Happy Reading!
~~~
Vomment!
***Ali's POV.
"Ayo, kami antar kamu ke kelas." Ajak Seli. Aku mengangguk,"Thanks."
Ternyata di kelas sudah masuk guru. "Aduh." Gumamku sambil menepuk jidad.
"Kenapa Li?" tanya Raib. "Aku lupa setelah ini pelajaran Miss Keriting." Bisik Ali agar tidak kedengeran ke dalam. Seli dan Raib tertawa tertahan. "Kasihan. Ya sudah, kami tunggu nih."
"Kalian tidak ada guru?"
Raib menggeleng. "bu Ati sama pak Gun izin. Keduanya pergi keluar kota. Jadi jamkos deh sampai istirahat. Gapercaya lihat aja tuh kelas kami. sepertinya si Dita sedang konser deh.""sial banget aku gak sekelas sama kalian." Keluhku.
Tok tok tok. Aku mengetuk pintu kelas.
"Permisi Miss..." kataku pelan. Mendadak kelas menjadi hening.
"Masuk. Juga Raib dan Seli. Masuk." Perintah Miss Selena. Kami saling berpandangan dan menurut.
"Kalian dari mana?" tanya Miss keriting memulai introgasi yang di saksikan semua penghuni kelas. "Dari pondok belakang sekolah Miss." Jawabku. "Ngapain? Kenapa tadi saya mendengar suara dentuman?" tanya Miss keriting sambil menatap kami tajam.
"Jelaskan."
Kami terkejut. Miss Keriting menggunakan Bahasa klan bulan. Artinya kami boleh menjelaskannya menggunakan Bahasa klan bulan agar tidak diketahui yang lain.Aku mulai bercerita. Disimak oleh seluruh penghuni kelas yang kebingungan.
"Huft, jadi begitu. Kalian sudah menyelesaikannya?" tanya miss Keriting pada Raib dan Seli menggunakan Bahasa klan bumi. Mereka mengangguk. "baik. Saya terima alasan kalian. Untuk kali ini kalian di maafkan. Terima kasih. Silahkan duduk. Raib dan Seli kembali ke kelas." Perintah Miss keriting menutup persidangan. Raib dan Seli segera balik arah.
"Kita lanjutkan pelajaran." Perintah Miss keriting. Aku berjalan malas ke arah bangku dan mulai tidur.
***
"Li, Ali, bangun. Lo gak ke kantin?" sayup sayup terdengar suara memanggilku. "Hah? Sudah istirahat?" tanyaku melantur. Ah, ternyata yang memanggilku adalah Reza dan Alif.
"dari tadi. Cewek lo dari tadi mondar mandir nunggulin lo tau." Lanjut Alif.
"Oiya ya, dimana mereka?!" tanyaku panik. Kalau kelamaan nanti mereka mengamuk lagi. "Tidak kelihatan lagi tuh. Mungkin sudah deluan ke kantin. Yuk, sekalian." Ajak Reza. Aku mengangguk. Wajar saja mereka marah.
Tapi di kantin aku tidak melihat mereka. Dimana ya mereka? Sudahlah.
"eh, tadi lo ngapain sama dua cewek lo? Terus Bahasa apa yang lo pakai tadi ketika bicara dengan miss keriting." Tanya Reza sambil menggigit baksonya.
"Ya begitu deh. Kalian tidak akan mengerti." Jawabku malas. "Kayak lo itu jenius saja." Ejek Reza. "memang jenius."
"Gila nih tingkat kepedean dia." Sambung Alif.
Aku memutuskan untuk diam dan melanjutkan makanku.
"Aliii, kami duduk di samping kamu yaaa." tiba tiba terdengar suara yang belih genit dari biasanya. Astaga, mereka datang bergerombol dan menghimpitku di tengah.
"Hei. Apa-apaan ini? Pergi sana!" Usirku.
"Ihh, Aliii. Gue kan cuman mau duduk di samping Ali. Masa tidak boleh?" pinta suara manja dicampur genit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠
Fantasy[REVISI] mengapa aku harus memilih? . WARNINGGG!!! . ^ ini hanya Fanfiction dari cerita Serial bumi Tereliye. jadi diwajibkan untuk membaca buku Bumi-Nebula untuk memahami jalan ceritanya. .. ^Baper?Wajib!!! ^tapi jangan kelewatan, sampai batas gari...