TWENTY FIVE

58 11 0
                                    

Selamat membaca

Yuju memejamkan matanya karena terlalu takut dalam situasi seperti ini. Hwan seperti kehilangan kendalinya tanpa Yuju tau apa yang membuatnya seperti itu.

Dalam hati Yuju terus mengucapkan doa. Agar dirinya tetao terlindungi alih alih terjadi kecelakaan nanti.

Perlahan, Yuju merasakan mobil Hwan berhenti. Ia mendengar Hwan membanting pintu mobil dengan sangat kencang kemudian membuka pintu di samping Yuju dengan kasar.

Genggaman tangan Hwan sangat kencang. Membuat Yuju merintih menahan sakit. Di tambah, Yuju sangat terkejut ia baru menyadari bila Hwan membawanya ke bandara.

Langkah Hwan terhenti. Ia menoleh kearah Yuju, lalu membuka jaket yang sedang ia kenakan. Hwan bergerak menyampirkan jaket itu kepada Yuju lalu tersenyum tipis.

" Mianne " ucapnya lemah.

Yuju masih tak dapat berbicara apapun. Ia masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia lalui.

Lagi lagi Hwan membawanya lari di tengah ramai suasana bandara. Yuju seperti tanpa arah dan tanpa tujuan. Ia menggantungkan segalanya kepada Hwan.

" 20 menit lagi "

Hwan mengeratkan genggaman tangannya. Melangkah lebar menuju bagian barat.

Yuju tak tahan lagi, ia menahan tangan Hwan. Membuat namja itu berhenti bergerak.

Hwan menatap Yuju yang sudah memberikan tatapan tak bersahabat.

" 20 menit lagi Bongcha akan berangkat ke London Yuju-ya. Kita tak punya waktu " jelas Hwan.

" London? Apa maksudmu? "

" ia akan menetap di sana. Apa kau tak tahu? "

" Jinja? "

Hwan tak menjawab. Namja itu kembali menarik tangan Yuju menuju arah barat. Kali ini Yuju mulai bergerak mensejajari langkah kaki Hwan.

Di ujung sana. Bongcha duduk menyendirii dengan paspor di tangannya. Yuju melepas genggaman Hwan dan berlari cepat menghampiri sahabatnya.

" Cha-ya "

Bongcha terkejut melihat keberadaan Yuju. Ia gelagapan tak tau harus berbuat apa. Tak lama kemudian Hwan datang. Membuat Yeoja itu semakin gelagapan.

" kenapa? " tanya Yuju.

Air mata Yeoja itu sudah berderai. Kakinya lemas. Benar, dugaannya benar. Bongcha yang merencanakan ini semua.

Untuk apa ini?

Bongcha memeluk tubuh Yuju. Air matanya jatuh tanpa harus berkata apa. Ia merasa bersalah karena tak berpamitan dengan Yuju.

" Cha-ya. Kau jahat "

" Mianne, aku tak berpamitan Yuju-ya "

Yuju menggelengkan kepala. Menatap Sahabatnya yang akan pergi jauh.

" untuk apa kau meminta Hwan untuk ....  "

Between Our SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang