Page 8

789 106 34
                                    

Jangan lupa vote dan komen chagii..
Tinggalkan jejak sebagai penyemangat..




Happy Reading!








Yujin masih berkeliling di toko peralatan olahraga, setelah terus menunda membeli hadian untuk Woojin akhirnya ia bisa memiliki waktu untuk mencari hadiah. Tentu ia tidak sendiri , ia di temani Wonyoung agar tau selera Woojin.


Setelah meluangkan waktu setelah rapat, Yujin langsung ke toko Wonyoung mengajaknya membeli hadiah untuk Woojin.


" Karena dia sudah punya tongkat, kita tinggal beli Bat Bags dan Glove " Ucap Yujin.


" Iya "


" Sepertinya kalian sangat harmonis, Yena selalu terlihat semangat dan bahagia untuk bekerja "


" Begitulah, ia juga jadi semangat untuk aku dan Woojin "


Yujin mengangguk paham, ia senang jika Wonyoung benar-benar di jaga dan di bahagiakan Yena. Ia tidak salah mempercayakan Woojin pada Yena, setidaknya ia bisa fokus terhadap keluarganya sendiri tanpa mengkhawatirkan Woojin.


" Warna apa yang di sukai Woojin? "


" Biru "


" Warna kesukaan kita sama "


" Karena dia anakmu "


" Tapi, sikapnya sangat mirip dengan Yena. Mungkin Woojin adalah Yena versi sedikit kalem "


" Itu yang kau lihat secara sekilas, namun jika lebih dekat. Ia juga mewarisi sikapmu dan tingkah lakumu, bagaimana cara dia makan, makanan kesukaan,ketika bermanja atau tertawa ia sangat mirip denganmu. Sebagiannya mewarisimu hanya saja tidak terlalu menonjol "


Seperti kata pepatah buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya, siapapun yang membesarkannya ia akan tetap seperti orang tuanya.


" Maafkan aku tidak bisa jadi ayah untuknya "


" Tak masalah, karena aku menemukan ayah yang lebih pantas untuk Woojin "


Itu lumayan menyakitkan untuk Yujin, itu membuat ia kembali menyesali kesalahnnya dulu. Lebih tepatnya ia menyesali karena telah mencampakan Minju, jika ia lebih setia dulu mungkin ia tak akan terus di rundungi rasa bersalah.


Mereka pun selesai mencari apa yang mereka butuhkan lalu pergi untuk kembali.


" Aku ingin membeli sesuatu untuk Minju dan Minyu "


" Boleh, ayo aku antar "


" Terimakasih Wonyoung "


" Sama-sama "


Tanpa mereka tau seseorang memergoki mereka dari kejauhan, tersenyum miring penuh kemenangan. Ia juga tak lupa mengambil potret kebersamaan Yujin dan Wonyoung sebagai barang bukti.


" Minju akan semakin membencimu Ahn Yujin "


















Yujin yang sedang fokus pada pekerjaannya, terganggu karena suara dering ponselnya. Ia segera mengangkat panggilan tersebut dan menjawabnya.


" Halo "


" Tuan, apa nona Minyu pulang dengan anda? "


" Hah? Apa maksudmu? Aku masih bekerja bagaimana aku bisa menjemputnya? "


COMPLICATED 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang