Hari pertama menjalani skorsing, Kyungsoo tak lantas bermalas-malasan. Ia bahkan bangun lebih awal untuk membantu sang ibu menyiapkan sarapan. Walaupun ia masih kesal dengan keputusan pihak sekolah, tetapi ia akan menerimanya. Hitung-hitung ia mendapatkan hari libur lebih cepat.
"Sayang, ini biar eomma yang siapkan, lebih baik kau berjalan-jalan di pantai sana," ucap ibu Kyungsoo mengambil sayuran yang baru saja selesai dicuci oleh putranya.
Bukan ide yang buruk sebenarnya. Kapan lagi dirinya bisa berjalan santai di pantai kecuali hari minggu. "Ide yang bagus juga, tapi apa eomma tidak mau dibantu saja?"
"Tidak perlu, tenangkan dirimu di sana ya, eomma tahu kau masih kesal."
Kyungsoo tersenyum lalu memeluk ibunya. Memang tak ada orang lain yang lebih mengerti dirinya ketimbang ibu dan ayahnya sendiri. Setelah itu, Kyungsoo langsung berpamitan dan pergi ke pantai.
Remaja berusia enam belas tahun itu sama sekali tidak peduli dengan soul eater atau apapun. Saat ini ia hanya ingin berjalan di pantai sambil melihat matahari pagi. Berjalan santai di pantai, Kyungsoo menemukan Lucas sedang berdiri memandangi matahari di ujung sana.
"Memikirkan sesuatu?" Kyungsoo menyapa lelaki tinggi tersebut.
Lucas menoleh lalu tersenyum sepintas, "Aku berpikir kapan kira-kira aku akan terbunuh. Yah, pada dasarnya aku memang sudah mati, tetapi tetap saja, rasanya cemas akan menghadapi kematian untuk kedua kalinya," jelas Lucas.
"Tunggu, apa maksudmu? Apa maksudmu dengan mati untuk kedua kalinya?" Sikap ingin tahu Kyungsoo memang sulit untuk tidak ia libatkan.
"Ah aku belum memberitahumu ya? Saat soul eater membunuh manusia dengan memakan jiwanya maka, di saat yang sama manusia yang terbunuh itu juga akan menjadi soul eater." Lucas menangkap raut kebingungan Kyungsoo.
"Begini soul eater memang memakan jiwa, tetapi tidak semua jiwa bisa tertampung di dalam tubuh mereka, ketika ia memakan jiwa, maka akan ada sebagian dari jiwa itu yang keluar. Jiwa yang tak memiliki wadah akan berubah menjadi soul eater, dan siklus itu akan terus berulang," jelas Lucas lagi.
Kyungsoo baru memahami ini. Jika ia tidak salah mengartikan, maka soul eater tidak akan bisa hilang kecuali seluruh soul eater dibersihkan dari dunia ini dalam sekali waktu.
Kemudian ia kembali bertanya-tanya, bagaimana dengan Lucas? Lucas juga soul eater walaupun ia punya kemampuan lebih.
"Lalu kau? Apa hal yang sama juga terjadi saat kau memakan soul eater lain?"
Lucas tertawa kecil, menanggapi pertanyaan remaja yang penasaran akan segala hal memang tak ada habisnya. "Aku sudah punya wadah Kyungsoo, itu sebabnya aku punya tubuh manusia. Namun, aku tidak mengelak, sebelumnya aku juga pernah menyerang manusia, sampai akhirnya aku bertemu dengan Anthropophagos lainnya. Mereka mengajarkanku bertahan dengan memangsa soul eater lain."
"Jika memangsa soul eater lain bisa membuatmu lebih cepat memiliki wujud manusia, kenapa mereka tidak melakukan hal yang sama?"
"Pertama, rasanya tidak seenak memakan jiwa langsung dari manusia. Kedua, dua belas prajurit bintang akan membunuh kami. Ketiga, jika tak bertemu dengan mereka, maka para Executor yang akan turun tangan. Karena kami dianggap sebuah kesalahan, kami adalah mutan dalam dunia soul eater," tutup Lucas.
Kyungsoo sekarang mengerti. Lucas secara tidak langsung juga mencari tempat perlindungan. Berada di sekitar Mark dan Joy akan membuatnya paling tidak aman oleh para prajurit bintang dan Executor. Miris memang, bahkan setalah terbunuh Lucas masih harus mencoba bertahan hidup dengan cara yang tidak mudah.
"Setidaknya kau baik, kau mungkin mutan bagi mereka, tapi bagiku kau seperti pahlawan," ungkap Kyungsoo.
Lucas menoleh lalu tertawa. Baru kali ini ada manusia yang terang-terangan menyebut monster sepertinya seorang pahlawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal
FanfictionPark Chanyeol menemukan kembali cintanya yang terlahir sebagai orang yang berbeda. Walau dengan wajah, bahkan nama yang sama lelaki itu sulit menerima kembali sosok yang begitu ia cintai di masa lalu. Do Kyungsoo dipertemukan dengan sosok asing yang...