Namun, ia memberikannya karena menyayangi Woojin. Yena menghela nafas lalu menyimpan salah satunya dan keluar dari kamar.
" Wonyoung, dimana Woojin? "
" Dia masih di kamar sebentar lagi turun"
Yena duduk di kursi meja, siap untuk menyantap sarapan yang di buat istrinya. Tak lama Woojin turun , menggendong tas dan menuju meja makan duduk di sebelah Yena.
" Hari ini kalian ayah antarkan "
" Benarkah? Tumben ayah ingin mengantarkan kami "
" Ayah belum lihat sekolahmu, siapa tau ayah mengetahui bahwa kau banyak penggemar siswi-siswi di sekolah " Yena mengacak rambut Woojin.
" Aisshh, ayahhh. Aku tidak banyak penggemar, kami hanya berteman "
Yena tersenyum bangga, Woojin benar-benar mengikuti ajarannya. Tidak ada hubungan spesial antara perempuan dan laki-laki selain berteman , hanya boleh fokus pada pelajaran dan sekolah. Itulah yang Yena harapkan dan Woojin benat-benar melakukannya.
" Makan sarapan kalian " Ucap Wonyoung.
Yena mengemudikan mobilnya menuju sekolah Woojin , sesekali mereka berbincang ringan. Atau Yena yang terus mengusili Woojin , sampailah mereka di sekolah Woojin keluar dari mobil bersama Wonyoung.
" Belajar yang benar " Wonyoung mencium pipi anaknya.
" Iya ibu "
" Ah, Woojin " Yena keluar dari mobil dan mengambil tongkat baseball dari bagasi.
" Ini untukmu "
" Untukku? "
Woojin membuka sarung sarung tongkat tersebut , betapa terkejutnya ia melihat tongkat baseball yang di berikan Yena.
" Ayah, Ini.... Ini... Penuh tanda tangan, terimakasih aku menyukainya "
Woojin memeluk Yena dengan begitu erat, ia sangat senang dan begitu menyukai tongkat tersebut. Memang itu bukan pemberiannya, tapi ada rasa senang dalam diri Yena karena ia yang mendapatkan kasih sayang Woojin.
" Sama-sama, berlatih dengan baik dan jadilah pemain baseball terkenal suatu saat nanti "
" Aku akan berlatih dengan giat "
Woojin melepas pelukannya dan terus menatap tongkat baseball tersebut , sebuah mobil datang dan berhenti. Ternyata itu adalah mobil Yujin , Minyu keluar bersama Yujin untuk menyapa keluarga Choi.
" Ah, selamat pagi " Sapa Yujin.
" Selamat pagi , paman Yena tante Wonyoung "
" Pagi Yujin Minyu "
" Tumben kau mengantar mereka " Tanya Yujin pada Yena.
" Iya, aku ingin melihat sekolah Woojin "
Yujin melihat ke arah apa yang ada di tangan Woojin , ia tersenyum karena terlihat Woojin sangat senang dengan hadiahnya.
" Tongkat baru Woojin? " - Yujin.

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED 2
RomanceKesalah pahaman yang membuat kekacauan dalam sebuah hubungan