Dara menatap chat yang dikirim Jeno sepuluh menit yang lalu. Dara baru selesai dandan dan baru buka hape, berarti Jeno udah nunggu sekitar sepuluh menit dibawah.
Dara berkaca sebentar, celana jeans hitam, kaos panitia, dan almamater osis yang dia sampirkan dilengannya sudah siap. Lalu dia mengambil bag pack berukuran sedang, memasukkan beberapa barang yang sekiranya diperlukan seperti power bank, tissue, cermin kecil, lipstik, dan lainnya. Jangan dikira Dara nggak suka makeup ya guys, walapun agak bar-bar, sebenarnya Dara suka make up. Kayak sekarang, bahkan Dara sempetin buat make-up yang natural look. Dibolehin kok kalo acara sekolah gini, ya asal jangan menor aja. Biasanya acara sekolah begini tuh, incaran para cewek buat caper ke cowok-cowok. Betul nggak?
Dara keluar dari kamarnya, bergegas menghampiri Jeno yang entah masih menunggu atau nggak.
Begitu sampai dipijakan tangga terakhir, Dara bisa melihat kalau Jeno sedang berbincang dengan bunda nya.
"Kalian sarapan dulu ya? Jeno belum sarapan, kan?" Tanya Bunda Irene.
"Saya udah sarapan kok, tante." Ucap Jeno sambil tersenyum, membuat matanya terlihat seperti bulan sabit. Yang disenyumin bundanya, yang terbang anaknya.
"Bun, aku langsung berangkat aja ya? Udah jam enam, nggak enak kalo telat." Ucap Dara, matanya nggak lepas dari Jeno yang keliatan ganteng banget padahal cuma pake jeans sama hoodie hitam.
"Yaudah kalau gitu, kamu jangan sampe nggak makan. Kalian hati-hati. Makasih ya, Jeno. Udah dianter Daranya."
"Sama-sama tante. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Setelah berpamitan, Jeno dan Dara segera keluar rumah. Jeno memakai helm nya. Dara menatap Jeno sambil mengadahkan tangannya bermaksud meminta helm.
"Apa?" Tanya Jeno.
"Lo nggak mau kasih gue helm?"
"Oh ya." Kemudian Jeno memberikan helm yang sama persis dengan yang dipakai. Jeno nggak berenti natap Dara pas Dara pakai helm.
"Cantik." Gumam Jeno.
"Eh? Ngomong apa, Jen?"
"Oh nggak, buruan buka pager." Dara mengangguk lalu membuka pagar rumahnya yang tertutup rapat itu.
"Naik."
"Bentar," dara memakai almamater nya terlebih dulu. Setelah selesai baru Dara naik.
"Pegangan."
"Mau modus ya?"
"Iya, makanya buruan."
Dara tertawa pelan lalu memegang jaket Jeno, nggak sampe meluk, Dara nggak berani.
Diperjalanan, mereka berdua diam. Hanya menikmati hembusan angin pagi yang sejuk. Berhubung semalam hujan, jadi suasananya tenang banget sekarang.
Jeno nggak berentiin motornya digerbang sekolah, melainkan masuk hampir ke parkiran. Biar Dara nggak jalan jauh katanya. Jeno si biasa aja, Dara yang diliatin jadi ciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geng Motor | Lee Jeno
FanfictionDara, gadis yang sedikit bar-bar layaknya gadis pada umumnya selalu menampilkan sisi ceria tanpa ada yang tahu dia mempunyai trauma yang cukup menyedihkan di masa lalu. Dan Jeno, lelaki tampan yang ramah pada semua orang namun wajahnya memberi kesa...