.
.
.
Beberapa mobil diparkir di luar ketika Win pulang ke rumah Bright setelah bekerja. Paling tidak Win tidak akan memergoki Bright berhubungan seks. Karena sialnya, sekarang dia tahu seberapa hebat ciumannya itu dan betapa menyenangkan rasanya saat tangan Bright berada di tubuhnya, Win benar-benar tidak yakin dia bisa menahan diri jika melihat Bright melakukan hal itu dengan orang lain. Konyol. Tapi itu benar.
.
Membuka pintu dan melangkah masuk. Musik seksi terdengar sangat keras dari 'sound system' yang ada di setiap ruangan. Ya, setiap kamar kecuali kamar yang Win tempati. Dia mulai melangkah ke dapur ketika mendengar seorang perempuan mengerang. Perutnya tiba-tiba melilit. Mencoba untuk mengabaikan, tapi kakinya serasa tertanam kuat di lantai marmer. Dia terpaku ditempat detik itu juga.
.
"Ya, Bright, baby, seperti itu. Lebih keras. Hisap lebih keras." Dia berteriak dan Win benar-benar cemburu dibuatnya, sial itu membuatnya merasa marah. Dia seharusnya tidak peduli. Bagaimanapun Bright hanya menciumnya sekali dan Win malah membuatnya mengumpat pergi.
.
Dengan tak sadar Win malah bergerak ke arah suara itu meskipun dia tahu 'itu' adalah sesuatu yang tidak ingin dia lihat. Rasanya seperti ditabrak kereta api namun dia benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya bahkan jika dia tidak ingin itu membuat otaknya mendidih.
.
"Mmmmm yes, tolong sentuh aku." pintanya. Win ingin menarik diri tapi dia tetap menuju kesana. Melangkah ke ruang tamu, hanya untuk menemukan mereka di sofa. Baju atasan perempuan itu benar-benar telah terlepas dengan salah satu putingnya berada di mulut Bright sementara tangan Bright bermain di antara kedua kaki perempuan itu.
.
Win tidak bisa melihat ini. dia harus keluar dari sini. Sekarang.
.
Berputar, bergegas ke pintu depan, tidak peduli apakah Bright mengetahui keberadaannya atau tidak. Detik berikutnya Win sudah berada di dalam truk dan keluar dari jalan masuk sebelum salah satu dari mereka menyadari bahwa mereka telah terlihat.
.
Bright melakukan itu di sana, di sofa dimana semua atau siapa saja bisa masuk dan melihat apa yang mereka lakukan. Terlebih lagi, Bright juga tahu jika Win bisa pulang setiap saat. Faktanya adalah, Bright ingin Win melihatnya. Dia mengingatkan Win bahwa dia adalah sesuatu yang tidak bisa Win miliki.
.
Win mengemudikan truk ke arah kota dengan marah pada dirinya sendiri karena membuang bensin. Harusnya dia berhemat. Dia mencari telepon umum tapi tidak dapat menemukannya di mana pun. Era telpon umum sudah lama berlalu. Jadi, jika kamu tidak memiliki ponsel maka kau akan celaka. Lagipula Win tidak yakin siapa yang akan dia telepon. Dia bisa saja menelepon Jimin. Tapi, seingatnya dia tidak berbicara dengannya sejak pergi minggu lalu. Biasanya mereka berbicara setidaknya sekali seminggu. Tapi tanpa telepon Win tidak bisa melakukan itu.
.
Mengingat sesuatu, Win punya nomor Frank yang tersimpan di tas. Tapi untuk apa dia menelponnya? Itu sangat aneh. Win tidak tahu apa yang akan dia katakan pada nya.
.
Win menepi ke tempat parkir dari satu-satunya kedai kopi di kota dan memarkir truk. Dia bisa pergi minum kopi dan melihat majalah selama beberapa jam. Mungkin saat itu Bright sudah selesai dengan kegiatan bercintanya di bawah tangga. Jika dia sedang mencoba untuk memperingatkannya, Win telah menerimanya dengan tegas dan jelas. Bukan berarti dia tidak membutuhkannya. Win sudah menerima kenyataan bahwa pria semacam Bright itu bukan untuknya. Lagipula Win lebih menyukai gagasan menemukan pria baik dengan pekerjaan biasa. Pria yang akan menghargainya tanpa memandang rendah status serta kedudukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL [BrightWin] ✅
Hayran KurguMetawin datang dengan damai. Ia hanya ingin tinggal beberapa hari di tempat sang Ayah, setidaknya sampai ia punya cukup uang untuk mencari tempat tinggal lain. Namun, takdir malah mempertemukan dia dengan Bright Vachirawit. Saudara tiri yang seharus...