"Me.... Menyembunyikan Beomgyu...?"
Aku tidak memercayai pendengaranku sendiri kali ini. Kenapa mereka tega?
"Iya, bibi mohon ya, Lia, Yeonjun. Kalau Yoora sungguhan amnesia nantinya, kita akan beri tahu soal Beomgyu pelan pelan."
"Aku tidak mau dia terpuruk lebih jauh. Aku takut dia memilih untuk menyusul Beomgyu."
Aku... paham.
Aku mengerti ketakutan itu. Aku juga tidak tahu cara memberi tahu Yoora kalau kekasihnya tidak selamat.
Tapi apakah cara ini baik baik saja?
Yeonjun menghela napas panjang, mengangguk dan tersenyum tipis, "Bibi, paman, yang penting Yoora harus sehat dan bahagia."
"Terima kasih banyak, ya, nak. Terima kasih kerja samamu untuk kebaikan Yoora. Ini demi kebaikan Yoora."
"Iya."
Setelahnya, Yeonjun pergi. Mungkin sakit mendengar kalau orang tua Yoora ingin menghapus Beomgyu dari memori gadis itu.
Yeonjun sedih, tapi dia tidak punya hak untuk itu. Yoora hanya pacar adiknya. Yoora hanya gadis yang sudah dianggap adik oleh Yeonjun.
Dan aku lagi lagi hanya diam karena paham.
Tidak tahan melihat Yoora yang tidur nyenyak, aku menyusul Yeonjun.
"Kak," panggilku.
Yeonjun menoleh dengan mata yang merah. Apa dia menangis?
"Ya? Oh, tunggu, maaf." Yeonjun mengusap matanya pelan, mengedipkannya berkali kali untuk menutupi kalau dia menangis.
Tanpa babibu, aku memeluknya. Pundak lelaki ini kokoh sekali. Andai aku bisa sekuat ini untuk mengatakan kebenarannya pada Yoora suatu hari nanti.
"Aku akan mengabari kakak soal perkembangan Yoora. Kalau perlu, kita memulai semuanya dari awal dengan Yoora."
Yeonjun tidak menyahut. Diam saat aku peluk, tapi jelas terasa bahunya sedikit gemetar.
"Lia," bisiknya.
"Jaga Yoora, ya. Sekarang aku tidak bisa menjaganya dari dekat lagi."
"Belum tentu, kak. Tergantung pada kondisi Yoora. Aku harap amnesia itu tidak terjadi pada Yoora."
"Aku juga begitu."
◍◍◍
Nyatanya harapan hanyalah harapan.
Yoora melupakan kejadian dua tahun belakang. Dan itu termasuk Beomgyu.
Gyu, apa yang harus kulakukan? Yoora melupakanmu...
Maafkan, aku. Maafkan aku, Beomgyu.
Yang bisa aku lakukan hanya menangis, berdebat dengan batinku sementara Yoora sedang diperiksa dokter Min—dokter yang juga sempat menangani Beomgyu.
Sedih. Rasanya berat.
Bukan perihal aku dan Yoora yang memulai dari awal, dia masih mengingatku.
Tapi mengenai hal yang kita lewati selama dua tahun ini.
[extra]
KAMU SEDANG MEMBACA
crash • txt [✔]
Fanfic[short chapter] "aku tidak mengingatmu. tapi kenapa aku merindukanmu?" "𝚒'𝚖 𝚜𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚒 𝚌𝚘𝚞𝚕𝚍𝚗'𝚝 𝚖𝚊𝚔𝚎 𝚒𝚝." [txt w/ oc] copyright, 2020.