kantor

1.6K 103 1
                                    

Happy Reading!!!!

Harum masakan sudah memehuhi dapur, terdapat beberapa hidangan yang disukai Bumi. Raina, menyeka keringat yang menghiasi pelipisnya. Ia berniat untuk mengunjungi Bumi ke kantornya. Entah mengapa saat tadi sedang memasak ia jadi teringat akan suaminya.

"Selesai!" pekiknya girang.

Wanita paruh baya yang dipanggil Bi Imah itu tersenyum melihat Raina. Sejak dua minggu yang lalu Ibu Bumi menyewakan ART untuk mereka. Alasannya tentu saja karena ia tak ingin menantu dan calon cucunya kelelahan.

"Rain berangkat ya Bi" pamit Raina setelah mandi dan berganti pakaian. Ia memesan taksi online untuk menuju kantor Bumi.

Setelah sampai Raina segera turun dan mulai melangkah menuju lantai 18 tempat dimana ruangan Bumi berada. Beberapa karyawan dan karyawati tersenyum seraya mengangguk kearahnya yang dibalas olehnya dengan senyuman.

Hanya ada satu ruangan yang ada dilantai ini. Bahkan ruangan sekretaris Bumi pun terpisah satu lantai dibawahnya.

Samar-samar Raina mendengar percakapan perempuan dan laki-laki, namun ia menepisnya. Ia segera membuka pintu dan

Deg

Bumi dengan kemejanya yang sudah terbuka tiga kancing dan wanita didepannya dengan pakaian yang sangat minim. Wanita itu kini tengah menggambar abstrak pada dada Bumi. Sang empu sudah menepisnya, namun wanita dihadapannya seakan tak tahu malu untuk terus menggencarkan aksinya.

"Assalamualaikum" ucap Raina pelan. Sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak luruh.

Bumi yang menyadari ada orang yang masuk keruangannya seketika menoleh. Tubuhnya langsung menegang. Istrinya didepan pintu terlihat membawa kotak makan dengan senyuman manis namun mata yang memerah. Segera ia mendorong wanita didepannya dengan keras hingga terjatuh ke lantai.

"KELUAR!" Teriak Bumi mampu membuat wanita yang kini dalam posisi duduk itu kaget. Bahkan Raina pun sempat terlonjak kaget.

Dengan perasaan kesal ia keluar sambil menggerutu, sebelum memutar knop pintu ia menatap Raina dengan senyuman liciknya.

Bumi segera menghampiri Raina tanpa membetulkan pakainnya. Ia menarik pelan tangan Raina namun ditepis kasar oleh pemiliknya.

"Rain bikin ini" ujar Raina sambil meletakkan kotak makan yang ia bawa ke meja kerja Bumi.

"Semoga kakak suka" lanjutnya lalu berbalik ingin keluar. Namun lengan kokoh menahan pergelangan tangannya. Bumi berdiri dihadapannya dengan perasaan menyesal.

"Maaf" ujar Bumi pelan sambil mencoba menarik Raina kedalam pelukannya. Namun dengan segera Raina menepis pergerakan Bumi.

"Rain pamit" ucapnya lalu berbalik.

Ia berjalan dengan sedikit tergesa, namun saat ia meraih knop pintu

Grep

Bumi memeluknya dari belakang bertepatan dengan satu cairan bening meluncur bebas dari matanya. Disusul isakan yang keras.

Hiks

Hiks

Hiks

"Rain mau pulaaaaaang" ucapnya sambil memberontak dalam pelukan Bumi masih dengan tangisnya yang kencang.

Bumi membalikan tubuh Raina untuk menghadapnya. Ia kemudian bertekuk lutut lalu memeluk tubuh Raina dari bawah. Kepalanya bertepatan dengan posisi perut Raina yang ia rasakan mengencang. Bayinya pun memberontak atas perlakuan ayahnya sendiri.

"Maaf" lirih Bumi dengan memeluk Raina.

Raina memegang kedua bahu Bumi. Ia menatap lekat wajah suaminya. Bumi pun sama dengannya, matanya merah menahan tangis. Ia bisa melihat pancaran penyesalan dari manik mata Bumi.

"Maaf" lirih Bumi kembali membawa Raina kedalam pelukannya. Setelah kembali pada posisi berdirinya.

"Maaf"

"Maaf"

"Maaf

"Maaf"

"Maafin saya Rain" sedari tadi Bumi terus menggumamkan kata maaf. Raina sendiri tidak membalas pelukannya. Hati dan pikirannya masih belum sejalan untuk menerima maaf Bumi secara begitu saja.

Bumi membawa Raina menuju sofa yang tersedia diruangannya. Pelukannya sudah terlepas. Tatapan Raina menyorot tajam kedepan. Ia sebisa mungkin menahan amarahnya agar tidak meledak saat ini. Ia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. Hatinya mulai ragu untuk melanjutkan tujuan hidupnya setelah melahirkan.

"Jadi foto-foto yang sering Rain terima ini asli atau editan?" Ujar Raina sambil menyodorkan ponselnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak👣👣👣👣

RAINA (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang