1. Terlahir Kembali

4.3K 392 72
                                    

Langit cerah menyatu dengan semilir angin laut. Suara deburan ombak yang berlomba menyapu pantai juga terdengar begitu menenangkan. Memang benar perkataan orang-orang, sejauh apapun pergi pulang ke rumah pasti terasa lebih baik.

"Kyungsoo, sayang!"

"Iya!"

Pemuda yang tadi diam memandangi pantai dari balkon kamarnya berlari turun. Di bawah sang ibu sedang menyusun kotak kue yang dimasukkan ke dalam kotak berwarna putih.

"Tolong antarkan ini pada rumah sebelah ya," pinta sang ibu.

"Baik eomma."

Kyungsoo tak protes, ia tahu sudah menjadi tradisi bagi seseorang yang pindah rumah untuk menyapa para tetangga. Walaupun sebenarnya, keluarganya tidak bisa dikatakan benar-benar pindah rumah.

Sekitar enam belas tahun lalu, saat umur Kyungsoo baru enam bulan ayahnya mendapat tugas ke rumah sakit lain. Karena tak mau meninggalkan keluarga kecilnya sang ayah memboyong anak dan istrinya ke lokasi kerja barunya. Barulah setelah enam belas tahun mereka pulang, karena ayahnya baru bisa kembali ke rumah sakit terdekat dari rumah.

Kyungsoo membuka pintu kaca sebuah kedai kue. Ia baru tahu jika disebelah rumahnya ada kedai kue yang kelihatannya menarik. Saat masuk aroma roti yang baru matang memanjakan hidungnya. Namun, hal itu teralihkan oleh reaksi sepasang pemuda yang menatapnya aneh.

"Selamat siang, aku putra dari rumah sebelah. Orang tuaku menitipkan salam," tutur Kyungsoo dengan sangat sopan.

Sosok lelaki muda yang terus memandanginya akhirnya menghampiri. Ia mengambil kotak tersebut sambil tersenyum dan matanya sama sekali tidak lepas dari memandang Kyungsoo.

Kyungsoo membungkuk lalu hendak pergi karena tugasnya sudah selesai. Ditambah lagi tatapan dua orang di sana membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Do Kyungsoo."

Kali ini Kyungsoo benar-benar terkejut. Ia berbalik dan menatap penuh tanya pada si wanita.

"Bagaimana Anda tahu namaku?" tanya Kyungsoo.

Bukan menjawab wanita itu justru menangis. Sekarang Kyungsoo dibuat semakin bingung, sejak ia masuk kedua orang ini seolah seperti melihat hantu. Lalu sekarang wanita yang Kyungsoo duga sebagai pemilik kedai kue ini juga sedang menangis dan ditenangkan oleh pria yang tadi menghampirinya.

"Nona, apa Anda baik-baik saja?"

Kyungsoo harusnya pergi. Namun tangisan wanita itu membuat hatinya juga pilu. Aneh memang, ini kali pertama ia melihat kedua orang ini, tetapi perasaannya ikut teraduk ketika sepasang pemuda itu berpelukan dan menangis.

Belum selesai dengan wanita pemilik kedai, Kyungsoo dikejutkan dengan suara berat dari arah pintu. Dua orang mengenakan jas memberikan tatapan yang sama seperti sepasang pemuda tadi. Bukan hanya tatapan, salah seorang dari mereka bahkan berlari memeluk Kyungsoo dengan sangat erat.

"Apa ini sungguh kau Kyungsoo? Kau kembali?"

Kyungsoo terdiam. Lelaki yang saat ini menyentuh wajahnya menangis. Hati Kyungsoo kembali merasa pilu, bahkan kali ini ia ingin ikut menangis. Namun, akal sehatnya masih bisa mengendalikan pikirannya.

"Maaf Tuan, namaku memang Kyungsoo, tetapi aku tidak mengenal Anda."

Tanpa mau berlama-lama, Kyungsoo melepaskan diri dari pelukan pria asing tersebut. Ia berjalan cepat menuju pintu keluar. Di sana ia berpapasan dengan pria yang tersenyum padanya, Kyungsoo membungkuk sopan lalu benar-benar pergi.

Begitu sampai di rumah, Kyungsoo tak bisa lepas memikirkan kejadian barusan. Siapa semua orang tadi? Kenapa mereka semua seolah mengenal dirinya.

"Bagaimana sayang? Sudah berkenalan dengan tetangga kita?" tanya ibunya yang sibuk menyusun barang-barang.

SempiternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang