Happy Reading!!!
Pagi hari yang begitu indah, sinar matahari yang masuk lewat jendela yang tirainya sudah dibuka lebar-lebar.
"Kak banguuuunnnnn" ujar Raina sambil menggoyangkan tubuh Bumi.
Sejak satu jam lalu ia membangunkan Bumi yang entah mengapa kali ini sangat susah bangun pagi.
"Kak bangun ih" kesal Raina sambil mendorong pinggang Bumi, namun posisi suaminya itu tak berubah sedikitpun.
"Lima menit lagi, aku kemarin tidur jam dua pagi" ujarnya dengan suara serak.
Raina pun menghela napas, memang akhir-akhir ini waktu tidur Bumi sedikit terkuras. Tadi ia hanya bangun saat waktu shubuh, setelah menunaikan ibadah solat shubuh bersama ia kembali tidur dan sampai jam sembilan pagi, ia masih merasa ngantuk.
"Rain dibawah, kalau ada apa-apa panggil aja" ucap Raina sambil merapikan selimut agar Bumi merasa lebih nyaman. Bumi pun hanya menggumam sebagai jawaban.
******
Raina saat ini sedang membuatkan bubur untuk Bumi, tadi saat ia kembali ke kamar untuk mengambil ponsel ia dikejutkan dengan keadaan Bumi yang sedang menggigil kedinginan, padahal selimut yang sering mereka gunakan termasuk kategori selimut tebal.
Setelah selesai, dengan perlahan ia membawa nampan yang berisi bubur dan air hangat, tadi Bumi mengeluh tenggorokannya sakit maka dari itu ia membawakan bumi air hangat.
Raina membuka pintu kamar dengan sikut kananya karena tangannya ia gunakan untuk membawa nampan.
"Makan dulu" ujar Raina sambil menyimpan nampan diatas nakas. Ia membantu Bumi untuk duduk dengan bersandar pada kepala ranjang.
"Nih" ujar Raina memberikan gelas yang berisi air hangat kedepan mulut Bumi.
"Tenggorokan aku sakit" ucap Bumi sambil meringis.
"Minum yang banyak makannya" ucap Raina sambil meyendok bubur dengan ukuran sedikit. Saat akan menikah ia sempat diberi tahu ibu Bumi bahwa dalam keadaan sakit Bumi sangat sulit untuk makan, maka dari itu ia membuatkan bubur hanya sedikit. Yang biasanya satu porsi makan Bumi kini dibagi dua.
Bumi pun dengan senang hati menerima suapan demi suapan yang Raina berikan walaupun ia sesekali meringis karena tenggorokannya sakit saat menelan makanan, ada gelenyar aneh dalam hatinya saat Raina yang lemah lembut semakin lemah lembut saat ia sakit.
"Mau ke dokter?" tanya Raina setelah Bumi selesai makan. Ia pun kembali membantu Bumi untuk minum.
"Gak mau" ucap Bumi seperti anak kecil.
"Kenapa?" Raina menautkan alisnya bingung.
"Takut Corona" ucapnya.
"Hush ngomongnya" ucap Raina sambil memukul pelan paha Bumi. Bumi pun hanya terkekeh pelan. Sejak Raina hamil, menjahili istrinya termasuk hobi Bumi.
"Rain mau kebawah dulu, kalau ada apa-apa panggil ya" ucap Raina setelah membantu Bumi kembali berbaring. Namun lengannya dicekal. Ia menautkan alisnya seolah bertanya 'kenapa?'.
"Sini" ujar Bumi, ia menggeser posisinya dan menepuk kasur disampingnya yang kosong.
"Nanti Rain kesini" ujar Raina.
"Pleaseee" ucap Bumi memohon. Raina pun menghela napas, satu sisi ia ingin tertawa melihat wajah Bumi yang seperti anak kecil, satu sisi juga ia tak tega melihat Bumi yang biasanya gagah kini tebaring sakit.
Dengan perlahan Raina ke atas kasur dan berbaring, Bumi pun mengikis jarak diantara keduanya, kepalanya ia sandarkan didada Raina seperti anak kecil. Raina yang mengerti pun mengelus surai Bumi sambil tersenyum.
"Cepat sembuh suami manja" ucapnya pelan.
Jangan lupa tinggalkan jejak👣👣👣
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (PROSES TERBIT)
RomanceDIJODOHKAN DENGAN PACAR TEMAN SEKELASMU DULU???? Terima kasih Bumi, jatuh kepadamu tidak sesakit yang aku bayangkan. Rank #116 perjodohan #39 hujan #14 hujan #10 hujan 1-1-21 #6 hujan 4-1-21 #5 hujan...