BAB I

32.9K 2.5K 329
                                    


--oOo--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--oOo--

"Dad, seriously???"

Renjun menatap daddynya tidak percaya. Semudah itu sang daddy memblokir semua kartu atm milik Renjun karena lelaki manis ini menolak untuk ikut kelas pagi.

"Are you kidding me?" Renjun masih merengek kepada daddynya yang sibuk menandatangani beberapa dokumen.

"Am i joke to you?"

"Ayolah dad. Besok ada produk terbaru yang akan dikeluarkan chanel dan aku tidak mau ketinggalan untuk menjadi pemiliknya" Renjun menghentakkan kakinya kesal.

Cukup tahun lalu dia ketinggalan produk limited ini. kali ini tidak akan dia biarkan gelang cantik yang dibanderol dengan harga mahal itu jatuh ke tangan orang lain.

Daddynya - Nakamoto Yuta hanya menatap Renjun dengan pandangan malas. Apa tidak ada hal lain yang bisa Renjun ributkan selain belanja?.

"Daripada merengek disini. mending kamu ikut kelas Mr. Hwang"

Renjun menatap jam mahal di pergelangan tangan kirinya. "Kalau aku ikut kelas Mr. Hwang, apa daddy bakal balikin atm aku?" Renjun menyipitkan matanya menatap Yuta

Yuta mengendikkan bahu. "Tapi kayaknya udah telat"

"Arrrgg, daddyy" Renjun menatap daddynya kesal.

"Salah sendiri. coba hitung, berapa kali kamu bolos kelas pagi?" Yuta menaikkan alisnya. bersedekap dada menatap putera satu satunya.

Renjun pura pura menghitung. matanya menatap langit langit kantor mencari jawaban.

"Dua?" katanya kelewat polos.

"..."

"Puluh" lanjutnya dengan cengiran bodoh. sementara Yuta hanya menggelengkan kepala.

"Sampai kapan kamu nunda skripsi kamu Ren? gak malu apa sama temen kamu yang udah nikah dan kerja?"

Renjun memberengut. "kalau daddy balikin kartu aku, aku kelarin skripsi"

"Bohong" Yuta menatap Renjun tanpa minat.

Renjun mengerucutkan bibirnya kesal. "Itu cuma kak Minhyun juga"

"Mau itu kak Minhyun kek, kalau di sekolah status dia sebagai dosen kamu Renjun. Bukan kakak sepupu kamu" Yuta menjelaskan sembari memijit pelipisnya yang terasa pusing, membuat Renjun semakin menekuk bibirnya.

Libidine [ Noren ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang