Seonho tak tenang sama sekali hari ini. Seharian ia mencoba mencari tekanan energi yang sama seperti tadi pagi, tetapi hasilnya nihil. Bahkan setelah dia melepaskan gelombang energi ke seluruh kota, tetap tak mendapatkan apapun.
Lelaki ini bukannya merasa takut. Jika memang ada musuh yang sekuat itu, artinya anak-anak di sana juga berbahaya. Jelas sekali ia sempat merasakan energi gelap dari soul eater. Soul eater sekuat itu jika mengetahui ada eternal soul seperti Kyungsoo, maka Chanyeol, Mark dan Joy bisa-bisa kesulitan.
Seonho tak bisa tinggal diam. Ia langsung menyambar kunci mobilnya dan meninggalkan Seoul hari itu juga. Setidaknya ia harus memasang perisai yang lebih kuat di sekitar kediaman Kyungsoo, karena musuh yang datang juga semakin berbahaya saja.
Sementara itu di rumahnya, Kyungsoo sedang sibuk membantu ibunya merapikan gudang. Semenjak sampai kemari, gudang ini belum benar-benar dibersihkan dan karena kebetulan Kyungsoo libur, akhirnya sang ibu meminta putranya ini membantu.
"Aduh, ini sepertinya tidak mungkin selesai jika kita berdua saja, appa-mu katanya bisa pulang sebelum makan siang, tapi sampai jam segini belum datang juga."
"Appa kan bilang kalau bisa eomma. Lagipula ini bukan pekerjaan mendesak, kalau eomma lelah istirahat saja dulu, biar aku rapikan bagian bawahnya dulu," jelas Kyungsoo.
"Anak eomma memang terbaik! Kalau begitu eomma buat minum dulu ya, nanti kita istirahat sama-sama!"
Kyungsoo mengangguk sambil tersenyum. Ia menyeka keringat di keningnya dengan lengan bajunya, lalu meneruskan menyusun kardus-kardus yang entah apa isinya. Ketika hendak mengangkat satu kardus, ponsel Kyungsoo bergetar dan mau tidak mau, pemuda tersebut melepaskan sarung tangannya untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Kau di mana? Di rumah kan? Tidak di luar kan?"
"Tenang hyung, satu-satu jika bertanya," jawab Kyungsoo santai.
"Maaf, aku baru saja dihubungi oleh Seonho hyung, katanya harus menjagamu begitu," jelas Chanyeol diseberang sana terdengar panik.
"Aku ada di rumah, sedang membersihkan gudang. Banyak sekali kardus-kardus yang harus disusun," jawab Kyungsoo pada akhirnya.
"Ada siapa di rumah?"
"Eomma dan aku saja."
"Jangan angkat yang berat-berat, itu biar aku saja nanti yang mengangkatnya."
"Hah? Maksudmu apa hyung? Hyung? Apa-apaan orang ini? Mematikan seenaknya," gerutu Kyungsoo yang baru sadar jika Chanyeol memutuskan panggilan tanpa bicara apapun.
Kyungsoo memasukkan ponselnya ke saku celana lagi. Ia memakai sarung tangannya lalu bersiap memindahkan kardus yang tadi hendak ia angkat. Kyungsoo mengangkat kardus itu lalu membawanya ke sudut ruangan yang sudah lebih bersih dan tersusun rapi.
"Kyungsoo, ada yang mencarimu," ucap ibunya yang datang tiba-tiba.
"Siapa?"
"Selamat pagi Kyungsoo," sapa Chanyeol dengan senyum lebar nan cerahnya.
"Hyung?"
"Hei!" Ji Yeon memukul lengan putranya itu secara spontan. "Memanggil seorang guru harus sopan! Maaf ya Park seonsangnim, dia biasanya tidak begini," ungkap Ji Yeon.
"Tidak apa-apa eommonim, aku dan Kyungsoo jika di luar sekolah lebih seperti adik dan kakak," jelas Chanyeol tanpa canggung.
"Eo...eommonim?" Ji Yeon sedikit terkejut dengan panggilan barusan.
"Santai saja denganku, anggap saja aku ini teman dekat Kyungsoo. Jadi, bolehkan aku membantu?" Chanyeol menawarkan diri langsung.
"Tidak apa-apa eomma! Hitung-hitung tenaga tambahan gratis! Ini sarung tangannya hyung! Mulai dari yang di sana ya, itu isinya banyak aku tak bisa mengangkat yang itu," jelas Kyungsoo tanpa meminta persetujuan ibunya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal
FanfictionPark Chanyeol menemukan kembali cintanya yang terlahir sebagai orang yang berbeda. Walau dengan wajah, bahkan nama yang sama lelaki itu sulit menerima kembali sosok yang begitu ia cintai di masa lalu. Do Kyungsoo dipertemukan dengan sosok asing yang...