5-Rumah rina

151 50 4
                                    

Untuk kalian yang menyepatkan waktunya untuk membaca cerita ini dan memberikan votenya

Terimakasih banyak♥

"Selamat membaca"

"Udah lama ga ke rumah yayang beb"ucap baim langsung rebahan dilantai diruang tamu padahal ada sofa.

"Hei jangan tiduran dilantai,nanti lantai gua bisa kotor baim"ucap rina sambil berusaha membangunkan baim dengan menarik kedua tangan baim

"Kalian berdua ngapain"tanya caca yang baru masuk disuguhi pemandangan sosweet.

Surya yang masih diluar langsung masuk ke dalam. melihat itu semua hanya menggeleng gelengkan kepala tersenyum dan merangkul bahu caca dan mengajaknya duduk.

Sementara rina dan baim masih saja seperti itu.berhubung badan baim memang lumayan gede membuat rina tidak berhasil membuatnya bangun.

"Kenapa harus diruang tamu sih kan kamar ada"ucap Al santai langsung  duduk didepan mereka berdua

Rina langsung melepaskan kedua tangan baim dengan kasar dan langsung ikutan duduk disamping al sambil mengucapkan "najis pikiran lo mesum terus al, pantes nadia ga mau sama lo"

"Eh kata siapa ya"ucap al tidak terima.masalahnya dia aja belum nembak masa udah ditolak aja.

"Hahaha ketauan sukanya"ucap baim sambil tertawa dan tetap tiduran.

"Eh iya ngomong ngomong nadia mana"tanya surya karna hanya nadia saja yang tidak kelihatan.

"Gua udah chat ga dibls"ucap rina

"Ditelepon juga ga diangkat"ucap baim

"Itu anak sumpah aneh bangat"lanjut baim

"Siapa yang aneh"ucap seseorang didepan pintu

Membuat semua orang melihat ke arah suara tersebut.
Baim yang tadi betah tiduran langsung berdiri dan matanya melebar melihat ke arah depan dan berkata dengan gugup "na..dia"

"Iya aku masih nadia gatau nanti"ucap nadia datar dan langsung masuk ke dalam dan duduk disofa yang khusus untuk satu orang.

"Kenapa aku datang kalian langsung diam"ucap nadia

'Gimana ga diam kamu datang tiba tiba dan mengatakan hal yang membuat semua orang bingung'ucap batin surya

"oh tadi si al uring uringan nyariin lo katanya rindu berat ga kuat biar lo saja hahah"ucap baim garing berusaha mencarikan susana. entahlah setiap ada nadia semua jadi beda.

"Eh nga nad jangan didengerin omongan ngaur si baim"ucap al sambil melempar bantal ke wajah baim
.

.

.

"Gaesss yuhuu Makanan sudah siap"teriak rina sementara caca yang disampingnya langsung menutup kedua telinganya.

surya,baim, dan al langsung duduk. mata baim sudah berbinar binar melihat makanan yang banyak dan pasti enak enak.

"Segitunya lo im liatin makanan kaya liatin doi"ledek al

"Doi mah ga enak ga bisa dimakan"ucap baim langsung menaro semua makanan yang ada dimeja dengan terburu buru biasa takut diabisin.

"Tau aja lo ayam yang gede"ucap rina melihat baim mengambil ayam bakar yang ukurannya memang besar itu pun hanya satu.

"Nad lo yakin makan cuma sama sayur asam doang kan ada ayam bakar,ceker merecon,sup ayam,soto"tanya baim

"Dia ga suka pedas"ucap al

"Tau aja lo kalo doi ga suka pedas"ledek rina

Nadia hanya fokus pada makanannya dengan tenang menghiraukan sahabatnya yang sedaritadi ribut terus.

"Udah makan jangan banyak omong"ucap surya dengan tegas

Ketika mereka makan dengan sunyi tiba tiba.

"Eh wow rina lo ga bayar listrik ya"ucap alay baim sambil tetap makan, sedangkan lain langsung berhenti makan.

Karna tiba tiba listrik mati.

"Enak aja lo im, gua selalu rajin bayar listrik secara orang tua gua kan masih bisa nyari duit banyak"ucap rina

"mati lampu kali ini mah"ucap al

"Mungkin mati listrik"ucap caca, padahal yang dia ucap sama dengan al ya namanya juga polos

"caca diam caca cantik"baim menyuruh dengan cara halus

"Mana ada cantik karna caca diam. cantik mah karna bedak lah mana mahal bangat"ucap caca

"Lah doinya si surya malah curhat lagi mati lampu gini"ucap rina

Nadia langsung menyalakan senter dihpnya.membuat sahabatnya terkejut karna gelap tiba tiba ada cahaya.ya habisnya mereka semua bukannya menyalakan atau mencari sesuatu yang bisa dibuat menjadi cahaya ini malah ngomong terus.

"Nyalain senter hp kalian semua bukannya banyak omong"ucap surya yang sudah ikutan menyalakan senter

Semuanya langsung menuruti apa yang diucapkan surya

"Nadia mana"tanya al karna ketika ia menyenter ke arah depan yang harusnya ada nadia tapi tidak ada.
Mereka semua pun langsung menyeter ke sekeliling dan benar nadia tidak ada.

Lalu surya melihat diluar rumah seperti ada cahaya.

"Kita keluar"ucap surya lalu tanpa banyak bertanya mereka pun mengikuti surya

Surya berhenti karna melihat pintu utama rina terbuka

Apakah nadia keluar rumah?

"Siapa yang membuka kan pintu"tanya rina bingung

"Mungkin nadia"ucap al langsung keluar,lalu disusuli oleh mereka sementara surya masih diam terjebak dengan pikirannya.

Al melihat seseorang berdiri didepan pintu rumah tetangga rina yang jaraknya dengan rumah rina dihalangi satu rumah saja.

Al menggenal seseorang itu langsung berlari menghampirinya.

"itu siapa"tanya caca

"Mungkin nadia"ucap baim

"Ayo kesana"ucap rina

Lalu mereka bertiga pun berlari menyusul al

"Nad"ucap al sambil perlahan akan memegang pundak nadia
namun, belum tersentuh tiba tiba nadia ambruk dan buru buru al menahan tubuh nadia.

"Nadia kenapa"tanya rina baim caca kompak

"Cepat bawa nadia ke rumah rina"ucap surya yang tiba tiba sudah datang dengan nada cemas.

Dengan susana gelap lampu semua padam. bukan hanya di rumah rina tapi seluruh rumah dikomplek ini padam.
Benar apa yang dikata al dan caca bahwa sekarang sedang mati listrik

Mereka berempat pun berlarian. dengan nadia yang tiba tiba pingsan dan di angkat oleh Al.

Tanpa mereka sadari dijendela rumah tetangga itu ada sepasang mata mengintip mereka

Bersambung...

Club pembantu hantu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang