5. Lokawigna

1.4K 272 53
                                    

Sudah satu minggu berlalu semenjak Lucas menjadi bagian baru dari kelompok kecil yang diketuai oleh Seonho. Lucas juga sudah menceritakan semuanya, tentang dua belas prajurit bintang dan juga Executor.

Walau awalnya mereka ragu dengan lelaki yang dalam wujud manusianya tampil dengan sangat memukau itu. Namun, karena Lucas tak segan menyerang soul eater untuk dia makan, maka yang lain mulai hilang keraguan pada lelaki tersebut.

Seperti hari ini ia menyantap dengan rakus dua soul eater kelas dua yang ia tangkap dengan bantuan Kyungsoo.

"Ah! Kenyang! Thanks ya Kyungsoo, kau memang umpan yang baik," ungkap Lucas mengangkat kedua jempolnya.

"Bersihkan mulutmu! Sebentar lagi akan ada banyak orang." Kyungsoo melemparkan satu bungkus tisu yang ia selalu bawa di saku seragamnya.

"Maaf ya Kyungsoo, dia terus berisik karena lapar, ditambah lagi semenjak dia datang jumlah soul eater di sekitar tempat kita menurun drastis," ucap Mark yang mengantar Lucas ke sekolah Kyungsoo.

Kyungsoo merapikan seragamnya tanpa menjawab apapun. Ia sedang ditengah pelajaran saat Mark menelfonnya dan mengatakan ada hal darurat. "Aku kembali ke dalam dulu, jika kalian mau menunggu mungkin saat jam pulang nanti akan lebih banyak lagi soul eater yang muncul," jelas Kyungsoo.

"Baiklah, kembalilah belajar. Maaf mengganggu ya!" Mark berteriak karena Kyungsoo berlari kembali ke arah gerbang sekolah.

Namun, langkah Kyungsoo terhenti saat rombongan senior yang dulu sempat ia beri pelajaran berkumpul di gerbang sekolah. Bahkan kali ini mereka seperti membawa seluruh orang di kelasnya.

"Hei anak baru, sudah kubilang jika aku akan membuat pelajaran denganmu kan? Waktunya tepat sekali."

"Kau mau berkelahi, aku tidak akan lari, tetapi jangan sekarang. Sepulang sekolah, aku akan menemuimu di belakang gedung." Kyungsoo tidak terlihat terintimidasi sama sekali.

"Kau pikir aku bisa percaya? Apa jaminannya kau tidak akan lari atau melapor pada guru?"

"Bos! Jam pulang sekolah hanya tinggal satu jam, kita hajar dia sekarang saja."

"Benar juga, seret dia!"

Dua orang senior memegang pundak Kyungsoo. Namun, sayangnya si pemilik pundak itu tak tinggal diam, ia menepis kedua tangan senior tersebut dan mendorongnya menjauh.

"Aku sudah bilang jangan sekarang." Tatapan mata Kyungsoo cukup membuat beberapa dari senior itu ciut, tatapannya seolah seseorang yang bahkan siap membunuh.

"Kau pikir aku takut!" Satu senior yang berbadan paling besar maju hendak memukul wajah Kyungsoo.

Tinjuan pemuda itu tertahan di udara saat Lucas menahan kepalan tangan tersebut dengan santainya.

"Yo! Kau sebut ini pukulan? Man! ini bahkan tak bisa membunuh lalat," ledek Lucas sambil tertawa remeh.

"Masuklah Kyungsoo, serahkan saja mereka pada kami berdua," ucap Mark yang ikut bergabung.

Kyungsoo sebenarnya bukan tipikal yang bersembunyi di balik orang lain. Apalagi jika ia percaya diri bisa menghadapinya. Namun, ia tak boleh ketinggalan jam terakhir, karena guru yang akan mengajar adalah Park Chanyeol.

Beberapa senior ingin menghentikan langkah Kyungsoo, tetapi tiba-tiba saja muncul guyuran air yang membasahi tubuh mereka. Merasa ada yang aneh para anak remaja itu berlarian tunggang langgang dan membuat keributan sampai guru-guru keluar untuk memarahi mereka.

"Dang! Dude kau punya skill juga ya," ucap Lucas.

"Aku yakin kau juga punya, kau hanya belum mau menunjukkannya dengan kami." Mark menjawab dengan enteng.

SempiternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang