Sixth : The Imitation Student

465 64 120
                                    

[SEOUL, KOREA SELATAN, 2038]

Sepulang Shixun dan Luhan dari Mapo-gu, mereka makan terlebih dahulu di sebuah restoran bintang lima. Di tengah-tengah makan mereka, Shixun dihubungi seseorang untuk segera kembali ke Mansion Xi.

Seseorang itu adalah Jung Jeno.

Alhasil, Shixun terpaksa menghentikan kencannya dengan sang istri.

Dia mendengus. Jiwa raganya menyayangkan kesempatan tadi dilalui cukup singkat.

["Saya harap saya tidak menganggu kencan anda dengan Nona Muda Xiao Luhan," ucap Jeno di seberang. Kentara sekali nada bersalahnya. "Saya sungguh minta maaf, My Lord..."]

Shixun melirik lampu lalu lintas, sebelum kembali menarik persneling dan menjalankan mobil. Earphone bluetoothnya berkedip-kedip di telinga kirinya. "Yeah. Jika bukan karena orang ini bertamu di Mansion Xi, aku tidak peduli."

["Astaga, My Lord. Saya rasa anda menyinggung perasaan tamu anda."]

"Apa dia mendengar obrolan kita?" Shixun mendecih. Luhan makin memandangnya penasaran. "Tamu kita kali ini kurang kerjaan sekali, eoh..." sindir Shixun.

Suaranya pun cukup keras. Dia benar-benar ingin pria di sebelah Jeno mendengar ucapannya.

Jeno---di Mansion Xi---melirik horor pria di sampingnya. ["Sepertinya anda membuat tamu anda marah, My Lord."]

Shixun menyeringai, "apa peduliku? Siapa suruh dia bertamu disaat aku kencan dengan istriku?"

Sang istri di sampingnya tersipu tanpa diketahui Shixun.

Gerbang Mansion Xi terlihat setelah perjalanan ditempuh sekian menit. Gerbang itupun terbuka usai Shixun menekan klakson.

"My Lord dan Nona Muda, selamat kembali ke Mansion Utama Keluarga Bangsawan Xi...!" bunyi salam dari dua baris pelayan. Na Jaemin selaku Kepala Pelayan Mansion Xi berdiri di antara mereka.

"Aku ingin mandi," adu Luhan. "Aku akan ke atas lebih dulu."

"'Ke atas'?" klarifikasi Shixun. Alisnya naik sebelah. "Maksudmu kamar Shika-noona?"

"Di mana lagi, memangnya?"

"Kau ini istriku..." Shixun menggantung ucapannya sambil menyerahkan mantelnya pada Jaemin. "...seharusnya kau tidur di kamarku alias kamar kita."

Luhan menyimpul ujung bibir, menimang ucapan suaminya. "Sejujurnya aku belum siap sekamar dengan lawan jenis," akunya. Jemari lentiknya meremas ujung kemeja suaminya. Pipinya sedikit memerah diiringi tundukan kepala malu-malu. "Bisakah kita lakukan perlahan? Aku belum siap bercinta atau semacamnya..."

"Sudah sadar peran istri, hm?"

Seringai Shixun dibalas datarnya ekspresi Luhan.

"Jangan menyulut api perdebatan, suamiku. Sehari saja, bisakah kita rukun?"

Shixun mengecup pelipis Luhan hingga dihadiahi pelototan.

"Bisa! Sangat bisa jika istriku juga tidak cara perkara."

"Memangnya siapa yang suka cari perkara kalau bukan dirimu?" gerutu Luhan.

Seluruh pelayan Xi bersama Jaemin terkekeh gemas. Kehadiran Xiao Luhan sebagai istri Xi Shixun semakin menghidupkan suasana rumah besar ini.

"Jaemin."

"Yes, My Lord?"

"Siapkan pemandian Luhan. Aku ingin istriku merilekskan diri sementara aku bertemu tamuku."

My Jerk Husband (HUNHAN GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang