18. Bangkit

968 215 64
                                    

Pertarungan Mark dan Dong Woon semakin panas. Meski sudah menggunakan trisulanya, rupanya musuhnya ini tak selemah yang Mark bayangkan. Setiap kali Mark berhasil menebas tubuh monster kepiting di hadapannya ini, maka segera tubuh itu pulih dan kembali seperti semula.

Pertama kalinya menggunakan trisulanya, Mark jelas belum terbiasa. Pertarungan jarak dekat lebih menguras energinya, apalagi dengan amarahnya yang begitu besar membuat tekanan energi Mark lebih banyak terkuras.

Mark tidak tahu, jika dibelakang, perlahan Lucas membuka matanya. Pria itu sempat mengira jika dirinya akan terbunuh, tetapi Lucas ternyata masih punya kekuatan untuk sekedar membuka matanya. Lucas bisa melihat bagaimana Mark melawan musuhnya dengan penuh amarah.

Lucas mengatur napasnya. Lukanya terlalu parah untuk ia sembuhkan sendiri, tetapi ia begitu ingin bangun. Lucas ingin membantu Mark untuk mengalahkan prajurit bintang ke tujuh itu. Tekad, Lucas perlahan menciptakan sebuah gelombang energi yang tidak biasa.

Mark dan Dong Woon sampai terhenti saat mereka merasakan ada gelombang energi yang cukup aneh. Ini bukan energi milik soul eater ataupun bangsawan. Energi ini belum pernah, Mark rasakan sebelumnya.

Mark melompat mundur, ia meningkatkan kewaspadaannya. Bisa jadi ini adalah tekanan energi milik bala bantuan Dong Woon, atau bisa jadi sesuatu yang lebih buruk. Namun, saat ia menoleh pada Lucas, matanya membulat. Lucas ternyata mampu berdiri, dan tubuhnya diselimuti oleh energi hitam kemerahan.

Dong Woon juga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lucas, seharusnya sudah ia hancurkan tubuhnya. Namun, pria itu masih bisa berdiri dan luka-luka di tubuhnya mulai menutup dengan sendirinya. Saat itulah, Dong Woon sadar, gelombang energi yang muncul tadi berasal dari Lucas. Semakin pekat tekanan energi itu, Dong Woon sulit dibuat percaya, jika tekanan energi yang dikeluarkan Lucas ternyata serupa dengan tekanan energi para prajurit bintang.

Lucas menoleh pada Mark dan menghampiri pria tersebut. Mark masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, tetapi Lucas tiba-tiba memeluknya.

"Redakan amarahmu, kau tak akan bisa mengalahkannya dalam kondisi penuh amarah," ucap Lucas dengan suara rendahnya.

Mark terdiam, seluruh tubuhnya meremang mendengar suara Lucas yang begitu dekat dengan telinganya. Sampai akhirnya Lucas melepaskan pelukannya dan memandang Mark sambil tersenyum.

"Kau ternyata setakut itu, aku mati ya?" Lucas kembali jenaka seperti biasa.

Mark meninju perut Lucas, sampai pria itu mengaduh. "Kau pikir ini lucu? Kau sudah tidak bernapas tadi!" Mark kesal sendiri.

"Kita bicarakan ini nanti, sekarang biar aku bereskan Tuan Crab di sana," ucap Lucas melirik, Dong Woon yang masih diam.

Lucas meninggalkan Mark, ia berjalan berhadapan dengan Dong Woon. "Yo! Aku harap kau masih bisa bertarung dengan baik," ucap Lucas.

"Aku bisa merasakan energi dari saudara-saudaraku, kau apakan mereka?"

"Ah, aku menelan jiwa-jiwa mereka. Tidak kusangka jika aku bisa menggunakannya sekarang," jawab Lucas menyeringai. "Sekarang giliranmu yang akan ku telan!" Lucas melesat menyerang Dong Woon.

Mark menghilangkan trisula miliknya. Ia memilih membiarkan Lucas mengurus Dong Woon. Bukan tak mau membantu, ia hanya bisa merasakan jika ada kekuatan besar yang saat ini belum dikeluarkan oleh Lucas.

Kecepatan Lucas semakin bertambah. Ia memukul tubuh keras Dong Woon bertubi-tubi. Walaupun hal itu tidak begitu berpengaruh, karena cangkang keras yang menyelimuti prajurit bintang itu tak mudah ditembus.

"Jadi hanya ini yang kau punya?" Dong Woon mengejek.

"Tutup mulutmu brengsek." Lucas menyeka darah yang keluar dari mulutnya. Sepertinya tubuhnya belum benar-benar pulih. "Telan semua jiwa, Incubus."

SempiternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang