Happy Reading!
Yujin masih menangis frustasi di dalam mobilnya, kehancurhannya hari ini tak bisa di gambarkan dengan hal atau kata apapun. Ia benar-benar tak menyangka akan sehancur ini, istrinya yang begitu ia sayangi mencampakannya bahkan mengandung anak pria lain.
Bahkan ia terpaksa menjauhkan sementra Minyu dari Minju, ia meminta ibunya untuk menjemput Minyu dan menginap disana untuk sementara. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang, ingin mempertahankan namun terus di tolak Minju.
" Aaaarrrggghhhh "
Yujin terus memukul stir mobilnya, emosinya tidak terkontrol untuk saat ini. Ia menyalakan mobil dan melajukannya, seban tengah malam ia menginjak gas dengan kecepatan yang tidak biasa.
Pikirannya kalut sampai tak bisa berpikir apapun, mobilnya berdecit keras saat Yujin tiba-tiba menginjak rem karena lampu merah.
Ia menunduk merasakan sesak di bagian dada, ia menyakitkan bahkan terlalu menyakitkan untuk Yujin.
" Minju~, kenapa? Kenapaa?!!! "Kesekian kalinya Yujin memukul stir, ia benar-benar di kelilingi kekalutan. Berpikir selama ini keluarganya baik-baik saja, di luar dugaan ternyata sehancur ini.
Ia kembali melajukan mobilnya ke suatu tempat, ia berhenti di sebuah parkiran berjalan gontai menaiki tangga untuk menuju sebuah rumah.
Ia menekan bell rumah tersebut, tak lama pintu rumah di buka.
" Yujin? "
Yujin berdiri diam di ambang pintu, tatapan sendu dan banyak kesedihan menumpuk disana.
" Kau ke— "
Yujin langsung memeluk Wonyoung di ambang pintu, ia benar-benar butuh teman untuk saat ini. Ia menangis di pelukan Wonyoung berharap semuanya kembali seperti semula, Yujin memeluk Wonyoung dengan erat.
Ia benar-benar tak tau harus berbuat apalagi, ia butuh kenyamanan dan menenangkan diri.
" Kau kenapa? "
" Wonyoung~ "
Mendengar Yujin yang menangis tersedu membuat ia kasihan, ia juga pernah seperti ini. Jadi ia paham keadaannya dan harus bertindak apa, Wonyoung menepuk dan mengusap punggung Yujin.
" Tenangkan dulu Yujin "
" Minju~, ini menyakitkan "
" Kuatlah "
Wonyoung benar-benar mengerti apa yang Yujin rasakan, sejatinya laki-laki dan wanita itu sama. Walau seharusnya memang terlihat lebih kuat dari perempuan, tapi kenyataannya dalam urusan perasaan tak jarang laki-laki jauh lebih rapuh.
Seperti Yujin saat ini, ia terlihat begitu sedih dan terpukul. Terasa dari pelukannnya, ia memeluk Wonyoung dengan saat erat dan gemetar.
" Masuk dan ceritakan "
Yujin duduk di kursi balkon bersama Wonyoung, ia memandang kosong ke arah langit. Dengan sedikit masih terisak dan mata yang berair, Wonyoung hanya menemaninya agar tak merasa sendiri.
Setelah mendengar semuanya, ia merasakan hal yang sama. Ia juga sedang dalam keadaan yang di campakan.
" Apa ini karma? "
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED 2
RomansKesalah pahaman yang membuat kekacauan dalam sebuah hubungan