2. Raja dan Empat Panglima

2K 338 90
                                    

Sebuah SUV berwarna hitam berhenti di depan kedai kue. Dari dalam mobil tersebut, Chanyeol keluar membopong Kyungsoo yang hanya diam. Bukan karena ia pasrah saja digotong Chanyeol kesana-kemari, tetapi ia sudah mulai tidak bisa merasakan kakinya sekarang.

Melihat Chanyeol masuk dengan tergesa-gesa, Joy dan Mark menghentikan kegiatan mereka. Kyungsoo di dudukkan di kursi lalu Mark segera memeriksa lebam biru di bagian kakinya.

"Apa ini ulah soul eater?" Tanya Mark.

"Aku sedikit terlambat, jadi makhluk itu sempat melukai Kyungsoo," jawab Chanyeol.

Mark meletakkan telapak tangannya di atas luka Kyungsoo, lalu sebuah pancaran cahaya hijau muncul. Perlahan lebam tersebut mulai memudar dan Kyungsoo mulai bisa merasakan kakinya kembali.

"Apa terasa lebih baik?" Mark menoleh pada Kyungsoo.

"Iya, terima kasih banyak," jawab Kyungsoo sopan.

Mark tersenyum lalu bangkit. Ia melangkah pergi, sementara Joy dengan santainya menyentuh wajah Kyungsoo dan memeriksanya.

"Wajahnya tidak terluka Joy," gumam Chanyeol.

"Aku hanya memeriksa," katanya lalu sedikit menjauh.

Ternyata Mark datang lagi membawa satu gelas minuman segar. Ia juga membawakan sepotong kue red velvet yang ia letakkan di hadapan Kyungsoo.

"Makanlah dulu, kau sepertinya lapar." Mark tersenyum lagi.

Kyungsoo memang melewatkan makan siangnya, dan jujur perutnya sedang perlu diisi. Ia mulai menyendok kue di hadapannya dan saat memakannya, Kyungsoo takjub dengan rasanya yang sangat enak.

"Hyung, apa ini masakanmu? Ini enak sekali," celetuk Kyungsoo.

"Siapa yang kau panggil hyung? Dia? Dia ini seumuran denganmu!" Seru Chanyeol tak terima.

"Bukan aku yang memasaknya, noona yang membuat ini," jawab Mark mengabaikan ucapan tak penting Chanyeol barusan.

Kyungsoo mengangguk lalu kembali memakan kuenya. Sebenarnya, Kyungsoo bukan penyuka makanan manis, tetapi saat lidahnya bertemu dengan kue ini, ia menampiknya.

"Apa benar yang ahjussi ini katakan?" Sendok Kyungsoo menunjuk ke arah Chanyeol.

Mendengar Chanyeol dipanggil ahjussi, Joy dan Mark langsung tertawa. Apalagi dengan ekspresi santai Kyungsoo yang menunjuk Chanyeol dengan sendoknya.

"Aku rasa wajahku tidak setua itu untuk sampai dipanggil ahjussi?" Chanyeol tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo.

Bukannya salah tingkah atau malu, Kyungsoo malah santai. Ia mengangguk-angguk lagi. "Lalu maunya dipanggil bagaimana? Hyungnim? Atau seonsaengnim?"

"Panggil hyung saja." Chanyeol yang justru menarik wajahnya lebih dulu.

Semua yang ada pada pemuda di hadapannya ini benar-benar sama dengan Kyungsoo-nya dulu. Jadi justru Chanyeol yang dibuat berdebar-debar saat mendekatkan wajahnya tadi.

"Aku harus pulang, ibuku belum tahu jika aku pulang lebih awal, bisa-bisa nanti ibu menjemputku ke sekolah."

"Ayo kuantar, aku akan jelaskan pada ibumu." Chanyeol berjalan keluar lebih dulu.

"Terima kasih kuenya noona dan...."

"Mark, panggil saja namaku langsung."

"Terima kasih Mark, lain kali aku akan main lagi kemari." Kyungsoo membungkuk sopan lalu berjalan cepat mengejar Chanyeol.

Joy melihat Kyungsoo ternyata masih menyukai kue buatannya. Ada rasa bahagia di dalam hati Joy, karena sosok Kyungsoo kembali lagi ke tengah-tengah mereka walaupun sebagai orang lain. Namun, tentu saja situasi yang sekarang jauh berbeda.

SempiternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang