Third.2 : Your Life in My Hand

559 83 96
                                    

[SEOUL, KOREA SELATAN, 2019]

Xi Shixun.

Di usia keempat tahun, sudah biasa baginya diajak ke gereja bersama kedua orang tua dan kedua kakak kembarnya. Tentu tujuannya adalah beribadah, hanya saja Shixun merasa dia dan Tuhan bermusuhan jadi mereka tidak pernah cocok untuk bercengkerama.

Kata Oh Sehun---ayah kandung Triple Twin---Tuhan begitu baik pada segala makhluknya. Beliau akan selalu mewujudkan segala keinginan hambanya, selama hambanya rajin berdoa dan berbuat baik pada siapapun. Shixun awalnya percaya, namun setelah melihat seekor kupu-kupu mati, Shixun pikir ayahnya hanya membual.

"Jika Tuhan thebaik itu, kupu-kupu akan teluth hidup methki thudah beltelul. Dan, kalau Tuhan mau mengabulkan thegala pelmohonan hambanya, pathti tidak ada thatupun manuthia mithkin atau mati. Kenyataannya?" Shixun versi balita mengendikkan bahu kala dia berdiri di atas mimbar bersama Oh Sehun. "Nothing! Tuhan thepelti tokoh dongeng bagi Thithun, appa!"

Sehun begitu terkesima menyaksikan cara berpikir balitanya serumit itu. Sayangnya Sehun menerka, apabila pemikiran kritis anaknya terlalu sering dipelihara maka Shixun akan jadi anak pembangkang pada Penciptanya.

Memang hak tiap anak memilih keimanan, namun untuk anak sekecil Shixun, kewajiban Sehun pula membimbingnya sampai Shixun bisa memilih jalan hidupnya sendiri.

Sehun mencium kening anaknya di depan simbol ketuhanan. Kebetulan sekali, momen romantisnya dengan si bungsunya disaksikan Xi Luhan---ibu kandung Shixun---bersama dua kakak kembarnya.

"Nak... Tuhan menciptakan segala perbedaan agar kita bisa belajar dari perbedaan itu. Misal, kupu-kupu mati setelah dia bertelur, itu agar ekosistem tetap terjaga. Kalau kupu-kupu berumur panjang, lalu menelurkan ribuan telur menjadi ribuan ulat, pak petani bisa gagal panen karena sayurannya dimakan ulat."

"Begitu ya, appa?"

"Ya, sayang."

"Lalu, manuthia?"

"Sama. Manusia diberi umur pendek agar bumi tidak bertambah sesak."

"Sama... Ya?" Shixun menyeringai lebar. Visualnya imut sekali, "apa itu belalti, Thithun boleh mematikan manuthia untuk membantu pekeljaan Tuhan?"

"Nak, bukan begitu..."

"Benal, kan, appa?! Dengan mematikan banyak manuthia, manuthia lain bitha belajal bahwa kematian itu ada. Thama, thepelti kita belajal hidup thingkat kupu-kupu."

Obrolan ganjil ini membuat Xi Luhan sebagai ibu takjub, namun tidak bagi Oh Sehun.

Dia memahami, Shixun jauh lebih jenius dari kedua kakaknya. Maka, sudah semestinya insting seorang ayah tidak bisa Sehun abaikan.

Xi Shixun alias Oh Sehun jr. sudah 'rusak'.

Tanpa sepengetahuan Luhan, Sehun membawa Shixun pada Kim Junmyeon selaku psikater pribadinya sewaktu muda. Jumnyeon menaikkan kacamatanya sembari berkata,

My Jerk Husband (HUNHAN GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang