Happy Reading!
---
Keesokan harinya kami mulai latihan di lapangan terbuka. Hari pertama adalah jadwal klub basket.
"Ali! Ayo! Itu si kapten udah ngomel." Panggil Alif. Dia sudah siap. "Iya entar." Aku memakai sepatu yang apa bila di ketuk bisa berubah bentuk. Ya, tehnologi klan bintang tentunya. "Skuy."
Di lapangan ternyata sudah ramai. Aku mendongakkan kepala. Matahari bersinar cerah, lalu... "Hei Ali! Kenapa kamu? Mau nyari lampu sorot ya?" ledek seseorang dari belakang. Ternyata Raib dan Seli. "Emang ngapa?" jawabku sewot. "Ya gapapa sih, nanya aja." Kata Ra. "Udah ah, ketengah lapangan terus yuk, udah mau mulai tuh senam paginya." Ajak Seli. Aku mengangguk karena malas berdebat pagi pagi.
30 menit kemudian kami selesai senam. "Hei, aneh ya? Walaupun sudah senam badanku tetap kaku dan tidak berkeringat." Ujarku. Seli mengangguk. "Aku juga sama." "kalian lupa ya, porsi senam kita?" tanya Raib. Aku menepuk jidad. "Oiya ya, Perfettu. Kok lupa ya?" "Aku juga loh." Sambung Seli. "Asal enggak di totok Master b saja jika kita lupa gerakannya." Lanjutku. Mereka tertawa.
"Baik anak-anak, karena hari ini hari pertama sekaligus pembukaan trip kita, mari kita berlatih keseimbangan." Kata Pak Jhon, pelatih basket Ali. "Yaaah..." keluh mereka termasuk Seli. "Tapi ada hadiahnya loh, bagi 3 orang yang bertahan sampai akhir. Lumayan loh, Rp.100.000. siapa mau?" pancing Pak Jhon. Mereka kembali bersemangat.
Aku, Seli dan Raib saling tersenyum, kami akan melakukannya. Aku tahu pak Jhon berani memberikan hadiah 100k Karen dia pasti berpikir kalau tidak akan ada yang bisa. Ini sih kecil, kami bahkan pernah melakukannya tanpa bergeming selama 1 jam. Walau itu paksaan dari master B sih.
"Oke, Rentangkan tangan! Angkat kaki kiri kaliann. Tidak ada yang boleh jatuh ya. Kalau kaki kalian lebih dari 90 derajat dianggap gugur. Waktunya 15 menit. Siapp? Mulai!" Pak Jhon menekan stopwatch.
Tak perlu 10 menit, 2 menit saja sudah lebih dari setengah peserta yang gagal. Mata pak Jhon patut dipuji.
5 menit. Selama ini hanya kami yang bertahan. Ku lihat pak Jhon mulai cemas. Aku tersenyum. Gimana pak?
Waktu habis, kami bertiga menang. Pak Jhon mengeluarkan tiga lembar uang seratusan dari dompetnya. "Bagus Ali, Seli, Raib. Kalian hebat! Bapak saja tidak bisa berdiri lebih dari 8 menit." Puji pak Jhon. Kami hanya tersenyum dan berterima kasih sambil mengambil uangnya.
"Baik, kita Break selama 30 menit ya." Kata Pak Jhon.
"Wow, kalian keren banget! Kok bisa kalian berdiri selama itu?" tanya Kapten Basket menyambut kami. Disusul banyak orang di belakangnya.
"Itumah enteng kak. Kami bisa melakukannya karena kami terbiasa melakukannya. Lebih lama malah, satu jam." Pamerku. Plak. "Auch, apa salah ku lho? Benarkan kita sering melakukannya." Aku menoleh ke arah Seli dan Raib yang memukul punggungku. Mereka melotot padaku.
"Heee, memangnya seberat itu ya latihan kalian?" tanya Kak Rey, alias kapten basket. Raib dan Seli terlihat kikuk. "I iya kak. Latihan kami memang berat. Eh, eh, tapi kami tidak bermaksud pamer kak. Maaf kalau tersinggung ya kak." Kata Raib gugup. Alih-alih tersinggung, kapten malah tertawa. "Hahahaa, mana mungkin aku tersinggung. Aku justru kagum melihat kalian." Puji kapten. Kami berterima kasih dan segera bubar. Kulihat Raib dan Seli pergi menuju bangku panjang di pinggir lapangan. Di sana lebih teduh, karena memiliki atap seperti di halte.
Aku hendak kesana tapi tertahan oleh para fans ku. Akh, lihatlah, Disana Raib dan Seli malah sedang menonton sambil tertawa dan menunjukku. aku menyibak puluhan Fans ku dan pergi kearah mereka.
"Pft, bagaimana pak? Udah beres para Fans nya?" ledek Raib sambil menyodorkan air mineral. "Mending aku punya fans, dari pada kalian? Gapunya kan? Kalian juga harus berterima kasih karena aku lebih memilih kalian." Pamerku lagi. Raib mendengus "Haah, iya iya. Terima kasih tuan muda ali karena telah memilih kami. Kamu memang teman terbaik segalaksi..." kata Ra dengan nada malas. Aku merasa hidungku memanjang.
"baik-baik, semua Anggota klub basket berkumpul kemari! Kita mulai latihannya." Panggil pak Jhon. "Aku pergi dulu ya." Aku melambaikan tangan dan pergi.
Sudut pandang Raib
"Ahh, kasian ya ra, ditinggalin ayang mbeb-nya." Goda Seli. Wajahku memanas. "A apaan sih Sel." Yah, bisa kuakui kalau Ali itu keren saat bertarung dan bermain basket. Selebihnya ngeselin.
"Sel, aku mau membeli minum dulu. Kau mau menitip?" aku beranjak dari tempat dudukku. Seli mengangguk. "Aku nitip float aja, jangan pakai es ya." Pinta Seli sambil memberikan uang. "oh iya, Sekalian belikan burger dan kentang goreng ya." Aku mengangguk.
aku membelinya di sebuah restoran mungil.
Saat aku mendorong pintu toko, udara dingin segera menyambutku. Aku suka toko ini. Dulu, setiap aku pergi ke Jakarta dengan mama dan papa, kami pasti kemari.
"Selamat datang!" Sambut salah satu pelayan. Aku tersenyum. Toko ini tidak berubah. Tetap sederhana dan nyaman. "Selamat datang, ingin memesan apa?"
"Umm, Float mangga Satu, float Melon satu, dan MilkShake vanilla satu." Pintaku. Aku juga membelikan Ali satu. "Baik, apakah anda juga memesan makanan?" tanya pelayannya lagi. "Kalau makanannya, kentang goreng dua, dan 3 buah burger Cheese. Cheesenya Double ya." "Baik kak. Ada lagi?" aku menggeleng. "Itu saja kak." "Baik totalnya Rp. 68.000 ya kak." Aku mengeluarkan uang lima puluh ribuan dan duapuluhribuan. "Baik, kembaliannya Rp. 2000 ya kak. Pesanannya akan selesai sekitar 10 menit lagi. Silahkan menunggu." Kata pelayannya sambil memberikan uang duaribuan.
Lalu aku duduk di salah satu kursi sofa di sana. Tak lama pesananku datang. Aku berterima kasih dan segera pergi.
Tes. Tes. Eh? Hujan? Zrasss. Astaga! Hujan deras secara mendadak! Aku segera berlari ke tempat Seli menunggu. karena tidak ingin terlalu lama dihujan aku menggunakan tehnik teleportasi.
"Lama banget. Duduk dulu, biar aku keringin pakaianmu." Perintah Seli.aku menurut. Tak lama pakaianku kering. "Huft, Thanks Seli. Oiya, ini pesananmu." Aku memberikan pesanannya, Float, Burger, dan kentang goreng. Dia mengangguk. "Makasih Raibbb."
"Haah, sial banget sih hujan." Samar samar aku mendengar Ali mengomel. Aku menoleh kiri kanan. Tapi dia tak Nampak. Tak lama dia muncul dari dalam hujan. "Huuuft. Untung gasalah halte. Hujannya pake acara deras mendadak lagi." Keluhnya. Pakaiannya segera kering karena dia memakai pakaian klan bintang.
Aku tertawa dan menyodorkan makanan. "Eh? Ini untukku?" tanyanya memastikan. Aku mengangguk dan menyedot milkshakeku. "Cieee, Aliii, ditraktir Putri bulann." Goda Seli. Aku mendengus.
Tak lama hujannya mulai agak mereda. Tanpa basa basi lagi, kami langsung kembali ke Hotel. Hahhh. "Seli, nanti bagi panasmu ya, aku bisa mati membeku nanti." Pintaku sambil berjalan ke arah kamar. Seli mengancungkan jempol.
Bersambung...
.
.
.
Halo Guys
up lagi nih
Vote, komen dan Share ke teman-teman kalian ya!
Enjoyyy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠
Fantasy[REVISI] mengapa aku harus memilih? . WARNINGGG!!! . ^ ini hanya Fanfiction dari cerita Serial bumi Tereliye. jadi diwajibkan untuk membaca buku Bumi-Nebula untuk memahami jalan ceritanya. .. ^Baper?Wajib!!! ^tapi jangan kelewatan, sampai batas gari...