FORTY EIGHT

90 13 1
                                    

Selamat membaca Yeorobun 😍

Jantung Yuju berdegup dengan amat kencang. Ia menatap Jimin dengan sangat gugup.

Namja itu benar benar menunggunya untuk menjawab pertanyaan yang sedari tadi Yuju harap tak Jimin lontarkan.

" Yuju-ya kau dengar aku kan? " tanyanya lagi.

Yuju tersentak. Sikapnya terlihat sangat natural untuk pura pura terkejut.

" Mian. Bisa kau ulang pertanyaannya? "

Jimin meringis. Menyadari sikap Yuju yang benar benar terkesan sangat terkejut itu.

Sedari tadi Yeoja itu sedikit di sibukkan dengan ponselnya. Untuk membalas beberapa pesan penting.

" kenapa tiba tiba memilih tempat ini? Kau baru bertemu siapa? " tanya Jimin mengulang.

" hanya teman. Kebetulan sudah lama tak bertemu. Apa Restoran ini bukan seleramu? "

Jimin menggaleng cepat. Tersenyum menandakan bahwa ia sangat menyukai restoran pilihan Yuju.

" aku pikir kau tak suka Jimin-ah "

Tangan Jimin bergerak mengusap Pipi Yuju. Yeoja itu menampakkan wajah sedih yang tak Jimin sukai.

" kau benar benar sensitif "

" ya! "

" tetaplah seperti ini. Aku menyukainya "

Tawa mereka pecah. Seiring berjalannya waktu Yuju dapat terbiasa dengan sikap sikap lembut Jimin.

Rasa gugupnya perlahan hilang dan mulai merasakan kehangatan yang membuatnya senang.

Genggaman tangan Jimin, senyumannya bahkan sikap lembutnya membuat Yuju merasa rindu bila tak bertemu.

Dirinya berteriak dalam hati. Tak menyesali perasaannya yang masih harus tetap menunggu.

Entahlah, menunggu Jimin melupakan Sinb atau menunggu Jimin memperjuangkan perasaan yang namja itu miliki untuk membatalkan perjodohan.

Yuju sama sekali tak mengetahui maksud dirinya harus menunggu.

" kapan aku bisa bertemu nyonya Park lagi? " tanya Yuju.

Yuju melihat perubahan ekspresi yang signifikan dari Jimin. Membuatnya sedikit salah tingkah. Merasa ada yang salah dari pertanyaannya.

Jimin menunduk. Memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan kepada Yuju.

Seketika ia teringat pesan Taehyung. Untuk tidak bersikap aneh atau memberi tahu tentang perjodohannya.

" Mwo? Apa ada yanh salah? " tanya Yuju.

" Anii. Aku hanya berfikir. Mungkin agak sedikit lama untuk bertemu eomma. Kau tahu, Bangtan banyak project akhir akhir ini "

Yuju menganggukkan kepalanya. Terbersit sedikir rasa kecewa. Namun mendengar alasan Jimin. Dirinya tak mampu mengelak dan harus tetap menunggu.

Diraihnya cup berisi Vanila late di hadapannya. Isi Cup itu tersisa satu tegukan lagi.

Between Our SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang