TWENTY EIGHT

59 11 0
                                    

Selamat membaca

Dara berdiri tepat di samping pintu toilet pria. Menunggu sahabatnya yang selalu membuatnya kesal. Siapa lagi kalau bukan Jiwoo.

Namja itu tiba tiba menarik tangan Dara. Mengurungkan niat mereka untuk masuk kedalam ruang Inap Haneul.

" kau tahu, aku menahannya sedari tadi "

Dara hanya melirik sahabatnya itu dengan geram. Keinginan hatinya untuk segera bertemu Haneul berubah menjadi kesal.

Jiwoo meringis mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan mengisyaratkan lambang 'peace'  tanpa rasa bersalah.

Dara berjalan lebih dulu. Jiwoo dapat menghembuskan nafas lega. Sesungguhnya ia tadi hanya berpura pura menahan sakit perut kepada Dara.

Ia melihat Jhope berada di ruang inap Haneul. Pasti itu ada kaliatannya sldengan Sinb. Jiwoo mengambil langkah mengajak Dara untuk menjauh sejenak, mengulur waktu sampai Jhope pergi.

Jiwoo tak ingin Dara mengetahui hal ini. Mengingat rasa tak sukanya terhadap Sinb yang berlebih sudah jelas karena Sinb sahabat mereka mengalami masa sulit. Dara tak suka itu.

" Jiwoo-ya kau ini lambat sekali "

Dara menarik tangan Jiwoo supaya mereka segera sampai di Kamar inap Haneul. 2 hari sahabat mereka tak sadarkan diri, mendengar Haneul membaik mereka harus segera menemuinya.

" tenanglah. Kau ini mengerti sedikit, perutku masih sakit Dara-ya " Dusta Jiwoo.

Tanpa Jiwoo sadari. Ternyata ia pandai berekting juga.

Jiwoo membuka pintu lebih dulu. Melihat suasana ruangan itu yang sepi. Hanya ada Haneul tergeletak di ranjangnya.

Dara segera mendekat. Mulai mececar Haneul dengan banyak pertanyaan yang sangat menyebalkan.

" kau baik baik saja kan? Aigoo, kau tidur lama sekali Haneul-ah. Kau ingin makan apa sekarang? Atau kau ingin pulang? "

Masih banyak lagi yang Dara ucap tanpa titik atau tanda koma sedikitpun.

Di posisinya Haneul hanya terkekeh melihat sikap Dara yang sangat mengkhawatirkan dirinya.

" Ya! Kau terus saja berkicau, biarkan Haneul istirahat " komentar Jiwoo.

Dara melempar tatapan penuh kekesalan. Membuat Jiwoo dan Haneul sama sama menahan tawa mereka.

" kalian selalu saja bertengkar "









Jimin merasa ada yang aneh dengan sikap Sinb akhir akhir ini. Yeojanya itu terlihat seperti sedang menjauhi dirinya. Bahkan Sinb sekarang sering datang beberapa menit sebelum bel masuk.

Membuat Jimin tak dapat menyapa kekasihnya itu setiap pagi seperti biasanya.
Sepulanh sekolah, Jimin selalu tertinggal. Karena Sinb sudah lebih dulu keluar dari kelasnya.

Mereka jadi jarang bertemu. Kesibukan Jimin pra-debut membuatnya tak bisa bertemu dengan Sinb selain jam sekolah.

JIMIN :
Kenapa tak menunggu?

SINB :
Mianne , aku harus segera sampai rumah.

Between Our SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang