.
.
.
.
.
Tidak, Win seharusnya tidak melakukannya tapi dia tidak punya pilihan lain. Win mencintai ibunya. Beliau layak mendapatkan jauh lebih banyak daripada yang semasa hidup belau dapatkan. Lalu, satu-satunya hal yang meringankan rasa sakit itu adalah mengingatkan diri sendiri bahwa Ibunya dan Tine bersama-sama sekarang. Mereka saling memiliki dan Win tidak ingin berbicara tentang kisahnya lagi. Dia hanya ingin tahu sesuatu tentang Bright.
.
"Apa kau memiliki pekerjaan?" Tanya Win kemudian, Bright tertawa dan meremas tangan Win tapi tidak membiarkannya lepas. "Apa kau percaya setiap orang harus memiliki pekerjaan setelah lulus kuliah?"
.
Win mengangkat bahu. Dia selalu berpikir setiap orang seharusnya punya pekerjaan pada sesuatu. Dia harus memiliki beberapa tujuan. Bahkan jika dia tidak membutuhkan uang.
.
"Ketika aku lulus kuliah aku punya cukup uang di bank untuk menjalani sisa hidupku tanpa pekerjaan, berkat ayahku." Bright melihat ke arah Win dengan mata sendu seksi berbulu mata hitam tebal. "Setelah beberapa minggu tidak melakukan apa-apa kecuali berpesta aku sadar aku butuh kehidupan. Jadi aku mulai bermain-main dengan pasar saham. Ternyata, aku cukup bagus dalam hal itu. Angka-angka selalu menjadi keahlianku. Aku juga menyumbangkan dukungan keuangan untuk Habitat for Humanity*. Beberapa bulan dari tahun ini aku jadi lebih lihai dan bekerja di rumah. Pada musim panas aku libur dari segala sesuatu sebisaku, datang ke sini dan bersantai. Aku tidak menyangka. 'Shock' di wajahmu sedikit menghina," kata Bright dengan irama menggoda dalam suaranya.
.
"Aku hanya tidak menyangka dengan jawaban itu," jawab Win jujur.
.
Bright mengangkat bahu dan memindahkan tangannya kembali ke sisi tempat tidur. Win ingin menggapai, meraihnya dan menggenggamnya tapi dia tidak melakukannya. Bright menyudahi skinship yang dia lakukan.
.
"Berapa umurmu?" Tanya Win lagi.
.
Bright menyeringai, "Terlalu tua untuk berada di ruangan ini denganmu dan terlalu sangat tua untuk memiliki pikiran tentangmu." Pikir Win Bright berada di awal dua puluhan. Pasti. Dia tidak tampak lebih tua.
.
"Aku akan mengingatkanmu bahwa aku sembilan belas. Aku akan dua puluh dalam enam bulan lagi. Aku bukan bayi. "
.
"Tidak Metawin, kau sudah pasti bukan bayi. Aku dua puluh empat dan letih. Hidupku tidak normal dan karena itu aku memiliki beberapa kekacauan serius. Aku sudah bilang ada hal-hal yang kau tidak tahu. Membiarkan diri untuk menyentuhmu akan salah. "
.
Bright hanya lima tahun lebih tua dari Win. Itu tidak terlalu buruk. Dia juga memberikan uang kepada Habitat for Humanity dan bahkan melakukan pekerjaan dirumah? Dia akan jadi seburuk apa? Dia memiliki hati. Dia membiarkan Win tinggal di sini ketika menginginkan tidak lebih dari membuat Win berkemas.
.
"Kupikir kau meremehkan dirimu sendiri. Apa yang kulihat di dalam dirimu adalah istimewa."
.
Bright merapatkan bibirnya lalu menggeleng. "Kau tidak melihat diriku yang sebenarnya. Kau tidak tahu semua yang telah aku lakukan. "
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL [BrightWin] ✅
FanfictionMetawin datang dengan damai. Ia hanya ingin tinggal beberapa hari di tempat sang Ayah, setidaknya sampai ia punya cukup uang untuk mencari tempat tinggal lain. Namun, takdir malah mempertemukan dia dengan Bright Vachirawit. Saudara tiri yang seharus...