happy Reading!
***
"What The? Tamus?!" kami terkejut mendengar berita itu. Kami bertiga saling pandang. Gak salah dengar kan kami? Tamus loh, Tamus!
"B-beneran tamus Cil? Kami gak salah dengar kan?" tany Seli memastikan. Cilla menatap kami tajam dan mengangguk. "Emang napa?"
Aku mengguncang bahu Cilla. "Jangan! Pokoknya lo jangan berguru sama dia lagi! Kami peringatkan jangan kalau elu gak mau menyesal." Ingatku.
Cilla menepis tanganku. "Sebodo. Asal lo tahu ya. Guru Tamus itu adalah guru terhebat yang pernah kami temui. Dia itu sangat kuat dan baik tahu. Kalian gak kenal dia gausah sok menjelekkan dia."
Aku menepuk jidad. Gila, sejak kapan Tamus baik.
"Sudahlah ra, gausah kita ladenin lagi dia. Kayak ngomong ama batu." Kata Ali. Aku menggeleng. "Kita jangan diam aja dong. Kalau tamus mulai menampakkan diri, artinya perang sudah dekat!"
"Ctarr!" kayla kembali melepas petir. tapi ku belokka ke arh Cilla menggunakan Tameng transparan. "Cilla! Lu gak papa kan?" salah satu temannya turun dari bangku penonton. Disusul banyak murid lainnya.
"Huft, yaudah, Cilla, Kayla, kalian ikut kami dulu. Kita bicarakan ini di tempat lain jangan disini." Aku menarik Cilla. Tapi Cilla menolak.
"Emang siapa lo nyuruh-nyuruh gue? Lo gak punya Hak ya untuk nyuruh-nyuruh gue."
Haishh, kepala batu.
Saat aku bersiap untuk menariknya lagi, sebuah portal besar terbuka di aula.
"Haduhh, apa lagi ini sih." Keluh Seli. "Kita enggak tahu siapa yang akan muncul. jadi bersiap siap saja. Ali, panggil ILY untuk berjaga-jaga. Seli, bawa semua orang keluar dari ini." Perintahku. "Aye-aye kapten!"
"SEMUANYA! IKUTI SELI! SEGERA KELUAR DARI RUANGAN INI! Cilla, Kayla, kalian juga keluar!" perintahku. Sebagian besar murid-murid telah berlarian panik ke luar Aula.
"Cilla! Kayla! Cepat keluar! Ini mungkin berbahaya!" perintahku lagi. " Gamau, kami ini sangat kuat. Kami bisa menjaga diri." Tolak Kayla. Apalah daya, mereka tetap kepala batu.
Tidak ada waktu lagi! Sudah ada beberapa pasukan yang keluar. Itu bukan pasukan Klan Bulan atau dari mana pun! Kami tidak mengenalinya. Yang pasti mereka jumlahnya tidak banyak.
Ali sudah membuat selaput pelindung di Aula.
Aku menarik dan membawa cilla dan kayla ke Pojok ruangan. "Cilla, Kayla, kalian jangan kemana mana. Tetap disini!"
mereka tetap diam.
"HA! Ruangan ini masih tidak berubah ya!" teriak seseorang dari tengah ruangan. Astaga! Itu tamus! panjang umur.
Aku segera berteleportasi ke tempat Ali dan Seli.
"Kamu mau ngapain lagi hah! Si tanpa mahkota sudah kami kalahkan. Tidak ada lagi yang bisa membantu kalian. Jangan mengacau lagi!" teriak Ali.
"HA! Kau pikir aku masih mau bekerjasama dengan si lemah itu lagi? Tidak. Aku sudah lebih kuat dari yang kamu kira." Kata Tamus.
"Grhhh. Kalau begitu, apa tujuanmu kemari Tamus!" tanya Seli.
Tamus tertawa. "AHAHAH! Aku kemari untuk memperingatkan kalian. Agar kalian punya waktu untuk bersiap siap. Jadi aku bisa menikmati permainan kita."
tumben si tamus mau ngasih tau. -author
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐢𝐧𝐠
Fantasy[REVISI] mengapa aku harus memilih? . WARNINGGG!!! . ^ ini hanya Fanfiction dari cerita Serial bumi Tereliye. jadi diwajibkan untuk membaca buku Bumi-Nebula untuk memahami jalan ceritanya. .. ^Baper?Wajib!!! ^tapi jangan kelewatan, sampai batas gari...