- Victoria POV
Tanganku mengelus pelan perutku yang sudah sangat membesar ini. Aku bahkan sudah tidak dapat melihat kakiku sendiri.
Beberapa bulan ini aku menjalani hari dengan penuh kebahagiaan. Kehamilanku yang kian membesar tidak mempengaruhi aktivitasku. Kecuali bekerja di cafe. Aku berhenti ketika usia kehamilan bulan ke 7. Walau sebenarnya Nio sudah terus mengomel sejak bulan ke 6. Tapi aku akhirnya bertahan sampai bulan ke 7. Perutku yang membesar itu membuat semua orang takut membiarkanku bekerja. Dan juga aku tidak kuat lagi berjalan kesana kemari.
Selama ini Nio tinggal bersamaku di rumah ini. Bahkan menemaniku pergi memeriksa baby. Aku tidak bohong ketika dia terbengong cukup lama saat pertama kali melihat baby kami. Membuat dokter dan perawat disana diam-diam menertawakannya.
Ketika pagi hari dia akan menemaniku berjalan mengelilingi taman. Lalu sarapan bersama dan kemudian dia pergi bekerja. Lalu aku akan berperang dengan dapur memasak apapun yang bisa aku masak untuk menyambutnya pulang makan malam. Percobaan pertama cukup kacau. Tapi dia akan makan dengan diam sampai aku merebut piringnya dan membuangnya ketempat sampah. Lalu kami akan memesan burger dan makan dengan tenang dan damai.
Malamnya dia akan tidur di sampingku dan mengelus perutku sampai aku tertidur. Sekarang dia lebih sering tidur di kamarku dibandingkan kamarnya sendiri. Jadi jangan heran jika barangnya sudah berpindah hampir setengah di kamarku. Atau sebenarnya aku yang memindahkan isi lemarinya ke lemariku. Sejak perutku semakin membesar aku kesulitan memilih pakaian. Jadi ketika aku mencoba bajunya dan langsung merasa nyaman. Aku langsung menjajah semua bajunya. Termasuk kemejanya juga. Untung saja dia tidak mengomentari masalah ini. Jadi jika dia tidak menemukan bajunya di lemarinya maka dia akan mencari di lemariku.
Aku mendengar suara mobil. Sekarang masih siang. Tidak biasanya Nio pulang jam segini. Aku keluar kamar untuk menyambutnya pulang. Sudah terbiasa jadi kaki ini langsung melangkah ketika mendengar suara mobil.
"Nio, kamu pulang?" Tanyaku.
"Kamu sudah makan?" Dia malah balik bertanya.
"Belum, kamu belum makan? Aku akan memasakkanmu sesuatu." Jawabku cepat.
"Tidak perlu. Kita akan makan diluar. Bersiap-siaplah." Dia mendorong pelan punggungku masuk ke dalam kamar.
"Makan dimana?" Tanyaku pelan. Mulai mencari baju di lemariku. Cukup lama sampai aku kesal sendiri. Semuanya tidak akan muat untuk perutku sekarang. Jadi aku mengambil kemeja putihnya dan memakai celana pendek sebagai pilihan. Hanya makan siang biasa pikirku.
Nio sudah mengganti kemejanya dengan kaos hitam andalannya. Dia menatapku cukup lama hingga membuat aku menatap diriku sendiri juga di kaca. Apa ada yang salah?
"Ada apa? Aneh yah?" Cicitku pelan.
"Tidak. Hanya saja kau terlihat.. sexy." Jawabnya santai dengan wajah datar.
Jangan salahkan wajahku yang tiba-tiba memanas dan juga jantungku yang berdetak kencang. Walaupun dia mengatakannya dengan wajah datar. Aku sudah terbiasa dengan itu.
"Ayo kita berangkat." Tangannya memeluk pinggangku erat. Ini yang aku sangat suka tentangnya. Walau wajahnya sangat datar ternyata dia tipikal yang suka bersentuhan fisik. Berpegangan tangan, memeluk pinggangku, atau memelukku saat tidur. Jika otaknya sedikit miring maka dia akan menciumiku terus sepanjang hari. Tapi ini kasus langka.
Setelah berkendara sekitar 15 menit, kami sampai di tempat makan. Tidak terlalu ramai karena ini sudah lewat jam makan siang. Saat masuk kami langsung di arahkan oleh pelayan disana karena Nio sudah memesan meja kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY ( Nio And Victoria )
RomanceSemua karena alkohol. Jika aku bertemu dengan jin yang bisa mengabulkan 3 permintaan maka permintaan pertamaku adalah memusnahkan alkohol dari muka bumi ini. - Victoria Kyle Monrie Alkohol memang bisa menghilangkan masalahku sejenak tapi kemudian...