Haiiiiiii
Selamattt membacaa yaaaa..Jimin menuruti langkah kaki ibunya menuju sebuah ruang pertemuan berukuran kecil di lantai tiga restoran bintang lima ini.
Jangtungnya berdegup dengan sangat kencang mempersiapkan diri untuk terlihat natural di depan yeoja pilihan ibunya nanti.
Senyum nyonya Park terus menghiasi wajahnya. Jimin dapat melihat itu dengan sangat jelas.
Pintu lift terbuka. Memberikan pemandangan yang sangat estetik untuk bagian lantai tiga.
Nyonya Park berjalan. Mengambil jalur arah kanan untuk segera menuju ruangannya.
Tiba tiba ponsel Jimin bergetar. Membuat namja itu menghentikan langkahnya.
Merogoh saku jasnya. Mengambil benda pipih yang tadi bergetar sejenak.
YUJU :
Aku merindukanmu.Kaki Jimin terasa kian melemas. Bahkan untuk mensejajari langkah kaki ibunya ia tak mampu.
Tiba tiba bayangan wajah sedih Yuju mengisi penuh pikirannya. Ia mulai merasa bersalah.
Bagaimana jika Yuju tahu?
Tiba tiba nyonya Park membalikan badan. Melihat anaknya yang sedang berdiri sedikit bersandar pada meja di sampingnya.
Lalu Nyonya Park berjalan mendekat. Mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan yang sudah di pesan oleh Jiwoo itu.
Menatap wajah sedih yang Jimin sembunyikan dalam posisi tertunduk. Nyonya Park merasa sedikit bersalah, membuat putranya seperti ini.
" sedikit lagi nak " ucap Nyonya Park dalam hati.
Jimin mengangkat pandangannya. Menatap wajah ibunya yang terlihat seperti bingung di mata Jimin.
" Gwenchanayo? " tanya Nyonya Park.
" Eomma aku tak bisa melakukan ini. Hatiku sudah terisi oleh yeoja lain "
Nyonya park menatap tajam kearah putranya. Mata Jimin sudah berkaca kaca. Menatap ibunya dengan sorot memohon.
" Yuju-ya? "
" Eomma, Jaebal "
Tanpa menggupris permohonan Jimin. Nyonya park menarik paksa tangan Jimin menuju ke arah ruangan itu.
Tubuh Jimin yang melemas tak bisa menolak cengkraman tangan yang sangat kuat dari ibunya.
" Eomaa lakukakan ini untuk kebahagiaanmu Jimin-ah " ucap Nyonya Park dengan penuh ancaman.
Jimin berjalan melewati beberapa meja yang tertata rapi sebelum sampai di pintu berwarna coklat itu.
Jantungnya berdegup sangat kencang. Bahkan tangannya ikut bergetar, mata Jimin pun sudah mulai berkaca kaca.
Ckleekkk..
Pintu ruangan terbuka. Jimin memilih menundukkan wajahnya dan menghindari tatapan lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Smile
Romance[END] ✔️ Aku mencintainya, apapun yang terjadi aku tetap mencintainya. Dia, seseorang tarlalu kuat menungguku.