BAB III

21.1K 2.3K 410
                                    

Renjun menatap puas hasil pekerjaannya. Retak seukuran telapak tangan yang menjalar ke seluruh bagian kaca depan.

Netra nya memandang sekeliling dan mendengus. Yang dia inginkan hanyalah kehadiran pria bernama Lee Jeno. Namun mengapa kini dia dikelilingi petugas keamanan dan beberapa pegawai kantor disini.

"Ck, ingin tahu sekali." Renjun berkata pelan dan memainkan kukunya.

Kebiasaan yang sulit dihilangkan ketika dia merasa kesal dan bosan.

Seorang wanita berjas rapi berjalan terburu buru mendatangi mereka dengan ekspresi yang sulit untuk dibaca.

"Gotcha." Renjun bertepuk tangan. "Apakah kau sekertaris Jeno?" tanya nya tanpa basa basi pada wanita tersebut.

Wanita tersebut mengangguk takut dan menatap bergantian antara Renjun dan retak pada kaca mobil atasannya.

"Katakan padanya. Cepat datang kesini." Renjun berkata dengan sorot mata mengancam.

Sekertaris Kim refleks mengangguk dan menghubungi ponsel milik asiten Han.

Renjun bersandar pada kap mobil Jeno dan bersiul pelan. Menyilangkan kakinya dengan anggun. Menanti orang yang ditunggunya untuk datang.

Setelah beberapa saat, Lee Jeno menampakan batang hidungnya bersama pria dengan setelan rapi yang tidak Renjun ketahui namanya.

Renjun menatap bergantian antara foto yang ditemukannya lewat penelusuran internet dan lelaki yang kini berada tepat dihadapannya.

Renjun menyimpan ponselnya dan berdiri tegak.

"Im sorry, Mr. Lee" katanya membuka suara. "Sepertinya anda terlalu sibuk untuk sekedar menemui saya." Renjun mengetukan kukunya satu sama lain. "Jadi, saya datang kesini untuk melihat anda dan menghancurkan mobil anda"

Renjun menoleh kebelakang untuk menatap kaca retak tersebut. Lelaki dengan rambut berwarna silver ini merogoh sesuatu di dalam tas nya dan menyerahkan selembar cek ke arah Jeno.

"Untuk biaya perbaikan mobil." katanya sembari menggoyangkan cek tersebut.

Jeno hanya menjejalkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Sama sekali tidak berniat mengambil cek tersebut.

"Apakah, kita mengenal satu sama lain nona?" Lee Jeno membuka suara.

Nona? Renjun mendengus.

Dia tahu dia cantik tapi heii, dia adalah lelaki tampan. Bukan nona cantik.

Karena tidak ada respon, Renjun menarik kembali cek miliknya.

"Tidak kenal." Renjun mengendikkan bahunya. "Tapi sekarang kenal."

"Perkenalan diri dulu. Nakamoto Renjun, kau bisa memanggilku Renjun kalau kau mau" Renjun memperkenalkan diri tanpa disertai uluran tangan. "Hari ini adalah hari yang diatur daddyku untuk bertemu denganmu. Dan yah, aku hanya menjalankan tugas"

Jeno mengangguk. "Maaf, tapi sekarang saya sedang sibuk"

Jeno tidak berbohong. Dia benar benar sibuk sekarang. Dan jika Renjun mau, Jeno bisa meluangkan malam harinya untuk menemui submissive ini.

"Ya ya ya. Tidak apa apa. Toh, aku hanya menjalankan tugas."

Tanpa aba aba, Renjun maju mendekat ke arah Jeno membuat lelaki itu menaikkan sebelah alisnya. Renjun menumpukan salah satu lengannya di atas bahu Jeno dan mengangkat kamera ponselnya tinggi tinggi.

Renjun tersenyum manis dan mengambil satu selfie dadakan bersama Jeno.

"Finally, tugasku sudah selesai" katanya dengan nada riang dan menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas.

Libidine [ Noren ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang