Happy Reading!!!
Ceklek
Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Bumi dari televisi yang ada dihadapannya. Ia mengalihkan pandangannya dan tersenyum saat Raina membawakan sarapan untuknya.
Raina menyimpan nampan diatas nakas dekat ranjang tempat tidur lalu tersenyum ke arah Bumi. Ia mengecek suhu tubuh Bumi dengan menempelkan punggung tangannya dengan kening Bumi.
"Udah gak pusing ya?" tanya nya setelah menjauhkan tangannya dari kening Bumi, Bumi pun mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu udah sarapan?" tanya Bumi balik, selama tiga hari ia sama sekali tidak turun ke lantai bawah, maka dari itu ia tidak bisa memantau kegiatan Raina selama dibawah.
"Minum susu aja, soalnya kenyang" jawab Raina sambil tersenyum.
Setelah itu dengan telaten ia menyuapi Bumi dengan sabar. Sesekali keduanya tersenyum saat pandangan keduanya bertemu.
Setelah selesai Raina menyimpan mangkuk kosong dan memberi Bumi minum air hangat. Ia segera beranjak untuk menyimpan piring kotor ke dapur yang letaknya di lantai satu.
*****
"Sini!" titah Bumi sambil menepuk sisi kasur yang kosong disebelahnya. Raina menurut, ia mengambil posisi senyaman mungkin dengan menyender pada kepala ranjang. Bumi merebahkan dirinya pada pangkuan Raina, ia membalikan posisinya menjadi berhadapan dengan perut Raina sambil sesekali meninggalkan kecupan disana. Raina senang, walaupun kisah keduanya dimulai dengan sangat canggung kini keduanya sudah saling membuka diri satu sama lain.
"Kamu mau mereka cewek apa cowok?" tanya Bumi disela-sela kegiatannya mengelus perut Raina, sesekali ia merasakan tendangan atas respon senang anak-anaknya.
"Mau perempuan atau laki-laki dua-duanya yang penting sehat tanpa kurang sedikitpun" ujar Raina sambil tersenyum. Pandangannya lurus kedepan, tatapan yang selalu tampak ceria kini berubah menjadi sendu.
Bumi yang menyadari perubahan raut wajah Raina langsung menegakkan badannya. Ia menangkup wajah Raina dengan kedua tangannya.
"Kenapa?" tanya Bumi pelan, ia merasakan ada setetes air yang mengenai tangannya.
"Rain?" panggil Bumi lembut saat merasa tak ada jawaban dari Raina.
"Dulu juga Rain kembar, tapi adik Rain gak bisa bertahan lama" ucapnya sangat pelan.
"Maksud kamu?" tanya Bumi masih tak mengerti dengan ucapan Raina.
"Dia meninggal sesaat sesudah dilahirkan" lanjutnya.
Setelahnya tangis Raina pecah, Bumi membawa Raina kedalam dekapannya sambil mengusap punggung Raina yang bergetar. Pertahanan wanita didepannya runtuh. Ini yang Raina takutkan dari awal, ia takut apa yang terjadi padanya akan terjadi pada anaknya nanti. Belum lagi teror yang selama ini selalu ada disekitarnya membuat Raina terlalu rapuh untuk memendamnya sendirian.
"Semuanya akan baik-baik saja" ujar Bumi sambil mengeratkan pelukannya. Sebenarnya masih banyak yang ingin ia ketahui tentang Raina namun baru memulai kehidupan saja Raina sudah diberikan kejutan yang membuatnya takut hingga kini.
Jangan lupa tinggalkan jejak👣👣👣
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (PROSES TERBIT)
RomanceDIJODOHKAN DENGAN PACAR TEMAN SEKELASMU DULU???? Terima kasih Bumi, jatuh kepadamu tidak sesakit yang aku bayangkan. Rank #116 perjodohan #39 hujan #14 hujan #10 hujan 1-1-21 #6 hujan 4-1-21 #5 hujan...