#12. Kabar Buruk

487 31 4
                                    

Happy Reading!

***

Pukul 8 pagi.

Aku terbangun ketika Ali menelponku.

"Trililili~. Hoamm. Halo. Apa Li? Kamu gak sekolah apa? Ini kan sudah jam delapan." Aku mengangkat telepon dari Ali.

"Haloo! Kamu baru bangun ya Ra? Kami kan masih dua hari lagi trip-nya. Ngelantur kamu tuh." Teriak Seli dari seberang.

"Ihhh, iya! Aku baru bangun. Semalam Zehra dan Rio baru pulang pukul setengah satu malam. Hoammm. Kalian mengganggu tidurku." Keluhku. Mereka tertawa.

"Astaga Raa. Kamu itu putri bulan, bukan putri Kebo. Gimana sih?" ejek Ali di seberang.

"Ck, auk ah, aku mau tidur lagi. Kumatikan ya. Bye."

"Ehhh, tunggu Ra. Rio sama Zehra itu siapa?" Seli menahanku.

"Egh, sepupuku. Halah, gara-gara kalian jadi gak ngantuk lagi kan aku. Udah lah, aku mau keluar dulu, mau nyari makan." Pamitku.

"Jangan lupa gosok gigi sama cuci muka Ra! Jangan mempermalukan nama klan Bulan." Kata Ali dengan nada menjengkelkan.

"Ngaca kamu Ali!" Balasku. Enak saja dia ngatain aku. Mereka tertawa dan mematikan teleponnya. 

Dasar.

"Nah, sekarang apa?" aku termenung di punggir sofa. 

Aku melipat selimut dan menatap ranjang papa dan mama. "Cepat sembuh ya pa, ma. Ra akan selalu menunggu." Bisikku.

Aku keluar kamar setelah mencuci muka. "Sekarang, aku harus kemana? Oiya, cek ke kantin aja ya dulu." Pikirku.

Sudut pandang Ali.

"hey Sel, harusnya hari ini kita sedang menonton latihan Ra kan?" aku memecah keheningan. Seli mengangguk. "apalah daya Ra, orang tuanya kan sedang kecelakaan."

"Seli, Ali. Ikut saya." Terdengar suara Miss Selena dari belakang kami. Kami reflek menoleh.

"Miss Selena!" seli memeluk erat Miss Selena. "Kemana Miss?" tanyaku. Miss Selena menunjuk bangku panjang yang agak terpisah.

"Ali, kemarin kamu menggunakan ILY di depan semua orang bukan?" tanya Miss Selena saat kami sudah duduk.

 Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal dan mengangguk. 

Miss Selena menghela nafas.

"Tapi Miss, itu darurat. Miss sudah tahu kabarnya kan?" Seli membelaku.

Miss Selena mengangguk. "Ya, aku sudah tahu. Dan apabila terjadi kemungkinan yang buruk, aku akan menjemputnya untuk pulang ke Klan Bulan. Disana ia akan tinggal bersama Ilo."

Kami terkejut. 

"Kenapa harus ke Klan Bulan?" tanya Seli.

"Karena dia sudah tidak memiliki siapapun disini. tak ada lagi kan alasan dia untuk tetap disini? Hahaha, bercanda, dia kan masih memiliki kalian. Hei, sudah lah, jangan memasang wajah seperti akan bertempur padaku." Miss Selena melambaikan tangan. Aku dan Seli menghela nafas lega.

"Tapi urusan dia akan ke klan Bulan itu serius. Tapi tidak sekarang kok. Dia akan tetap tinggal disini selama masih sekolah." Lanjut Miss Selena. Aku mengangguk dengan berat hati.

"Baiklah, hanya itu yang saya sampaikan. Semoga hari-hari kedepan akan aman ya. Sekali lagi aku ingatkan kamu, Ali. Jangan gunakan teknologi klan lain di sini. Yang kemarin sudah kalian bereskan kan?" tanya Miss Selena memastikan. Kami mengangguk.

𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang