20. Tentang Benci dan Cinta

1.1K 172 31
                                    

Hallo temen temen!

Untuk chapter kali ini, agak serius :( aku yang ngetik aja ngerasa nyesek.
Disarankan putar lagu My life's everything - Astro. Biar lebih ngena feelnya.

Happy reading! ✨

Jungkook itu bukan tipikal bad boy yang suka nakal, bertutur kata kasar dan kotor, selalu membangkang, bergaul dengan orang orang yang sama bad-nya. Suka menghamburkan uang dan bermain wanita.

Tapi Jungkook juga bukan tipe laki laki yang sangat baik, sangat disayangi guru, anak emas sekolah, teman kencan hanya dengan buku dan lab, tidak kenal perempuan dan menjungjung tinggi hak perempuan.
Ia hanya laki laki SMA biasa, tidak terlalu bad dan tidak juga sepenuhnya good. Ia memang menjadi kebanggan Haneul Senior High School karena memiliki otak kelewat cerdas, suka membawa pulang piala dan membuat nama almamater harum. Tapi ia juga suka melakukan kenakalan, seperti membolos, candu dalam bermain game, jahil—meski sebenarnya hanya dengan sahabat dan juga Hyemi.

Bahkan ia juga pernah merokok dan minum alkohol di usia nya yang belum legal. Oh jangan lupa ia juga pernah menonton film bergenre dewasa sambil mengemil pop cron dengan Jimin dan Mingyu, meski pada akhirnya pop corn tersebut tak tersentuh karena mereka lebih memilih bantal untuk digigit gemas.

Namun tidak sering hanya pernah dan sesekali jika ia sedang ingin atau berada dalam mode bad-nya. Tapi untuk kali ini sudah kelewatan. Jungkook duduk di atas jendela kamarnya sambil memandang langit kosong yang hanya menempilkan sesosok bulan, sendirian tanpa adanya sosok bintang yang berhamburan. Sambil mengapit sebatang rokok dan menyembulkan asapnya secara santai.

Bisa dilihat puntung rokok yang berserakan dimana mana, ini juga bukan sekali, terhitung ia mulai gila gilaan merokok setelah turnamen basket tempo hari. Bukan—bukan karena Jungkook kalah dalam pertandingan, sudah dibilangkan Tim Jungkook tak pernah membawa kekalahan meskipun itu tidak selalu paling unggul, tapi setidaknya tak pernah pulang dengan tangan kosong. Terbukti Timnya pulang dengan kemenangan dan akan berlanjut ke babak final minggu depan.

Hyemi melihat kamar Jungkook yang memang tidak tertutup, pintunya terbuka setengah sehingga gadis itu bisa melihat seberapa kacau sang kakak dan daerah teritorialnya.

Bahkan bau kamar Golden Jeon kini didominasi oleh bau rokok tak seperti biasanya yang wangi lembut namun tetap memiliki kesan manly. Sangat Jeon Jungkook sekali.

Hyemi memberanikan diri melangkah memasuki kamar yang di dominasi warna abu abu itu. Merasa ada seseorang yang memasuki kamarnya Jungkook menolehkan kepalanya melihat sang empu yang sedang berjalan. Meskipun ia tahu siapa yang datang Jungkook tetap memutar lehernya. Tak lama hanya sekitar dua detik ia saling bertatap  dengan Hyemi.

Kemudian ia lebih memilih kembali menghisap rokok miliknya dan menikmati sepoi angin yang memanjakannya.

“Kau merokok?” Retotik, sudah tahu jawabannya tapi masih saja melemparkan pertanyaan.

Jungkook tak mengindahkan Hyemi, ia lebih memilih kembali menikmati hisapan dan kepulan asap yang ia hasilkan dari menyesap batangan tembakau itu.

“Matikan rokokmu, demi Tuhan itu terlalu banyak, kau bisa merusak tubuhmu!”

Laki laki itu tak menghiraukan, ia acuh, padahal biasanya jika ada Hyemi di dekatnya ia langsung melemparkan lelucon menyebalkan atau kelakuan menyebalkan khas Jeon Jungkook.

Hyemi mengerutkan keningnya tak mengerti dengan sikap acuh kakaknya itu. “Aku tahu kau mendengark—“

Hati Hyemi mencelos, tanpa pernah ia duga sebelumnya. Baru saja Jungkook menepis kasar tangan Hyemi yang menyentuh pundak Jungkook.

GRAY PAPER - JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang