sensi

2.7K 156 3
                                    

Disini author tabur sedikit gula

Happy Reading!

Waktu sudah menunjukan pukul 11 siang namun Raina masih bergelung dibawah selimutnya.

Sejak insiden pagi hari tadi, Bumi yang kebetulan hati ini adalah hari minggu yang berarti ia libur, menyuruhnya untuk istirahat. Raina pun menyetujuinya, ia merasa seluruh tubuhnya lemas, setiap diberi asupan makan pun perutnya selalu bergejolak, yang berakhir dengan muntah.

Suara pintu terbuka, Raina mengalihkan atensinya, walaupun ia tahu itu adalah suaminya. Bumi mengambil posisi duduk bersila diatas ranjang, disamping Raina.

"Masih lemes?" tanya Bumi, sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya.

"Sedikit" jawab Raina pelan.

Setelah itu hanya keheningan yang menyelimuti keduanya.

"Kak" panggil Raina.

"Butuh sesuatu?" tanya Bumi sigap.

"Aku pengen siomay yang di alun-alun" lirih Raina.

"Rain, depan komplek aja ya. Kan ada, kamu juga suka kan?" bujuk Bumi.

Jarak dari rumahnya menuju alun-alun membutuhkan waktu 1 jam, jika dihitung tanpa macet. Dan sekarang hari minggu yang sudah bisa dipastikan macetnya tak akan tertolong.

Hening

"Kamu kan gak masuk makanan dari tadi, tepung kanji itu bikin panas perut. Yakin?" Bumi masih mencoba membujuk istrinya.

Hening

"Aku pengen itu kak!" sentak Raina dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya-iya, saya belikan. Jangan nangis cuma gara-gara siomay" bujuk Bumi

Namun memang suara Bumi yang bass dan ketus membuat Raina menyangka ia membentaknya.

"Kalau kakak gak mau belikan, Rain aja yang beli!, gak usah ngegas!" sentak Raina lagi. Ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya yang membuat moodnya tiba-tiba naik-turun.

"Saya gak bermaksud membentak kamu ataupun bermaksud ketus. Nada bicara saya memang seperti ini" jelas Bumi perlahan agar istrinya tak salah sangka lagi.

Hening

Hikss

Hiksss

Hiksss

Hiksss

Bumi segera membawa Raina kedalam pelukannya. Ia tak tahu apa salahnya namun istrinya ini menangis seakan-akan Bumi membuat masalah yang besar.

"Maaf, saya salah" kata-kata andalan yang mampu membuat perempuan kembali membaik adalah dengan laki-laki yang mengakui kesalahannya. Yaa walaupun Bumi bingung ia berbuat salah apa.

"Sekarang siap-siap dulu gih!" titah Bumi melonggarkan pelukannya, dengan berat hati Raina mengangguk.

Saat langkah Raina akan memasuki kamar mandi, ia berbalik sejenak.

"Nanti beli novel juga ya kak!" ucapnya sambil cengengesan.

Bumi hanya mengangguk, tak apalah harga siomay 25 ribu, tapi novel? Bisa habis 500 ribu.

Gapapa Bumi kan kaya, sesekali nyenengin istri, biar berkah rejekinya.

"Kayaknya bentar lagi bakal jadi bapak" batin Bumi terkekeh.



Part masih adem ayem yaa

Jangan lupa tinggalkan jejak👣👣👣👣

RAINA (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang