Happy Reading!
---
"baik, karena busnya sudah sampai, kalian bisa naik dan kita akan berangkat menuju hotel. Besok kita akan memulai latihan kita." Kata Vero. Kami menjawab Iya semua.
Ketika di hotel, ternyata aku dan seli sekamar. Kami memang ditakdurkan bersama ya? Ciaa. Setelah menurunkan barang dari bus dan melewati beberapa proses pengecekan ulang, aku dan seli langsung ke kamar.
"Astaga, kamar kita bener di sana?" tanya Seli memastikan. Aku mengangguk. "Astaga, kenapa harus yang paling ujung sih dapetnya? Kan horror kalau malam." Keluh Seli. Aku tertawa kecil. "Waktu dilorong kuno kamu gapapa tuh, lama lagi ketika didalam sama." Seli terdiam.
Saat kami masuk, ternyata kamarnya cukup nyaman. Seli langsung rebah di Kasur. "Ra, aku di Bawah ya?" pinta Seli setelah menarik Kasur dari bawah Kasur -Gimana sih?. Aku mengangguk.
Jika ditotal dengan Kasur bawah, ada 4 kasur di kamar ini. Aku penasaran, siapa teman sekamar kami nanti.
"Huft, kenapa harus kamar ujung sih? Kan ngeri." Keluh seseorang dari balik pintu.
Ceklek. ternyata Cilla dan Kayla!
"Hei! Kalian kamarnya disini?!" tanya Cilla memastikan. Akh, kenapa harus mereka sih? "Iya, emang napa?" tanya Seli. Aku menyikutnya. Jangan mencari pekara. "Sial banget sihh." Rutuk Cilla. Aku sih terserah aja deh. Kan guru yang nentuin.
Setelah berberes Seli langsung rebahan dan melanjutkan drakor kesayangannya yang belum selesai katanya. Capek.
"Aww, panas banget sih, AC-nya rusak atau apasih, udah di setel tapi gak dingin-dingin. Kay, temanin aku ke petugas yuk, aku mau laporin Ac-nya ga dingin." omel Cilla. Dia dan Kayla akhirnya pergi dari kamar. Aku menghela napas.
"Umm, Raib cantik jodoh Ali..." panggil Seli. Dia mempause film-nya. "eh? Apa kau bilang tadi Sel?" aku memastikan. "Raib cantik jodoh Ali, aku mau minta tolong nih." Pinta seli. "Enak aja aku jodoh si biang kerok." Bantahku. "Hehe, oiya, dinginin ruangan ini dong. Benar kata Cilla, ruangan ini panas banget." Cengir Seli.
"Yaampun, kau ini lah. Baik, aku bakal mendinginkan ruangan ini, tapi nanti belikan aku sesuatu di ChatTime ya?" seli langsung mengangguk. Aku segera mendinginkan ruangan ini. Sedangkan Seli dia langsung memesan makanan menggunakan GoodFood. Lalu dia melanjutkan menonton drakornya dan aku melanjutkan membaca novel.
Tak lama makanannya sampai. Aku dan Seli turun ke Lobi untuk mengambilnya. Saat itu aku dan Seli hanya menggunakan cardigan yang didalamnya kaos dan celana pendek. Setelah membayar, aku dan Seli langsung ke kamar. Males jalan-jalan.
"Eh, Ra? Seli? Kalian dari mana?" tanya Ali ketika di koridor. "Dari bawah, kami memesan makanan tadi." Jawab Seli.
"Beli apa kalian? Bagi dong." Pinta Alif. Aku tidak terlalu suka padanya. "Gaboleh, beli sendiri. Oiya, ini Al, Ini, kubelikan. Ra juga." Kata Seli sambil memberikan Ali Sebuah ayam dan sebuah minuman MilkShake.
"Wow, thanks Sel. Langka nih." Goda Ali. "Btw kalian celananya ga kependekan? Paha kalian Nampak tuh." Kata Ali mengingatkan. "Gapapa, sekali-kali. Udah ya, kami mau ke kamar." Pamitku yang di balas anggukan Ali.
Sudut pandang Ali.
Ukhh, begitu imut Raib ketika memakai cardigan biru dongkernya. Ditambah dengan celana pendeknya, makin imut parah. Aku berusaha mengabaikan paha putih mereka. Sulittt. Payah kau Ali.
"Kami kekamar dulu ya, bye." Pamit Raib. Huft, akhirnya.
"Cihuy Ali, enak ya, dapet makanan dari cewek cantik. Aku sih lebih tertarik sama body mereka, ukh, paha putih dan perfect mereka. Enaknya kalau liat tiap hari. Berusaha dong Al." Goda Reza, si mata keranjang. "Huh, kalau body sih udah sering aku lihat, karena mereka memakai pakaian ketat. Tapi kalau paha putih... aku baru pertama kali lihat." Ujarku sambil mendorong pintu kedai FastFood.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠
Fantasy[REVISI] mengapa aku harus memilih? . WARNINGGG!!! . ^ ini hanya Fanfiction dari cerita Serial bumi Tereliye. jadi diwajibkan untuk membaca buku Bumi-Nebula untuk memahami jalan ceritanya. .. ^Baper?Wajib!!! ^tapi jangan kelewatan, sampai batas gari...