5•

3.1K 287 0
                                    

Di mall

"Udah kakak disini aja biar lele yang nyamperin ayah", ucap chenle yang langsung ditahan oleh jaemin.

"Jangan dek kita gak boleh bikin ayah malu", ucap jaemin yang sekuat tenaganya nahan chenle.

"Adek gak bisa diemin terus kakak ini udah kali ketiga ayah bareng dia", chenle masih menggebu-gebu ingin menghampiri ayahnya yang tengah duduk di restoran mall itu.

"Adek, dengerin kakak, kakak juga sakit hati sama ayah, tapi adek harus inget bunda sera gak pernah ngajarin kita untuk mempermalukan orang didepan umum, bunda sera bakalan kecewa sama adek kalo adek sampe bikin ayah malu, biar nanti bunda yang ngomong sama ayah", jaemin berusaha mengontrol emosi adik bungsunya itu.

Chenle menarik nafasnya kasar dan dalam, melunakkan kepalan tangannya.

"Adek mau pulang aja, gak mood lagi mainnya", chenle langsung keluar dari mall disusul jaemin.

"Yaudah kita pulang naik grab aja nanti kakak kabarin kak hyunjin aja kalo kita balik duluan", ucap jaemin.

Mobil grab yang mereka pesan pun datang, chenle tidak bersemangat dan hanya mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.

Jaemin menatap adiknya itu dengan perasaan penuh sesak, raut wajah adiknya itu berubah drastis.

Tidak ada senyum ceria hanya ada wajah berisi amarah dan kesal.

Jaemin menarik adik bungsunya itu ke dalam pelukkannya, gak peduli sama apa yang dipikirin abang grab-nya walaupun ntar mereka dikira belok.

"Adek tenang ya, kakak paham yang adek rasain", ucap lembut jaemin.

Jaemin pun sebenernya sangat kesal, namun bagaimanapun juga ia harus tetap tenang didepan sang adik.

Untuk jaemin dan keempat saudarannya ini bukan yang pertamakalinya, namun sudah kali keempat.

Bagi sibungsu kembar ini adalah yang pertamakalinya, sebab mereka baru mengerti keadaan sekarang.

Perjalanan dari mall ke rumah cukup lama sekitar 25menit, tidak ada percakapan lain antara kedua kakak beradik itu.

Chenle hanya diam begitupun jaemin yang diam memperhatikan adiknya.

Sampai dirumah chenle langsung masuk kekamarnya tanpa salam atau menemui bunda sera terlebih dahulu.

"Lele dari mana dek?", tanya haechan balik dari dapur.

"Dari mall", ketus lele dan langsung lari kekamarnya.

Ia langsung menutup pintu kamarnya kasar.

Moodnya sedang tidak baik.

"Nana pulang", ucap jaemin pelan, tidak seberisik biasanya.

Saudaranya yang lain pun sudah pulang dari kegiatannya masing-masing.

Di ruang keluarga hanya ada jisung, haechan dan ayah.

"Dari mana kak?", tanya ayah johnny, yang melirik jaemin sedang menaiki tangga ke kamarnya.

"Dari mall yah bareng lele sama hyunjin, nana istirahat dulu yah", ucap jaemin yang juga langsung menutup pintu kamarnya.

"Adik kamu kenapa kak? Tumben kalem gitu, lele juga", tanya ayah johnny heran.

"Kalo lele gak tau pasti yah, kalo nana palingan habis nge-phpin gebetannya lagi trus diaduin sama abangnya alhasil nana diomelin abang tu cewek", jawab haechan sambil ngunyah makaroni pedasnya.

Ayah johnny terkekeh mendengar ucapan haechan, "emang pernah kak?", tanya ayah johnny.

"Pernah, ayah tanya aja sama bunda, bunda kan tempat curhat nana",jawab haechan.

Bunda sera kembali dari kamar jeno dan renjun setelah nganterin dua gelas susu hangat dan biskuit.

Mereka lagi sibuk belajar untuk ulangan Matematika besok, Renjun sih aman nah Jeno enggak, dia paling gak suka matematika.

Renjun harus ekstra sabar ngajarin jeno pelajaran itu, biar nilai kembarannya itu gak jelek.

Udah ah njun nono gak ngerti, besok cap cip cup aja deh - Jeno

Ih gak boleh, aku gak mau kamu diketawain nilai matematikannya jelek - Renjun

Renjun hebat dibidang matematika dan lemah dibidang bahasa sedangkan Jeno kebalikan dari itu.

Setiap belajar mereka akan bekerja sama membantu kelemahan saudaranya.

/Adem kan kalo punya anak kek gini hehe/

"Nana sama lele udah pulang yah?", tanya bunda sera yang ngehampiri ayah johnny.

"Udah bun, tapi keknya mereka lagi badmood", ucap ayah johnny yang siap-siap mau gendong jisung yang ketiduran nonton tv.

Bunda sera mengangguk ngeliat sekilas pintu kamar anaknya itu yang tertutup rapat dan lampu yang sengaja dimatikan.

"Echan?"

"Iya bun", lagi sibuk makan dan nonton tv sampai lupa sekarang udah jam 9 malam.

"Tidur gih, udah jam 9, biar besok gak ngantuk disekolah", ucap sera mengelus kepala anaknya itu.

"Ok bunda", haechan langsung berdiri dan membersihkan sisa makanannya.

"Good night bunda, echan sayang bunda", ucap haechan yang dibalas kecupan dikening remaja itu oleh bundanya.

Haechan telah masuk ke kamarnya, sera masih kepikiran dengan ucapan johnny jika anaknya yang tadi izin ke mall itu badmood.

"Kak? Adek? Kalian udah tidur?", sera masuk ke kamar dua remaja itu, pintu kamar memang tidak terkunci.

Kamar yang gelap itu, terpenuhi suara isak tangis, suara anak bungsu johnny.

Sera menghidupkan lampu kamar itu, matanya mendapati baby le menangis tersedu-sedu di pelukkan sang kakak.

"Adek kenapa kak?", tanya sera khawatir kenapa tiba-tiba anaknya itu menangis.

Jaemin yang ditanya pun perlahan garis bibirnya turun ke bawah.

"Ayah",ucapnya diiringi tangisannya yang pecah.

Sera sangat paham situasi seperti ini, ia menarik kedua anaknya itu untuk duduk mendekat padanya.

Chenle langsung memeluk sera erat, tak ada kata yang keluar dari mulutnya.

Begitu pun jaemin yang menangis di bahu bundanya.

Sera membiarkan kedua anaknya itu menangis menghilangkan kesalnya.

Cukup lama mereka bertiga diam.

Akhirnya jaemin menceritakan semua kejadian yang mereka alami tadi sore itu.

"Bunda tau masalahnya apa, bunda paham sama yang lele rasain begitupun kakak, jangan benci ayah ya nak". Ucap sera yang berhasil menenangkan jaemin dan chenle.

Karena lelah menangis mereka tidur disatu kasur, sera pun tidak tega membangunkan jaemin untuk pindah tidur ke kasurnya.

"Mereka liat aku ra?", tanya ayah johnny yang ternyata sejak tadi berdiri didepan pintu kamar jaemin dan chenle.

Ia sengaja menguping pembicaraan ibu dan anak itu, karena setelah kembali menghantar jisung ke kamarnya johnny mendengar sekilas suara tangis dari kamar anaknya itu.

"Kita bicarain di luar aja ya", ucap sera yang berjalan menuju taman belakang rumah di ikuti johnny.

"Aku gak tau harus gimana ra, aku takut anak-anak masih trauma, aku takut aku salah pilih lagi kali ini, aku harus gimana ra?" ucap johnny frustasi yang merebahkan tubuhnya di rumput taman menatap langit.

"Perlahan lahan mereka bakalan bisa terima kok, tapi aku mohon pastikan dia yang terbaik untuk anak-anak, aku pun juga takut kalau anak-anak terluka lagi kayak dulu".

"Aku percaya siapapun pilihan kamu sekarang itu yang terbaik".

Dream FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang