Jeno melangkahkan kakinya keluar dari mobil menuju salah satu club terkenal yang berada di Nevada, Las Vegas.
"Apakah tuan benar benar tidak ingin ditemani ke dalam?" Qian Kun, disebelahnya bertanya.
Jeno menggeleng. "Tidak perlu, aku akan membereskannya sendiri."
"Baiklah, saya dan para bodyguard akan menunggu aba aba dari luar."
Jeno mengangguk dan mempersilahkan Kun untuk mengambil posisi sementara dirinya masuk ke dalam club mewah tersebut. Kun membungkuk sopan dan berlalu dari sana.
Jeno memasuki club dengan tenang. Matanya menatap sekeliling, interior club yang mengesankan dengan lampu berwarna merah yang dominan.
Jeno duduk di salah satu kursi untuk memesan alkohohol. Seorang waiters wanita dengan baju ketat menghampirinya dan menanyakan apa yang dia pesan.
"Vodka."
Sang waiters mencatat pesana Jeno dan berlalu dari sana. Setelah sebelumnya memberi satu kedipan yang membuat Jeno mendengus bosan.
Entahlah, dia sedang tidak bernafsu saat ini.
Jeno mengedarkan pandangan untuk mencari dimana targetnya berada.
"I found you" Jeno menyeringai.
Kim Jongin, dalam radius sepuluh meter dihadapannya. Sedang duduk dan dikelilingi banyak wanita yang menggodanya.
Jeno tersenyum. Dia akan membunuh pria ini, tidak diperdulikan lagi oknum pemerintah yang selama ini menyembunyikan kejahatan Kim Jongin.
Ya walaupun Jeno sendiri tidak jauh berbeda dengan targetnya.
Waiters wanita tadi kembali dan membawa nampan berisi pesanan Jeno. Sekali lagi, dia mengedipkan sebelah matanya kali ini diselingi dengan jilatan bibir. Berharap pria kaya di depannya ini tergoda.
Nyatanya tidak.
"Pergilah." Jeno memberi beberapa lembar dolar dan mengusir waiters tersebut.
Speninggal waiters tadi, Jeno berdiri dan mengambil pistol yang dia selipkan dibalik pinggang. Tidak ada shuriken untuk hari ini.
Entah karena pencahayaan club yang minim, atau karena semua orang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, hingga tidak memperhatikan Jeno dan apa yang pria itu genggam di tangannya.
Jeno menyipitkan mata untuk mengeker targetnya. Bibirnya melengkungkan senyum.
Belum sempat pria ini menarik pelatuk, matanya menatap ke lantai atas. Jeno menurunkan pistolnya dan mengerutkan kening. Seorang berjubah hitam juga sedang mengarahkan pistol ke arah Kim Jongin yang berada tepat dibawahnya.
"Fuck!"
Tanpa basa basi, Jeno berlari ke tempat seorang itu berada.
Seorang berjubah tadi seperti mengetahui bahwa ada seorang lelaki yang mengincarnya. Cepat cepat dia menarik pelatuk dan membunuh targetnya malam ini, setelah sebelumnya dia memasang peredam pada pistol di tangannya.
Sementara di lantai bawah, terdengar teriakan heboh. Salah satu pengunjung pria tiba tiba tumbang dengan darah mengucur dari jantungnya.
Jeno menoleh sekilas ke arah Kim Jongin yang sudah terkapar. Atau mungkin, sudah mati.
Fokusnya kembali ke seorang berjubah tadi dan Jeno mempercepat langkahnya menaiki tangga.
Sayangnya, setelah sampai di lanta dua, Jeno kehilangan jejak tersebut karena hiruk piruk orang orang yang berebut untuk keluar.
"Sial!" Jeno mengumpat.
"Siapa dia berani mengambil targetku?."
Seseorang itu membuka tudung kepalanya setelah dirasa jarak pelariannya dari club cukup aman.
Tangannya dengan lihai membuka aplikasi note pada gawainya, menatap tulisan disana lamat lamat.
Kim Jongin, 29 tahun
: : penyelundup narkoba dan perdagangan wanita
Jari lentiknya bergerak untuk menekan tanda centang berwarna hitam. Lalu, bibirnya menyunggingkan senyum.
[ mission completed ✔️ ]
"You did well, Renjun." pujinya pada diri sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Libidine [ Noren ]
Fanfiction🔞 Renjun tidak merasa perusahaan daddynya bangkrut sehingga dia harus menikah dengan Lee Jeno dan merasakan kehidupan sebagai istri dari seorang mafia. ©junghyunjung, 2O2O Warn : Bxb, harshword, include mature contect. Mostly for Noren shipper Ps...