Page 16

745 94 21
                                    

Jangan lupa vote dan komen chagii..
Tinggalkan jejak sebagai penyemangat..










Happy Reading!















Matahari mulai naik menampakan sinarnya, namun kamar tetap gelap karena tertutup gorden. Hidung Yena mulai mengendus sebuah aroma, aroma kopin yang masuk ke dalam indra penciumannya.


Ia bangkit dengan masih menutup mata, meraba kasur dan tak ada Wonyoung. Ia membuka matanya dan hanya menemukan secangkir kopi dan sepirinh roti di atas nakas.


" Sayaanggg "


" Youngieee "


Yena mengusap wajahnya dan menyingkap selimut, ia bergeser ke bagian ranjang di sebelah nakas.


Meminum kopi yang sudah di siapkan, ia turun dari ranjang mengambil roti dan memakannya sambil berjalan keluar kamar. Di ruang tengah ada Woojin yang sedang menonton kartun bersama.


" Woojin dimana ibu? "


" Di kolam berenang "


Yena berjalan ke arah kolam berenang, telihat Wonyoung yang sedang duduk di tepi kolam dan menyelupkan kakinya. Ia hanya memandangi air kolam yang begitu tenang, Yena berjalan menghampiri Wonyoung dan duduk di sampingnya.


" Terimakasih sarapannya "


" Baru bangun? "


" Iya "


Yena bersandar pada pundak Wonyoung, ia masih merasa lelah karena terus mengemudi kemarin. Sepulang dari Jeju, mereka sampai sangat larut. Untunglah hari ini libur, ia bisa beristirahat sepuasnya.


" Aku harus bersiap pergi ke toko "


Saat Wonyoung akan berdiri Yena menarik tubuhnya untuk kembali duduk, Yena membuat Wonyoung duduk menghadapnya.


" Kau kenapa? "


" Aku? Aku kenapa? "


" Akhir-akhir ini kau terlihat selalu murung dan menyendiri, kau kenapa sayang? "


" Itu hanya perasaanmu saja "


" Tidak, kita sudah menikah bertahun-tahun aku sangat mengerti kau orangnya seperti apa "


Wonyoung diam tak menjawab Yena, apa yang harus ia katakan sekarang? Yang jelas ia tidak mau membahas tentang dia dan Yuri.


Itu terlalu menyakitkan untuk sekarang, ia belum kuat untuk membahasnya. Wonyoung masih harus mencari jawaban, siapa yang Yena inginkan.


Wonyoung mendekat pada wajah Yena, perlahan ia menempelkan bibirnya oada bibir Yena. Melumat nya secara lembut, Yena membalas ciuman tersebut.


Wonyoung di tarik merapat pada tubuh Yena, ia duduk di pangkuan Yena yang duduk bersila. Melingkarkan kakinya di pinggang pria tersebut, ciuman mereka semakin dalam.


Yena memegang pinggang ramping Wonyoung dan Wonyoung mengalungkan tangannya di leher Yena. Ciuman mereka semakin dalam saat Yena menekan tengkuk Wonyoung, meraup bibir kesukaannya secara bergantian.


Ciuman mereka mulai melibatkan lihat, saling menghisap dan bertukar saliva. Wonyoung benar-benar merindukan Yena, mereka sering berinteraksi dan bermesraan. Namun , tak sehangat dulu. Karena Wonyoung selalu merasa melihat Yena juga melakukan hal yang sama pada Yuri.


COMPLICATED 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang