2•

5K 379 10
                                    

"BUNDAAA, KAK ECHAN NAKAL", tangis jisung begitu keluar dari kamar mandi.

Sera yang sedang sibuk membuat bolu pun terhenti begitu mendengar sibungsu menangis.

"Ya ampun adek kenapa nangis?"

"Kak echan nakal bunda", Jisung makin segukan

Sera yang tidak tau sebabnya, memanggil putranya yang disebut nakal oleh jisung.

"Kak echan sini nak"

Haechan yang juga keluar dari kamar mandi cuma ketawa-ketawa jahil.

"Jelasin sama bunda, adek nangis karna apa". haechan yang udah berdiri di depannya.

"Ikan adek kakak masukin air, eh dianya nangis", jelas haechan.

Sera bingung, jisung menangis karna kesalahan yang mana, kenapa ikan dikasih air dia malah nangis kan ikan emang hidup di air.

"TAPI KAN ITU BUKAN IKAN BENERAN"

"ITU KAN.. "

"CUMA ROBOT IKAN"

sera yang udah paham masalahnya, menghela nafas panjang karena kelakuan ajaib haechan.

Tidak diherankan jika kedua remaja ini selalu tengkar karena yang satu jahil yang satunya lagi manja.

Sera memposisikan dirinya sejajar dengan putranya yang telah remaja itu.

"Kakak ga boleh gitu, jangan jahilin adeknya lagi, kasihan adek sampe nangis kek gitu".

Haechan yang sadar kalo kelewat jahil pun nunduk di depan sang bunda tidak berani menatap sera.

"Kakak minta maaf ya sama adek". Pinta sera.

Haechan mendekati jisung dan mengulurkan tangannya, jisung pun meraih tangan kakaknya itu.

"Bunda maafin kakak, jangan benci kakak ya, jangan buang kakak", haechan yang setelah minta maaf tadi langsung duduk di depan sera.

Mata haechan sudah penuh dengan air mata yang ia tahan untuk tidak jatuh.

"Hus anak bunda kok ngomong gitu", sera langsung menarik haechan dalam pelukannya, tak tega melihat mata cerah anaknya itu berubah menjadi sendu.

"Kakak jangan nangis ya, bunda ga marah kok, bunda sayang sama kakak sama kalian semua", sera menenangkan putranya itu.

Cukup lama haechan sudah terlihat tenang, nafasnya sudah teratur, sepertinya ia tertidur karna lelah menangis.

"Abang bantuin gendong adek ke kamarnya ya"

Mark yang baru datang pun langsung menggendong haechan ke kamarnya.

Haechan bukan anak kecil lagi yang jika tertidur bisa di gendong oleh Sera.

Kini putra-putranya telah beranjak dewasa, sudah mulai mengenal dunia dan mencari jati diri mereka.

Hanya bagi sera mereka tetap bayi laki-laki yang ingin selalu ia awasi.

"Habis jahilin adek lagi bun? Sampe nangis ketiduran", mark yang udah balik lagi ke dapur.

"Iya, robotan jiji dimasukin air",jawab sera menggeleng tawa.

Mark pun ikut tertawa mendengar cerita bundanya.

"Gimana dikampus bang? Baik-baik aja kan?", tanya sera pada si sulung yang tengah asik membantu membuat adonan kue.

"Baik-baik aja kok bunda",dibalas anggukan oleh sera.

"Adek belum balik bun?".

"Belum mereka bilang sebelum makan siang baru pulang".

Jeno, Renjun dan Jaemin dari pagi sudah izin pergi main basket di lapangan komplek.

Dream FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang