- Victoria Pov
Ini sudah hampir tengah malam dan aku masih belum bisa tidur. Padahal aku sudah sangat lelah. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk membuat diriku nyaman. Aku juga sudah mencoba menghitung domba yang terkenal itu. Tapi masih saja tidak bisa tidur. Dengan frustasi aku bangun dari ranjangku. Seperti ada kurang sesuatu tapi aku tidak tahu apa itu. Aku berjalan menuju kulkas dan melihat isi dalamnya. Isinya tidak ada yang menggugah selera jadi aku menutup kembali kulkas itu.
Aku menghelah nafas panjang. Apa yang harus aku lakukan tengah malam begini? Dan sendirian. Entah kenapa perasaanku tidak enak. Aku merasa sangat menyedihkan hidup sendirian. Tidak ada yang mengkhawatirkanku. Tidak ada yang menanyakan kabarku. Bahkan ayah kandungku sendiri. Ibu dan adikku meninggal 5 tahun yang lalu. Kecelakaan saat ingin menghadiri acara kelulusanku. Sebelum kecelakaan itu kami adalah keluarga yang bahagia. Tapi sejak kecelakaan itu semua berubah drastis. Ayahku tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibu dan adikku meninggal. Dia menghindariku sejak hari itu. Kurasa dia menyalahkanku. Air mataku mengalir tanpa aku sadari. Sudah 5 tahun. Tapi sakitnya masih terasa sampai sekarang. Aku merindukan keluargaku. Ayah, ibu, dan adikku.
Aku tidak tahu apa yang ada dipikiranku saat aku mengambil ponselku dan menghubungi orang yang aku pikir tidak akan pernah aku hubungi. Aku melihat jam diponselku dan sudah hampir jam 1. Tapi aku seakan tidak peduli.
" Hallo " Suara serak khas orang baru bangun terdengar ditelingaku.
" Aku tidak bisa tidur. Hiks hikss " Aku merengek padanya. Sepertinya aku sudah gila.
" Victoria? " Dia seakan baru sadar dengan siapa dia berbicara.
" Aku sudah mencoba segala cara untuk tidur tapi tetap tidak bisa. Huaaa... " Aku tidak peduli dia akan berpikir apa tentangku. Aku ingin menangis dan didengar seseorang. Kemana urat maluku bersembunyi?
" Jangan menangis. Aku akan kesana. " Ucapnya lalu kemudian terdengar suara keras pintu dibuka dan ditutup.
Aku memperhatikan ponselku sekilas lalu mematikannya. Perutku terasa lapar sekarang. Aku menghapus bekas air mataku kemudian mengambil jaket serta dompetku. Kemudian keluar untuk mencari makanan. Membayangkan jajanan jalanan malam-malam begini membuat liurku hampir menetes.
Sungguh beruntung aku malam ini karena tanpa berjalan jauh aku sudah menemukan sebuah food truck. Aku melihat gambar sandwich di food truck itu dan aku sungguh sangat menginginkannya.
" Sir aku mau 2. Tidak 3 saja. " Pesanku kepada penjual bertubuh sexy itu.
" Baiklah nona cantik. Tunggu sebentar. " Penjual itu mengedipkan sebelah matanya membuatku tersenyum malu. Semoga saja aku tidak merona.
" Apa yang kamu lakukan disini? " Suara dibelakangku mengagetkanku. Cepat sekali dia sampai kesini.
" Nio? Kamu mau sandwich? "
" Tidak. " Aku memandang Nio bingung saat tangannya mendarat dipinggangku. Memelukku erat seolah ingin siapapun yang melihat kami tahu kalau aku adalah miliknya.
Aku membiarkan saja tangannya dipinggangku. Aroma tubuhnya mengusik hidungku. Aku memastikan lagi penciumanku.
" Apa yang kamu lakukan? " Dia yang memandangku bingung sekarang. Aku memandangnya sebentar. Rambutnya tidak serapih biasanya. Wajar saja dia kan baru bangun tidur.
" Aku suka aromamu hari ini. " Ucapku spontan. Aku memeluk lehernya dengan kedua tanganku. Sepertinya aku sudah menemukan apa yang kurang.
" Nona ini sandwich anda. " Aku melepas pelukanku walau rasanya tidak ingin dan mengambil pesananku. Tapi satu tangan Nio menahan pinggangku sedangkan satunya mengambil sandwich itu.
Sekarang sandwich ini sudah tidak menarik lagi bagiku. Pria ini jauh lebih menarik. Semoga air liurku tidak menetes dan membuatku malu karena terlalu menginginkan pria ini.
Kami masuk kedalam mobil Nio dan pulang ke flat kecilku. Suasana hatiku mendadak menjadi sangat baik. Aku bahkan bersenandung kecil disepanjang perjalanan pulang kami.
" Aku pikir akan menemukanmu duduk dilantai dengan wajah yang menyedihkan. Bukan wajah ceria seperti ini. " Ucap Nio saat kami sampai didalam flatku.
" Karena aku sudah menemukan apa yang kurang. " Jawabku senang kemudian duduk dikursi meja belajarku menikmati sandwichku. Tidak seenak bayanganku. Jadi aku meletakkannya begitu.
" Jadi apa yang kurang? " Dia duduk diranjangku karena flat kecilku ini hanya memiliki satu kursi saja dan sedang aku duduki sekarang.
Aku berjalan mendekatinya dan membaringkan tubuhku diranjang. Dia dengan wajah datarnya hanya memandangiku. Jadi aku menepuk sisi kananku yang kosong.
" Ayo berbaring. Kurasa aku sudah bisa tidur. "
" Tidurlah. Aku akan melihatku dari sini. " Dia menarik selimut sampai keleherku.
" Tidak bisa kamu harus disini agar aku bisa tidur. " Aku terlalu malu untuk jujur padanya kalau aku ingin menciumi aroma badannya. Aneh memang. Aku juga tidak mengerti.
" Kita berdua tidak akan muat diranjang kecilmu. "
" Muat kok. " Aku menggeser badanku lebih keluar lagi. Pasti dia tidak pernah tidur diranjang kecil dan sempit seperti ini.
" Stop! Nanti kamu jatuh. " Suara kerasnya mengagetkanku.
Mataku berkaca-kaca siap untuk menangis.
" Maaf aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya tidak mau kamu jatuh." Dia melepas sepatu dan jaketnya. Kemudian naik keatas kasur bersamaku. Yang awalnya aku siap untuk menangis langsung berubah menjadi ceria lagi.
Dia berbaring dengan tidak nyaman. Satu tangannya dijadikan sebagai bantal untuk kepalanyanya. Satunya diletakkan diatas perutnya.
" Apa aku sudah bilang aku suka aroma badanmu hari ini? " Aku berbaring menghadapnya.
" Sudah. "
" Jangan ganti parfummu lagi. Aku suka yang ini. " Mukaku pasti merona karena mengatakan ini. Astaga ada apa denganku malam ini.
Saat aku akan mengubah posisi tidurku. Tangannya menarik pinggangku mendekat ketubuhnya. Aku menahan diri untuk tidak menjerit bahagia. Sudah dari tadi aku ingin mendekatinya. Tapi aku terlalu malu untuk maju terlebih dahulu. Aku kecewa karena aku pikir dia tidak peka. Tapi ternyata peka juga dia. Rasanya bahagia sekali.
" Tidurlah. " Tangannya mengelus rambutku pelan.
Aku menggeser badanku lebih dekat lagi kearahnya dan menghirup aromanya yang begitu aku dambakan. Aku akan mimpi indah malam ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY ( Nio And Victoria )
RomanceSemua karena alkohol. Jika aku bertemu dengan jin yang bisa mengabulkan 3 permintaan maka permintaan pertamaku adalah memusnahkan alkohol dari muka bumi ini. - Victoria Kyle Monrie Alkohol memang bisa menghilangkan masalahku sejenak tapi kemudian...