#25. Choosing

590 27 7
                                    

Happy Reading!

***

   "Aku memilih, Pilihan kedua." aku menjawab dengan mantap dan Yakin.

   alasan aku memilih pilihan kedua ini karena aku mementingkan kemenangan dipihak kami. kalau urusan aku pergi ke klan lain, itu urusan kedua.

   "Tapi, apakah kamu bisa memberikan informasi tentang klan itu lagi?" pintaku.

    "Jika kamu membuat gelombang sensor kekuatanmu sekuuat mungkin, akan ada kemungkinan gelombang itu akan ditangkap oleh salah satu radar tercanggih di sini. tapi itu hampir bisa dibilang mustahil karena itu membutuhkan tenaga yang sangat besar dan alat khusus. dulu pernah ada percobaan yang berhasil menangkap gelombang itu. namun hanya samar dan sekali. jadi percobaan itu dihentikan karena sampai sekarang gelombang itu tidak pernah muncul lagi." jelas buku kehidupan.

    Yes, berarti masih ada harapan! aku bisa meminta Ali untuk melakukannya. dengan tehnologi Klan-klan yang pernah kami kunjungi, mungkin itu lebih dari cukup.

   "Apa kamu sudah yakin dengan pilihanmu?" tanyanya memastikan. aku mengangguk dengan mantap. "Ya."

    "Baiklah, lokasi inti Babwanya berada tepat pada Lampu legendaris di tengah kota. kamu mengusap permukaannya dan bisa langsung menyalurkan kekuatan dan tenagamu disana. selanjutnya, dia akan mengambil alih tubuhmu dan menyerang musuh. Selamat Berjuang!

    Sekali lagi, di sekitarku di selimuti cahaya yang sangat terang.

    setelah penglihatanku normal, aku sudah di tengah kota. tepat didepanku terdapat lampu legendaris yang dimaksud.

   Tamus ternyata sudah berhasil membuka portal ke Klan bumi. dia telah mendapatkan perisainya.

   tapi mereka masih tidak menyadari kehadiranku. aku tidak membuang-buang waktu lagi dan melakuukannya.

   "HAAAAAAAAAAAAAH!!!!" aku melakukannya. tak lama, tubuhku sudah terbaluti oleh cahaya yang sangat terang. aku tidak bisa mengendalikan diriku dan diriku mengambang terbang.

   semua mata terkejut melihat kejadian itu.

   Tamus yang bersiap melompat ke dalam portal, tercengang melihatku yang sekarang.

***

Author's POV

   Mereka semua terkesima melihat keadaan Raib yang sekarang. Apalagi Seli yang baru siuman. dia menutup mata karena silau.

   sebelum mereka menyadari apa yang terjadi, Raib lebih dulu maju menyerang Tamus. secepat kilat.

   Tamus reflek memasang Tameng transparan ntuuk melindungi dirinya. tidak pecah, tapi cukup untuk membuatnya terbanting kedalam portal.

   dia keluar dari portal tepat di lapangan sekolah Raib. disana para penduduk kota Raib yang sedang melakuukan aktifitas di lapangan reflek lari menghindar.

   Dengan cepat raib menyusul Tamus diikuti oleh Ali, Seli dan pasukan klan bulan yang tersisa.

   "HA! ternyata kau masih hidup ya bocah! kukira kau sudah mati ketika menghilang secara tiba-tiba dihadapanku tadi. sekarang apa lagi yang bisa kau lakukan? aku sudah mendapatkan perisainya. dan sekarang aku tinggal menghancurkan gedung itu untuk mendapatkan pedangnya. kau tak bisa melakukan apa-apa lagi! hahah!" Kata Tamus sambil menunjuk gedung sekolah mereka. Raib tak bergeming dan terus menatap tamus dengan tatapan membunuh. tamus menjadi sedikit takut melihatnya.

𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang