#21. Omelan Tante-Tante

392 28 2
                                    

Happy Reading!

***

"Oke, Mulai!" Raib deluan menyerang.

kekuatan yang Raib keluarkan tidak tanggung tanggung. alhasil, Cilla terpental ke belakang. sepertinya cara melatih Raib sama seperti cara Batozar. terus menyerang tanpa memberi celah.

"DUM!  DUM! DUM! Ra! stop dulu! kamu kecepetan! aku gak sempat untuk balas loh. Dum! Dum! Dum! Aduh!" Cilla kembali terpental. 

Sementara raib terus menyerangnya tanpa ampun. "Tidak ada  musuh yang memberi celah kepada lawannya! cepat bangun dan balas seranganku! Dum!" Raib kembali melepas serangan.

Tameng Cilla sudah  retak. lalu cilla melihat sebuah celah untuk membalas. "Dum! Dum! Dum!" Cilla akhirnya membalas.

"Dum! Whoop! sudah bisa membalas ya! oke, aku tidak menyerangmu selama 3 menit. tapi gantinya, kamu harus meretakkan atau minimal membuatku bergerak dari titikku yang sekarang. Mulai!" teriak Raib dan tanpa basabasi Cilla menyerangnya.

"Dum! Dum! Dum! astaga! ayo retaklah oii. Dum! Dum! Dum!" Cilla menyerang sambil berbicara. 

"waktu habis! tahan seranganku! Dum! Dum!" Raib menyerangnya secara mendadak. otomatis Cilla terkejut dan tak sempat ntuk membuat tameng transparan. 

"Dum!" raib melepas pukulan terkhirnya. Cilla tepar.

"Oke cukup. kita Istirahat sejenak. Mari berkumpul disini. Ali, buat Api unggun." Perintah batozar.

mereka duduk melingkar. Raib seperti biasa, mengobati para petarung-petarung tadi.

"Ha? Aku master b?" Ali menunjuk dirinya.

batozar mengangguk.

"Astaga, Ayolah Master b. jika urusan api-apian kan Bisa Seli yang mengerjakan. lagi pula aku barusaja anda suruh untuk mencari kayu bakarnya." Keluh Ali.

"Kerjakan atau ku totok?" Ancam Batozar.

"Iya deh..." Ali meraih kayu bakar dan menyusunnya.

raib seli dan Cilla tertawa menonton Ali seperti itu.

"Gimana Cill? Nikmat kan dihajar?" Tanya Seli membuka percakapan. "Salah kalimatmu." sahut Ali. 

"Haha, ya gitu deh. capek,sakit, rasanya mau mati tahu. gak kebayang kalau orang biasa yang Raiib serang gitu. untng dulu Raib bisa sabar padaku. kalau enggak, mungkin aku udah di bawah tanah atau tidak di rumah sakit sekarang:)" tutur Cilla.

mereka tertawa mendengarnya.

30 menit kemudian...

"Baik, sampai disini dulu latihan kita. lusa akan kita lanjutkan lagi. Putri Raib, buka portal ke rumah peristirahatan Ilo." perintah batozar.

wajah Ali dan Cilla terlihat senang. tapi tidak dengan Seli.

"Yah, kita kan belum bertarung bersama. tadi kan hanya latihan memperkuat kekuatan saja." Keluh Seli.

"kita pulang saja. orang tuakuu pasti sedang mencariku. lagipula Master b bilang lusa kita sudah bertarung lagi." bujuk Cilla. akhirnya Seli pun mengalah.

"Baik. putri, buka portalnya." batozar mengulang perintahnya.

Raib mengluarkan buku kehidupan dan segera membuka portal.

***

mereka kembali ke kota mereka pada pukul delapan malam. mereka muncul di halaman rumah Raib. 

𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang