"bun, semuanya bakalan baik baik aja kan bun?", Ucap jeno dari kursi belakang kemudi, tangannya mengepal kedua tangan adiknya haechan dan jaemin.
Sera menetralkan nafasnya begitu pertanyaan rumit dari jeno terlontar.
Renjun yang duduk disebelah sera juga menatap bundanya itu penuh harap, "gak akan ada yang berubah kok, semua akan tetap baik-baik aja, percaya sama bunda ya?", Sebelah tangan sera terulur mengusap kepala renjun.
"Kita sayang bunda, cuma bunda sera", ucap jaemin berbisik disela tangis yang sedang dia tahan.
Sera membalas ucapan jaemin dengan senyuman lewat kaca spion tengah mobil.
Sampai di butik, Selain mark dan bungsu mereka pada makan siang dulu.
"Habis makan langsung mandi ya bang, kakak, adek"
"Iya bun"
Dimobil emang slalu ada baju cadangan mereka, buat jaga-jaga kalo dibutuhin diwaktu terdesak.
Sekarang mulai ada senyum di wajah mereka, haechan mulai ketawa ketawa habis jahilin jisung dan jaemin juga udah mulai usil ke kakak kakaknya.
Gak kayak semalam, senyum mereka ketutup masalah yang lagi bergelud dipikirannya.
Mark natap ke enam adik tersayangnya itu, tanpa sadar airmatanya jatuh berbarengan dengan senyum tipis dibibirnya.
Sera yang ngeliat suasana hati mark sangat sangat kacau tidak berniat menghampiri mark, sekarang bukan waktu yang tepat, mungkin nanti setelah di rumah semua bakalan dibicarain.
Dad calling
Hp mark berdering, memperlihatkan nama yang tertera sedang menghubunginya.
Mark tidak berniat mengangkat panggilan itu bahkan hp nya silent mode sekarang.
12 missed call
7 incoming messagesMark tidak memperdulikan notif yang masuk ke hpnya sekarang ia sibuk memperhatikan adiknya yang jadi korban ke egoisan ayahnya.
"Yuk balik, kerjaan bunda udah kelar", ucap sera yang udah nutup laptopnya.
Anak anak yang tengah asik nonton langsung sibuk ngambilin tas dan sepatu mereka.
Haechan nenteng sepatunya dan tasnya di pundaknya ngampirin sera, "kita ikut bunda boleh gak bun?".
Denger ucapan haechan saudaranya yang lain juga ikut memperlihatkan raut wajah penuh harap.
"Iya boleh, tapi izin dulu ya sama ayah", jawab sera.
"Gak perlu ah bun ayah jahat gak bakalan peduli kita juga", jawab jaemin yang sibuk pake sepatunya.
"Nana? Kok ngomongnya gitu?"
"Iya buktinya tadi pagi ayah nampar abang sampe bibir abang luka", jawab jaemin dengan wajah gak sukanya.
Mendengar jawaban jaemin, renjun sama haechan yang sama sekali gak tau masalah itu terkejut.
Mark langsung rangkul tangan jaemin "Udah dek, jangan bahas lagi ya", jaemin cuma diem trus keluar dari ruangan sera.
"Yaudah biar bunda yang hubungin ayah minta izin, sekarang kita pulang".
Mark, jaemin, jeno, jisung bareng dimobil jeno, sedangkan renjun, haechan sama chenle bareng bunda sera.
Dimobil anak anak udah mulai ngobrol lagi haechan sama chenle juga udah asik jahil jahilan.
"Bun makan malam nanti sup jagung ya bun, kangen banget sup buatan bunda", ucap haechan yang kecapekan habis gelitikin chenle.
Chenle yang terkapar karna serangan haechan juga ikutan nyaut "jangan lupa telor dadarnya bun".
Renjun cuma bantu kekeh doang "Siap tuan tuan", jawab sera, mereka berdua yang duduk dibelakangan balas dengan senyum ngambang.
Renjun ngeplay musik yang ada di mobil, renjun itu penyuka lagu ballad karna teduh dan sesuai kepribadiannya juga.
Renjun mulai hanyut dalam alunan melodi yang dia setel tadi, "suara kakak emang the best ya, gak heran abang ngincer kakak mulu".
Sudut bibir renjun terbuka lebar, tertawa memamerkan gigi rapinya "biasa aja bun, abangnya aja yang males cari-"
Ucapan renjun terhenti begitu ada panggilan masuk di ponsel sera.
"Ayah?", Sera mengangguk menanggapi pertanyaan renjun.
"Bunda angkat dulu", ucap sera.
"Iya john"
"Ra anak anak belum pulang ini udah sore banget gak biasanya mereka pulang telat gak ngabarin, dan aku tadi pagi juga-"
"Anak anak bareng aku, untuk malam ini izinin mereka nginep di tempat aku ya"
"Astaga syukurlah, mereka marah sama aku ra karna-"
"I know, nanti kita bicarain setelah emosi kita semua reda, udah dulu ya dah"
Setelah panggilan telephone terputus, terlihat perubahan ekspresi dari ketiga remaja itu.
Renjun membuang nafasnya kasar ke arah jendela "masih peduli bun ayah sama kita?".
Sera natap jalanan dengan pikirannya sedang kacau juga sama dengan anak anak ini. "Yang namanya orang tua gak akan pernah berhenti sayang dan pedulinya sama anak anak mereka", jawab sera.
"Kalau emang sayang dan peduli seharusnya gak gini bun", sekarang haechan yang bersuara tawa yang ia buat dengan chenle tadi tetep gak bisa mengobati luka hatinya.
Sampai di rumah sera, mereka masuk dan mereka yang di mobil jeno tadi dapat merasakan perbedaan suasana ketiga saudaranya itu.
"Kenapa dek?", Tanya mark yang menghampiri renjun yang sedang duduk menatap kolam renang.
Renjun menoleh "ayah tadi telvonin bunda".
Mark senyum miris, "berat ya bang, berat banget kasihan lele sama jiji yang harus nanggung beban seberat ini, mau sampai kapan bang?", ucap renjun.
Tanpa menunggu jawaban mark renjun sudah meloncat ke arah kolam, bukan untuk mencelakai dirinya dia hanya menenangkan pikirannya dengan suhu air yang sejuk.
"Ih kakak kok gak ngajak ngajak sih?", Protes jaemin dari lantai dua, dia langsung ngibrit lari ke kolam.
"Gak niat cuma kepleset", jawab renjun yang udah keluar dari kolam.
Haechan yang dateng sambil bawa tujuh gelas coklat panas nyaut "ngeles padahal tadi masuk kolam biar nangisnya gak ketauan sama kita".
Ia waktu renjun ngobrol sama mark matanya udah panas nahan tangis dan juga di sana ada haechan sama jisung kalau cuma mark doang mungkin renjun udah nangis kejer kejer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Family
FanfictionCoretan ke-DUA Start : Agustus 2020 Finish : Desember 2020 201222 #1 jungsungchan 210514 #1 nakamotoyuta 210824 #1 shotaroosaki 211113 #1 xiaodejun 221201 #1 chittaphonleechaiyapornkul 210816 #2 shotaroosaki 210825 #2 qianqun 210828 #2 chittaphonlee...