Happy Reading!
***
"Wahai, Selamat datang para petarung." Faar Menyambut mereka begitu mereka keluar portal.
Mereka sekarang berada di Ruangan Lembah Hijau. tepatnya rumah Faar. tempat yang pertama kali Mereka temukan saat menyusuri lorong Kuno.
Setelah politik Klan bintang kembali damai, Faar memutuskan untuk kembali ke ruangan ini. Sekali kali dia mengunjungi Meer di RIBT.
Yang lupa sama RIBT, silahkan untuk membaca ulang novel Bintang- Author.
"Faar!" Seli dan Raib berlarian memeluk Faar. tentu tidak dengan Ali.
"Wahai, kalian semakin besar dan kuat saja. dan, siapa anak perempuan yang ikut bersama kalian itu Ra?" Faar menunjuk Cilla.
yang ditunjuk kebingungan.
"Oh, ini adalah anggota baru kami. dia adalah orang yang kami selamatkan dari Tamus." Ali menepuk pundak Cilla.
Sontak Cilla terkejut. "Ha-halo. Namaku Cilla. aku berasal dari Klan Bulan, Seperti Raib."
"Haha, Halo Cilla. baiklah, Jika kalian datang kemari, pasti kalian membawa kabar penting dari permukaan. Silahkan Duduk. aku akan menyiapkan Teh." Faar mempersilahkan kami duduk.
"Terima kasih Faar. kami tidak akan lama. kami hanya membawa kabar dan setelah ini kami akan pergi ke Ruangan Pandang Rumput." kata batozar.
Faar mengerti dan mempersilahkan kami duduk.
"Baik, Apa yang terjadi?" Faar membuka percakapan.
"Tamus kembali. kemarin dia membuat ulah di sekolah Raib. ternyata di sekolah Raib ada dua orang yang telah ia rekrut untuk menjadi muridnya. dan salah satu dari dua anak itu adalah Cilla." Batozar menceritakan kejadian dengan singkat.
Faar menatap Cilla tak percaya. "Dia murid tamus?"
Raib segera memperbaiki. "Bukan. itu dulu. sekarang dia sudah sadar. yang masih berguru dengan Tamus adalah temannya. Kayla dari Klan matahari."
Faar mengangguk dan Menatap Ali, Raib dan Seli. Tatapan penghargaan. "Pasti kalian ayang membuatnya kembali sadar bukan? Karena itu hanya bisa dilakukan dengan Hati yang tulus. seperti Halnya dengan Selena."
mereka bertiga tersipu dan berterima kasih.
Lalu Batozar melapor beberapa hal lagi.
"Hei, Ini dimana?" Bisik Cilla pada Raib. "Klan Bintang. keluar dulu yuk, ada yang mau kami tunjukkan. Faar, Master b, kami permisi ke luar sebentar ya. bentar lagi balik." Izin Raib dan menarik Cilla ke Luar disusul Seli dan Ali.
"Nah, apa lu liat Lubang yang di atas Sana? dulu kami kemari melewati Lorong dalam Lubang itu." Jelas Seli sambil menunjuk lubang tempat kami keluar dari lorong dulu.
Cilla menatap kami tak percaya.
Raib mengangguk. "Benar loh. didalam lubang itu terdapat banyak lorong-lorong panjang yang tersambung ke permukaan bumi. dan kami memulai pejalanan dari situ. setiap ruangan saling terhubung melalui lorong kuno."
"Tidak semudah kelihatannya. Kami berjam-jam berada di lorong itu. belum lagi hewan buas yang menunggu. bukan kecil hewannya. sangat beesaaarrr! Kelelawar, Ular, Laba-laba. eh, Laba-laba kan bukan saat datang kemari munculnya." Sambung Seli.
"Wow! kalian melewati itu semua? Kereenn! kalian naik apa selama perjalanan?" Kagum Cilla.
"Kapsul buatanku tentunya. walaupun saat itu kapsulnya belum sekeren yang yang sekarang, tapi cukup tahan banting." Ali membanggakan kapsulnya. Cilla memujinya.
Panas Ra?- Author
Enggak kok- Raib
Awas Ra, ntar Ali nyaman loh sama Cilla.- Seli.
/mengasah parang- Raib.
"Anak Anak! ayo berangkat. Putri, buka portal ke ruangan padang rumput." panggil Batozar.
Raib menurut. tak lama kami sampai ke sana.
"Ini Ruangan apa lagi Ra? disini lebih luas dan sejuk. aku merasa seperti di padang rumput asli. padahal kemarin lu bilang kalau klan bintang itu rekayasa manusia kan? berarti penduduk disini jenius semua dong?" Kagum Cilla.
Raib mengangguk. "Makanya gue bilang kalau di klan Bintang itu surganya bagi Ali."
Cilla mengangguk paham.
"Ayo anak anak, kita pemanasan terlebih dahulu." panggil Batozar.
"Kita enggak memasang selaput pelindung dulu?" Tanya Seli heran.
batozar menggeleng. "Tidak usah. disini aman. tidak ada orang dan binatang buas."
seperti biasa, sebelum memulai latihan kami disuruh untuk mengikuti batozar. ya, Perfettu pastinya.
Mereka tertawa melihhat Cilla yang kesulitan. ini hal baru baginya. dan yang tertawa paling keras adalah Ali. merah padam muka Cilla dibuatnya.
emang siapa sih yang tidak malu ditertawakan gebetannya gara-gara selalu jatuh? -Cilla.
Aku. aku dulu justru melakukan hal gila didepannya.- Author.
"Baik, saatnya latihan. untuk Cilla, karena kamu masih pemula, kamu akan dilatih secara private oleh raib." perintah Batozar.
Raib dan Cilla mengangguk dan pergi menjauh.
"Disini aja Cil. Oke, kita mulai dari pukulan berdentum ya." kata Raib.
Cilla menurut.
setelah 30 menit latihan, pukulan berdentum Cilla sudah berkembang pesat.
"Dum! Dum! Dum! wow! kamu sekarang sudah bisa melakukan serangan beruntun. keren!" puji Raib. Cilla tersenyum. "Tapi Capekk." keluhnya.
Raib Tertawa. "Astagaa, kamu bilang kamu mau jadi petarung yang kuat. petarung yang kuat harus brtahan sampai akhir dong. ayo bangun. sekarang kita akan berlatih membuat tameng."
"Huft. Ayo deh."
kali ini, tameng Cilla berkembang lebih cepat daripada pukulannya.
"Dum! Dum! Dum! bagus! kamu bisa menahan seranganku. walau belum sekuat punyaku dan Ali, kamu punya ini lumayan bagus loh. Oiya, kamu bisa menghilang enggak? kalau bisa, kita belajar tehnik teleportasi." tany Raib.
Cilla mencoba dan ternyata Bisa. dan Mereka pun belajar tehnik itu.
"Oke, sepertinya latihan dasarnya sudah cukup. sekarang, kita bertarung. kau harus bisa mengimbangiku apapun caranya. oke?" Raib memasang kuda-kuda.
Cilla meneguk ludah dan mengangguk ragu-ragu.
Pertarungan, Dimulai.
Bersambung...
.
.
.
halo hai guys!
kami balik lagi.
bagaimana cerita hari ini? seru? bosan? pendek? komen ya!
Vote, komen, dan share cerita ini keteman-teman kalian.
Difollow juga authornya biar gak ketinggalan info terbaru.
kritik saran selalu ditunggu.
Enjoy and see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠
Fantasy[REVISI] mengapa aku harus memilih? . WARNINGGG!!! . ^ ini hanya Fanfiction dari cerita Serial bumi Tereliye. jadi diwajibkan untuk membaca buku Bumi-Nebula untuk memahami jalan ceritanya. .. ^Baper?Wajib!!! ^tapi jangan kelewatan, sampai batas gari...