Win menghapus air mata dan memaksakan diri untuk mengambil nafas dalam. Ia tidak boleh menyerah sekarang. Ia bahkan tidak menyerah ketika duduk memegang tangan ibunya saat menghembuskan nafas terakhir. Win tidak menyerah saat mereka membaringkannya di tanah yang dingin. Juga tidak menyerah ketika dia memutuskan untuk menjual satu-satunya rumah yang menyimpan berjuta kenangan bersama saang ibu juga Tine. Win tidak akan menyerah sekarang. Win bisa melaluinya.
Nyatanya Win tidak punya cukup uang untuk menyewa kamar hotel tapi dia punya truk. Dia bisa tinggal di truk. Mencari tempat aman untuk memarkirnya di malam hari mungkin akan menjadi satu-satunya masalah. Kota ini kelihatannya cukup aman tapi Win sangat yakin jika truk tua ini di parkir disembarang tempat akan menarik perhatian. Win yakin ia akan melihat polisi mengetuk jendelanya bahkan sebelum ia tidur. Oke, jadi alangkah bijaknya jika dia menggunakan dua puluh dolar terakhir untuk mengisi bensin. Kemudian Win bisa mengemudikan truk ke pusat kota di mana truknya tidak akan ketahuan di tempat parkir.
Mungkin Win bisa memarkirnya di belakang restoran dan mendapat kerja juga di sana. Dia tidak perlu bensin untuk pulang pergi ke tempat kerja. Perut keroncongan mengingatkan Win kalau ia sama sekali belum makan sejak pagi tadi. Win akan menghabiskan beberapa dolar untuk makan. Dan berdoa semoga dia akan mendapatkan kerja esok hari.
Win, dia akan baik baik saja.
Memutar kepala untuk memeriksa di belakang sebelum menghidupkan mesin truk dan mundur. Sepasang mata taajam itu menatap erat dirinya. Sebuah teriakan kecil lolos dari bibir Win sebelum dia tahu kalau itu adalah Bright.
Apa yang dia lakukan berdiri di luar truk? Apakah dia meyakinkan dirinya kalau Win telah meninggalkan rumahnya?
Win benar-benar tidak mau berbicara lagi dengannya. Memilih mengalihkan tatapan untuk keluar dari tempat ini sebelum dia mengangkat alis matanya pada Win. Apa maksudnya? Kau tahu apa? Win benar-benar tidak peduli.Meskipun dia terlihat sangat seksi saat melakukannya. Win mulai menghidupkan truk tapi tiba-tiba mesin meraung, Win mendengar bunyi klik dan senyap. Oh tidak. Jangan sekarang. Tolong jangan sekarang.
Win menggoncangkan kunci dan berdoa kalau dia salah. Win tahu alat pengukur bensinnya rusak tapi Win melihat alat pengukur jarak. Dia seharusnya tidak kehabisan bensin. Win masih punya beberapa mil lagi.
Kesal, Win menghantamkan telapak tangan pada setir dan memanggil truk dengan beberapa pilihan nama tapi tidak terjadi apa-apa. Win terjebak. Apakah Bright akan menelpon polisi? Dia ingin Win keluar dari rumahnya jadi dia keluar untuk memastikan Win sudah pergi. Sekarang Win tidak bisa pergi apakah dia akan membuatnya ditangkap? Atau yang lebih buruk, memanggil mobil derek. Win tidak punya uang untuk mendapatkan kembali truknya jika Bright melakukannya. Atau, paling tidak jika di penjara Win dapat makan dan tempat tidur.
Menelan gumpalan yang tersangkut ditenggorokan, Win membuka pintu truk dan berharap yang terbaik.
"Ada masalah?" tanya Bright.
Win ingin berteriak histeris dalam frustasi. Namun, dia memutuskan untuk mengangguk. "Aku kehabisan bensin." Bright mendesah. Win tidak berbicara. Dia memutuskan untuk menunggu keputusan yang menjadi pilihan terbaik di sini. Win bisa saja memohon dan membela diri setelahnya. tapi─
"Berapa usiamu?"
Apa? Apakah dia benar-benar bertanya usianya?
Win terjebak di jalan masuk rumah Bright, dia ingin Win pergi dan sekarang dia lebih suka membicarakan usia Win daripada pilihannya. Orang yang aneh.
"Sembilan belas," jawab Win.
Bright mengangkat alisnya, "Benarkah?"
Win mencoba keras tidak marah. Win memerlukan kemurahan hati pria ini untuk kelangsungan hidupnya. Menekan komentar sinis di ujung lidah, lalu tersenyum. "Ya. Benar."
![](https://img.wattpad.com/cover/238138780-288-k240668.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL [BrightWin] ✅
FanfictionMetawin datang dengan damai. Ia hanya ingin tinggal beberapa hari di tempat sang Ayah, setidaknya sampai ia punya cukup uang untuk mencari tempat tinggal lain. Namun, takdir malah mempertemukan dia dengan Bright Vachirawit. Saudara tiri yang seharus...