- Victoria Pov
Aku memandang isi lemariku dengan sedih. Aku sudah mencoba banyak pakaian lamaku tapi semuanya tidak ada yang muat lagi. Hanya ada kaos besar rumahan yang biasa aku pakai dirumah. Padahal aku ingin terlihat menarik dimata Nio. Dengan kesal aku mengambil kaos itu dan memakainya. Saat mengingat kalau Nio yang akan mengantarku untuk cek kandungan kedua sisi bibirku otomatis terangkat.
" Daddy akan melihatmu hari ini. Pasti kau senang seperti mommy kan? " Ucapku sendiri sambil mengelus perutku yang sudah membesar.
Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi sejak hamil ini aku selalu ingin Nio ada didekatku. Makanya ketika dia bilang mau mengantarku kontrol kandunganku rasanya aku senang sekali. Dia peduli pada kami. Dia tidak melupakan kami. Dengan pemikiran itu aku mulai bersiap-siap.
Ketika aku keluar kamar aku melihat Nio sudah siap. Dia mengenakan kaos hitam favoritnya dan juga jaket denim yang membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan. Kurasa aku akan gila. Apa yang salah dengan otakku? Kupikir dulu aku membencinya. Kenapa tiba-tiba aku berubah begini.
" Kau sudah siap? " Nio yang mendadak sudah sampai didepanku membuatku terlonjak kaget.
" Sorry, apa aku mengagetkanmu? "
" Oh tidak. Salahku melamun tadi. "
" Apa kau baik-baik saja? Maksudku bayinya merepotkanmu? " Nio bertanya dengan intonasi yang sangat hati-hati.
" Aku baik-baik saja. Bayinya sangat pengertian. Dia tidak merepotkan. " Tanganku spontan mengelus perutku.
" Baguslah. Bisa kita berangkat sekarang? " Nio kembali bertanya.
" Yah tentu. "
Kami berjalan menuju mobil yang terparkir rapi didepan rumah. Mobil mewah dengan warna hitam mengkilat.
" Hati-hati kepalamu. " Nio disana telah membukakan pintu mobil untukku. Kurasa aku akan mati karena terlalu bahagia.
" Terima kasih " Ucapku pelan.
Dia hanya tersenyum kecil dan kemudian masuk melalui pintu sebelahnya.
Mobil melaju dengan tenang. Tidak ada yang memulai pembicaraan sampai kami hampir sampai kerumah sakit tempatku kontrol.
" Jika butuh sesuatu jangan sungkan memberitahuku. " Ucap Nio tiba-tiba.
Ketika aku menatap kearahnya dia ternyata juga tengah menatapku. Membuat jantungku kembali berdendang ria.
" Terima kasih. " Hanya itu jawabanku.
" Apa kau mengalami morning sickness? " Nio menatapku sebentar lalu kembali fokus kejalanan.
" Tidak. Aku bahkan tidak merasakan apapun kecuali perutku yang semakin membesar. Babynya sangat pengertian sama mommynya. " Ucap bangga sambil mengelus perutku.
Kami sudah sampai dirumah sakit dan sedang mencari tempat parkir. Setelah mendapatkan tempat parkir.
Nio melepas seatbeltnya dan menatapku serius. Tangannya terulur ingin menyentuh perutku. Lalu dia seakan sadar aku yang terkejut dan menahan nafasku sejak tadi.
" Bolehkah? " Dia terlihat salah tingkah.
" Tentu. Little B akan sangat senang. " Aku mengambil tangannya dan meletakkannya diatas perutku.
Nio menutup matanya dan aku tidak bohong ketika melihatnya tersenyum lebar. Aku hampir saja menitikkan air mataku. Hamil membuatku sangat sensitif.
Lalu tiba-tiba ponsel Nio berbunyi. Dia terkejut dan langsung menarik tangannya.
" Maaf. " Ucapnya singkat.
Lalu dia mengangkat panggilan diteleponnya. Aku memperhatikannya yang berbicara ditelepon. Ekspresinya berubah. Ada masalah?
" Anata jangan keras kepala. Aku akan segera kesana. " Ucap nio diponsel. Suaranya tajam tapi terselip rasa khawatir yang kuat.
Setelah menyelesaikan panggilan itu. Dia menatapku penuh penyesalan. Aku tidak akan menyukai apapun yang keluar dari mulutnya setelah ini.
" Maafkan aku. Ada hal yang harus aku urus. Nanti aku akan menjemputmu. Aku hanya sebentar. "
" Baiklah. " Jawabku singkat lalu turun dari mobil. Aku tidak ingin dia melihat wajah kecewaku.
Ketika aku sudah turun dia langsung melajukan mobilnya dengan kencang meninggalkanku disana sendirian.
Aku sangat ingin mengatakan kamu sudah berjanji akan melihat baby kita. Tapi kau malah pergi mengurus wanita lain. Anata. Siapa anata? Apa itu pacarnya? Kenapa dia terlihat begitu panik dan terburu-buru.
Aku menepuk pelan dadaku yang sesak dan mengelus pelan perutku.
" Tidak apa little B. Lain kali daddy akan melihatmu. Jangan sedih yah. " Air mataku mengalir dengan sendirinya tanpa bisa aku kontrol.
Aku menghapus air mataku dan menarik nafas berkali-kali. Berusaha menenangkan diriku sendiri. Dan kemudian pergi menemui dokter kandunganku. Semua akan baik-baik saja. Selama little B sehat dan kuat maka aku akan baik-baik saja.
Aku mendaftarkan namaku dan kemudian duduk menunggu namaku dipanggil. Aku melihat kesekitarku. Banyak perempuan perut buncit yang duduk menunggu namanya dipanggil juga seperti diriku. Bedanya mereka ditemani oleh suami mereka atau keluarga mereka. Tidak seperti diriku yang hanya duduk sendirian.
Tidak lama kemudian namaku dipanggil dan aku bertemu dengan dokter Clara. Mendengar little B tumbuh dengan sehat dan kuat membuatku sangat bahagia.
Aku mengelus perutku dengan pelan sambil berjalan keluar. Nio bilang dia akan menjemputku. Jadi aku akan menunggunya dilobby. Aku memegang foto usg little B. Aku mencetak 2 tadi. Mungkin Nio ingin menyimpannya juga.
1 jam kemudian
Sudah lama aku menunggu disini. Perutku mulai lapar dan pinggangku mulai pegal karena duduk terus dari tadi. Kenapa dia belum juga datang? Aku ingin menghubunginya tapi aku baru sadar kalau aku tidak punya nomornya. Sialnya baterai ponselku mulai sekarat. Karena dari tadi aku melihat video masak. Lebih menyedihkan lagi ketika aku melihat uang di tasku hanya cukup untuk membeli minum saja. Seharusnya aku tidak mengganti tasku. Kartu ATMku tertinggal di tasku yang biasa aku bawa. Kenapa sial sekali aku hari ini. Padahal tadi pagi aku begitu antusias dan merasa hari ini kan menjadi hari terbaikku. Dengan membawa sisa uang yang tersedia aku pergi membeli minum. Aku kaget karena ternyata harga minuman disini lebih mahal 2x lipat dibanding biasanya. Beruntung aku menemukan uang yang terselip didompetku. Jika tidak maka akan memalukan.
2 jam kemudian.
3 jam kemudian.
4 jam kemudian.
Langit sudah gelap. Tapi belum ada tanda-tanda dia akan muncul. Ponselku sudah mati sejak tadi. Otakku terus berperang melawan hatiku.
Otakku berkata : " Pulanglah sendiri bodoh. Dia tidak akan datang. Kau tidak berarti baginya. "
Lalu hatiku berkata : " Dia pasti datang. Tunggu sebentar lagi. Dia sudah berjanji. "
Begitu terus sampai aku menunggu berjam-jam disini. Tapi sekarang aku tahu kalau hatiku salah. Dia tidak datang. Kami tidak berarti baginya. Dia sudah mengingkari janjinya ketika bilang akan melihat little B. Maka sekarang tidak akan sulit baginya untuk kembali mengingkari janjinya untuk menjemput kami.
Dengan emosi aku berjalan keluar rumah sakit dan berjalan tanpa arah. Aku terlalu emosi untuk berpikir jernih saat ini. Hingga aku tidak sadar aku menyebrang saat ada mobil yang melaju cepat kearahku.
Apa aku akan mati?
Apa mati itu sakit?
Maafkan mommy little B. I love you.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY ( Nio And Victoria )
RomanceSemua karena alkohol. Jika aku bertemu dengan jin yang bisa mengabulkan 3 permintaan maka permintaan pertamaku adalah memusnahkan alkohol dari muka bumi ini. - Victoria Kyle Monrie Alkohol memang bisa menghilangkan masalahku sejenak tapi kemudian...