CHAPTER 16

12.1K 1.3K 440
                                        

Happy Reading!

--oOo--

"Tuan Lee, selamat datang. Tuan besar sudah menunggu. Saya akan mengantar Anda."

Seorang pelayan pria dengan perawakan sedang menyapa Jeno dengan hormat. Renjun mengernyitkan dahinya menatap pria itu. Apa Jeno dengan sengaja mengabaikannya?Jeno menatap orang itu dengan tatapan sedingin es.

Sementara itu Renjun tersenyum tipis, sedikit mempertanyakan alasan Jeno bersikap seperti ini di rumah ayahnya sendiri.

Jeno mengeratkan pelukannya di pinggang Renjun, seolah memberi tahu Renjun untuk tenang karena dia akan menjaganya.

Pelayan itu membimbing keduanya untuk memasuki mansion. Dia membawa mereka ke sebuah ruangan besar yang sepertinya adalah ruang kerja Chanyeol.

"Tuan, Tuan Lee sudah di sini."

Tak ada jawaban. Renjun juga tak melihat ada orang di dalam ruang besar itu. Tapi Renjun cukup tahu sopan santun dan tidak terus mencari. Dia menatap lurus ke depan dan bersikap tak peduli.

Tak lama kemudian, seorang pria jangkung muncul dari balik meja kerja. Dia tampak berusia akhir empat puluhan dengan tubuh kekar dan kulit bersih. Beberapa helai rambutnya sudah memutih dan dia memiliki mata setajam elang.

Dia berjalan ke arah sofa dengan wajah datar sebelum akhirnya menoleh ke arah Jeno dan Renjun. "Kemarilah, duduk di sini" Chanyeol berujar, sebuah senyum tercetak di bibirnya.

Jeno mengajak Renjun untuk duduk di sofa. Mereka duduk tepat di seberang Chanyeol. Chanyeol sama sekali tak menutupi pandangan menyelidiknya ke arah Renjun. Namun dia tidak mengatakan apapun. Sama dengan sikap pelayan tadi, dia nampaknya ingin mengabaikan Renjun.

"Lama tidak melihatmu." Chanyeol menyipitkan matanya ke arah Jeno.

Tidak ada jawaban, Jeno hanya menatap tenang.

"Jadi, kau adalah istri Jeno?" Chanyeol bertanya sambil menatap Renjun.

Renjun mengangguk pelan. Namun dia tak menjawabanya dengan kata-kata. Sejujurnya dia tak mau mengakuinya. Sayangnya, Jeno tak berpikiran seperti itu. Hanya melihat anggukan Renjun dia merasa sangat puas. Paling tidak Renjun mengakaui kalau dia adalah istrinya.

Chanyeol masih menatap Renjun dengan wajah tenang, saat tiba-tiba pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang wanita setengah baya dengan senyuman semanis madu.

Renjun sedikit kagum saat dia melihat wanita itu. Auranya menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang memiliki kehormatan. Mungkin bisa dikatakan sebagai seseorang dengan aura bangsawan.

Wanita itu menatap Renjun sejenak dan sedikit menganggukkan kepala untuk menyapanya. Renjun tersenyum ramah. Sementara Jeno hanya mendengus.

Setelah Terdiam cukup lama. Wanita itu berdeham. Dia lalu menatap Renjun dan berujar pelan. "Mungkin ada beberapa hal yang ingin mereka bahas. Ayo, pergi dan temani bibi."

Renjun tersenyum, namun dia masih menoleh kearah Jeno untuk menanyakan izinnya. Jeno menatapnya sejenak dan mengangguk pelan.

Setelah itu Renjun pergi bersama wanita itu. Keduanya berjalan berdampingan untuk waktu yang lama. Namun masih belum berhenti juga. Seberapa luas sebenarnya mansion ini? Bila dipikir-pikir, mereka mungkin sudah berjalan dari ujung ke ujung. Renjun tak mengatakan apapun. Dia hanya mengikuti wanita itu dan wanita itu sepertinya juga tak ingin mengatakan apapun.

Pada akhirnya setelah beberapa saat mereka tiba disebuah rumah kaca. Tempat itu tak terlalu besar, tapi ada begitu banyak tanaman dan bunga. Aroma di dalamnya bahkan sangat harum, seolah berdiri ditengah taman bunga yang luas.

Libidine [ Noren ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang