Page 18

764 89 23
                                    

Jangan lupa vote dan komen chagii..









Happy Reading!














Setelah mengantar Woojin kesekolah, sekarang tinggal Yena dan Wonyoung di dalam mobil. Yena terus melirik ke arah Wonyoung yang hanya diam saja, awalnya suasana begitu hangat karena Woojin mengajak mereka mengobrol.

Namun, setelah Woojin kekuar suasana menjadi hening, tepatnya hanya suara jalanan yang terdengar. Wonyoung hanya diam tanpa melirik ke arah Yena, pria itu mempoutkan bibirnya.

Ia benar-benar bingung dengan Wonyoung, mobil di tepikan ke arah toko milik Wonyoung. Wanita itu keluar dan segera membuka pintu toko, Yena ikut keluar mobil.

" Saranghae "

Teriak Yena membuat Wonyoung menoleh ke arahnya, ia mengerutkan kening dan kembali mencoba membuka kunci pintu.

" Saranghae Wonyoung-ssi "

Wonyoung hanya menggelengkan kepalanya menanggapi kelakuan Yena, pria itu berjalan sedikit lebih mendekat pada Wonyoung.

" Saranghandago "

Wonyoung membuka pintu lalu masuk, Yena ikut masuk kedalam.

" Saranghandanikka "

" Heem " Jawab Wonyoung masuk ke arae kasir.

" Jinjja noemu neomu saranghae "

Wonyoung yang sejak tadi menahan tertawanya tak sanggup lagi, ia tertawa di ikuti Yena yang juga tertawa.

Wonyoung menghampiri Yena dan mecubit pelan kedua pipi Yena, ia menciumnya dengan penuh kasih sayang.

" Nado saranghae "

Jawaban Wonyoung membuat Yena tersenyum ia memeluk Wonyoung dengan sangat erat, akhirnya Wonyoung memberi kehangatan kembali.

" Kau selalu menonton drama itu "

" Kau tau? "

" Iya, aku sering memperhatikamu menangis karena drama "

Yena melepas pelukannya, meraih tangan Wonyoung dan mencium telapak tangan istrinya.

" Tanganmu lembut "

" Benarkah? "

" Heem "

Yena menyimpan tangan Wonyoung di wajahnya, merasakan hangatnya tangan Wonyoung yang amat ia rindukan.

Wonyoung mengusap pipi Yena dengan kedua ibu jarinya, betapa tersiksanya ia menahan untuk memanjakan Yena. Tapi, itu tak membuat Yena berpikir ia sedingin itu karena dirinya.

" Lembut seperti tangan kelinci "

" Berarti tanganmu kasar seperti bebek "

" Coba saja "

Tangan Yena berpindah menangkup wajah Wonyoung, mereka saling menangkup wajah masing-masing.

" Ini nyaman " Ucap Wonyoung.

" Iya "

Mereka saling nyaman dengan sentuhan tersebut, jujur sentuhan Yena begitu hangat. Itulah yang membuat Wonyoung tak ingin melepas Yena, selain ia membuatnya nyaman dengan sikap sentuhan Yena begitu menenangkan.

COMPLICATED 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang