Happy Reading!!
Seperti hari-hari sebelumnya, setiap pagi hari selalu Raina awali dengan menyiapkan baju untuk Bumi dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Hubungan keduanya sudah membaik walau Bumi merasa Raina akhir-akhir ini sering mengacuhkannya.
Terlihat Bumi sedang menuruni tangga, ia sudah siap dengan setelan kantornya. Dengan segera ia menarik kursi makan yang berada tepat dihadapan Raina. Posisi mereka hanya terhalang meja.
"Pagi" ucap Bumi dengan senyum manisnya.
Raina hanya menanggapinya dengan senyuman tipis membuat Bumi menghela napas.
"Pakai apa?" tanya Raina yang sudah menyendokkan nasi pada piring Bumi.
"Ayam sama capcai aja" jawab Bumi.
Raina segera melakukan tugasnya, walaupun suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, namun ia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik. Ia menyerahkan seporsi sarapan yang diminta Bumi. Setelahnya ia segera beranjak.
"Kemana?" tanya Bumi yang melihat Raina akan segera beranjak.
"Bikin susu" jawab Raina seadanya. Setelah itu ibu hamil satu itu melenggang pergi untuk membuat susu.
"Pengen sesuatu?" tanya Bumi saat Raina kembali dengan segelas susu ditangannya.
"Enggak" jawabnya.
"Suka mual?" tanya Bumi, Raina hanya akan berbicara jika ia bertanya. Maka dari itu ia mencoba membuka obrolan diantara keduanya.
"Iya" jawab Raina pelan.
"Udah coba konsul ke dokter?" tanya Bumi khawatir.
"Udah" jawab Raina seadanya.
"Terus?" tanya Bumi membuat alis Raina berkerut bingung.
"Apa kata dokter?" tanya Bumi saat menangkap raut kebingungan istrinya.
"Gapapa, yang penting masuk makanan walaupun balik lagi" jawabnya kali ini sedikit panjang.
Bumi menjawab dengan anggukan, setelah selesai ia segera bangkit dan sedikit merapikan pakaiannya.
"Saya berangkat" pamit Bumi sambil memberikan tangannya.
Raina yang mengerti pun segera mencium tangan Bumi yang dibalas pria itu dengan mencium kening dan perutnya lembut.
"Bantu ayah sama bunda baikkan" bisik Bumi tepat dihadapan perut Raina sebelum ia kembali menegakkan badannya.
"Hati-hati" ucap Raina dengan senyum tipis. Bumi menanggapinya dengan anggukan.
Setelah kepergian Bumi, Raina bergegas kembali kedalam kamarnya. Ia merebahkan dirinya dan mengelus perut buncitnya.
"Kalian harus baik-baik aja, walau bunda gak baik-baik aja" ucap Raina bermonolog dengan kedua calon bayinya.
Suara dering pesan masuk mengalihkan pandangannya. Ia melihat beberapa pesan yang berisi foto dari seseorang yang ia kenal. Dadanya sesak, sebisa mungkin ia menahan isakannya, dan berhasil. Ia berhasil menangis dalam diam. Ia harus mempersiapkan kehidupannya yang akan datang. Rencananya sudah bulat. Dan untuk kali ini biarkan ia menangis, ia terlalu lelah berpura-pura.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (PROSES TERBIT)
RomanceDIJODOHKAN DENGAN PACAR TEMAN SEKELASMU DULU???? Terima kasih Bumi, jatuh kepadamu tidak sesakit yang aku bayangkan. Rank #116 perjodohan #39 hujan #14 hujan #10 hujan 1-1-21 #6 hujan 4-1-21 #5 hujan...