18•

1.9K 168 1
                                    

"Pagi Buk"

"Pagi don", balas sera.

"Tadi pagi ada yang mau ketemu ibuk, katanya mereka nunggu di cafe lantai dua buk", kata perempuan yang tadi ditanyain sama chenle jisung.

Sera memberikan ekspresi bertanya "hmm?"

"Dua orang anak laki-laki buk, mereka pakai seragam SMP", jelasnya.

"Dua orang? Laki-laki? SMP? Yaudah saya temui dulu ya, semangat kerjanya".

"Baik buk"

Sera meredarkan perhatiannya ke seluruh cafe, untuk mencari dua anak laki laki itu yang dia yakini adalah anaknya.

"Lele? Jiji?", Chenle sama jisung yang lagi ngelamun ke luar jendela langsung noleh.

"BUNDA", Teriak mereka berdua, yang sedikit keras yang menyebabkan mereka jadi pusat perhatian sekarang, sera meminta maaf pada pengunjung dengan isyarat senyum.

"Kalian kenapa disini? Gak sekolah apa gimana nak? Sekolahnya libur?", Sera duduk di antara jisung dan chenle.

Chenle menggeleng "bukan, tapi kita berdua yang pengen ngeliburin diri biar bisa ketemu bunda".

Sera mengelus kedua kepala bungsu itu "ketemu bunda kan bisa kapan aja tiap hari juga bisa".

"Gak bisa, bunda akhir akhir ini sibuk, udah gak pernah ketemu kita lagi", ucap jisung.

"Maafin bunda ya bunda lagi banyak kerjaan disini, jadi gak sempat jengukin kalian, sebagai permintaan minta maaf nanti siang bunda traktir deh gimana?", Bujuk sera

Chenle langsung ngangkat kepalanya "bener ya bun?"

Sera ngangguk, "jangan bolos lagi ya, kasihan ayah nanti jadi repot".

"Iya bun"

•Dream Family•

Mobil mark terparkir mulus disebelah mobil bunda sera, mark mengenakan masker biar bekas luka di bibirnya tadi gak keliatan sama sera.

"Mbak mau ketemu bunda sera, bisa? Saya anaknya", ucap mark pada sekretaris sera.

"Oh silahkan tunggu di ruangan beliau aja dek, ibunya masih ada pertemuan".

"Ok makasih", mark berjalan menuju ruangan sera.

Saat mark membuka pintu matanya tertuju pada dua bocah yang lagi tidur di sofa "le? Ji? Astaga".

Mark menutup pelan pintu ruangan itu dan membiarkan kedua adiknya terlelap.

Di ruang kerja sera ada bingkai foto lumayan besar, foto tujuh anak laki laki yang masih memakai popok dan memegang botol susu masing masingnya.

Mark tersenyum tipis memperhatikan potret dirinya dan adik adiknya itu serta wanita cantik yang bisa di sebut terlalu muda untuk memiliki anak sebanyak itu.

Jisung dan chenle dalam dekapan sera sedangkan jaemin haechan di atas ayunan, jeno renjun duduk di kereta dorong dan mark berdiri sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang belum tumbuh sempurna.

Belasan tahun kenangan itu masih tersimpan di hati mark, hari hari yang panjang sebelum dia tau kenyataan pahit di keluarganya yang membuat pikirannya selalu berdebat hingga ketakutan yang sekarang sudah diwujudkan oleh ayahnya kembali.

"Abang?", Lamunan mark buyar begitu bunda sera datang.

mark menghampiri bundanya itu dan memeluknya "abang kangen bun", ucap mark.

"Bunda juga kangen sama kalian", jawab wanita yang berumur 40 tahun itu.

Bunda sera menyadari ada yang aneh dengan anaknya itu "tumben pake masker bang?", Tanyanya.

"Lagi batuk bun"

Bunda sera mengangkat sebelah alisnya sebagai pertanda meminta kebenaran dari mark.

"Iya bun maaf", mark membuka maskernya dan menampakan ujung bibirnya yang terluka.

Bunda sera beralih ngambil kotak obatnya, "jangan bohongin bunda, abang gak bakalan bisa", ucap bunda sera sambil mengobati mark.

"Maaf bun"

Setelah selesai mengobati mark, bunda sera pesen makanan, ini udah hampir jam makan siang, chenle jisung masih belum bangun kayaknya ngantuk banget.

Selagi nunggu makanan dateng bunda sera ngampirin mark yang lagi duduk di sofa "abang gak mau cerita apa sama bunda?", Tanyanya.

"Bunda pasti udah tebak apa yang lagi terjadi", senyum mark hambar.

Tangan bunda sera teraih mengelus kepala sulung itu "Iya bunda tau semuanya kok, bunda minta maaf karna ngilang gitu aja, tapi abang sama adek juga udah harus belajar nerima orang baru di kehidupan kalian"

"Umur abang udah 20tahun selama itu juga ayah hidup sendirian, ayah juga butuh pendamping, dan bunda yakin pilihan ayah yang sekarang gak akan kayak dulu lagi, gak akan ada lagi kunjungan psikiater setelahnya"

"Bunda tau ini gak mudah buat kalian tapi kalian harus inget saat dewasa nanti kalian juga akan milih hidup sama pendamping kalian kelak, terus ayah siapa yang jaga?"

Belum selesai sera ngomong mark udah nangis "bun abang gak bisa, rasanya sakit bun, kalau aja abang punya kemampuan mundurin waktu abang bakalan mundur ke masa itu bun" ucap mark menunjuk foto masa kecil mereka.

Sera cuma diam, saat ini anak anak mentalnya dan emosinya memang sangat tidak stabil.

"Sini bunda peluk, kita sakitnya bareng bareng bang", tanpa sadar bayi bungsu sera itu bangun dan ikut nimbrung dipelukan bundanya.

"Kalian istirahat disini dulu aja ya, nanti Injun, nono, nana sama echan biar bunda yang jemput ke sekolah", mereka pada ngangguk.

"Makan dulu, bunda udah pesenin"

"Makasih bunda"

•Dream Family•

Bunbun🖤

Kak bunda tunggu di gerbang ya.
Pulangnya bareng bunda.
Abang lagi istirahat di butik.

Ok bun🤸

"Njun", teriak jeno dari koridor kelas.

Renjun yang lagi bareng temennya noleh "apa no?"

"Nanti pulang sekolah bunda yang jemput", jelas jeno.

Renjun berbisik "bunda sera apa bunda bundaan itu?".

"Bunda kita jun, bunda sera", jawab jeno, renjun langsung ngasih tanda jempolnya.

Udah bel pulang, mereka berempat pada excited banget nungguin digerbang.

"BUNDA", ucap mereka sambil lambaiin tangan begitu melihat mobil bunda sera.

Mereka langsung ambil posisi di mobil, "Udah anak anak?", Mereka ngangguk.

"Kita ke butik ya, disana ada abang sama lele jiji", ucap sera.

"Iya bun", jawab mereka berempat.

Selama perjalanan pulang gak ada satu pun dari mereka yang ngomong, haechan jaemin yang biasanya riweh cuma diem doang natap jalanan.

"Bun-", ucap jeno yang memecah suasana sunyi tadi.

Dream FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang